Lokasi Penelitian Biologi Kelapa Sawit

Pengambilan data dari sifat mekanik kompon sol sepatu tersebut adalah: 1. Pengukuran waktu vulkanisasiwaktu masak dengan menggunakan Rheometer Mosanto T-100 2. Pengukuran perpanjangan putus, tegangan tarik, ketahanan sobek, modulus dengan menggunakan Tensiometer Mosanto T-10 3. Analisis permukaan dengan menggunakan alat SEM Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians ANAVA dengan tingkat signifikan 5.

1.7. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Karet Tanjung Morawa, Pabrik Swallow Tanjung Morawa dan Laboratorium Pendidikan Teknologi Kimia Industri PTKI Medan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Karet

Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangnya adalah sama sebagaimana 1,4- poliisoprena. Dimana isoprena merupakan produk degradasi utama karet. Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97 cis-1,4-isoprena, dikenal sebagai Hevea Rubber. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari 32-35 karet dan sekitar 5 senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol ester dan garam. Lateks biasa dikonversikan ke karet busa dengan aerasi mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi Malcom,P.S., 2001.

2.1.1. Jenis-jenis Karet Alam

Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah : - Bahan olah karet lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar - Karet konvensional RSS, white crepes, dan pale crepe - Lateks pekat Universitas Sumatera Utara - Karet bongkah atau block rubber SIR 5, SIR 10, dan SIR 20 - Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber - Karet siap olah atau tyre rubber - Karet reklim atau reclaimed rubber Tim penulis, 1992.

2.1.2. Sifat-Sifat Karet Alam

Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan berat jenis 0,91-093. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi, sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonite. Temperatur penggunaan yang paling tinggi sekitar 99 o C, melunak pada 130 o C dan terurai sekitar 200 o C. Sifat isolasi listriknya berbeda karena pencampuran dengan aditif. Namun demikian, karakteristik listrik pada frekuensi tinggi, jelek. Sifat kimianya jelek terhadap ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat tersebut dapat larut dalam hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet yang kenyal agar mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon.

2.1.3. Karet Alam SIR-20

Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Standar Indonesia Rubber SIR. SIR adalah Karet bongkah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet alam SIR-20 berasal dari koagulum lateks yang sudah digumpalkan atau hasil olahan seperti lum,sit angin, getah keeping sisa, yang diperoleh dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum. Prinsip tahapan proses pengolahan karet alam SIR-20 yaitu - Sortasi bahan baku - Pembersihan dan pencampuran makro - Peremahan Universitas Sumatera Utara - Pengeringan - Pengempaan bandela - Pengemasan Perbedaan SIR 5, SIR 10, dan SIR 20 adalah pada standar spesifikasi mutu kadar kotoran, kadar abu dan kadar zat menguap yang sesuai dengan Standar Indonesia Rubber. Langkah proses pengolahan karet alam SIR 20 bahan baku koagulum lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa. Disortasi dan dilakukan pembersihan dan pencampuran mikro, pengeringan gantung selama 10 hari sampai 20 hari, peremahan, pengeringan, pengempaan bandela, setiap bandela 33 Kg atau 35 Kg, pengemasan dan karet alam SIR-20 siap untuk diekspor Ompusunngu, 1987. Karet alam SIR-20 mempunyai spesifikasi berdasarkan Standar Indonesia Rubber SIR sebagai berikut. Tabel 2.1. Standar Indonesia Rubber sNo Spesifikasi Karet Alam SIR-20 1. Kadar kotoran maksimum 0,20 2. Kadar abu maksimum 1,0 3. Kadar zat atsiri maksimum 1,0 4. PRI minimum 40 5. Plastisitas-P o minimum 30 6. Kode warna Merah

2.1.4. Penggunaan Karet Alam

Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam industri seperti mesin-mesin pengerak Universitas Sumatera Utara Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain ban mobil, tetapi juga ditemukan dalam sekelompok produk-produk komersial termasuk sol sepatu, segel karet, insulasi listrik, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, bahan-bahan pembungkus logam, aksesoris olah raga dan lain-lain Tim penulis, 1992.

2.2. Biologi Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tipisnya cangkang kelapa sawit yang menjadi lima varietas utama, yaitu: a. Varietas Dura Cangkang cukup tebal 2-8 mm, daging buah tipis, persentase daging buah terhadap buah 35-50, inti buah besar. b. Varietas Psifera Cangkang sangat tipis, bahkan hampir tidak ada.Daging buah tebal sangat kecil. c. Varietas Tenera Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas Dura dan varietas Psifera, sehingga sifat-sifat morfologi dan anatomi varietas ini nerupakan perpaduan antara kedua sifat induknya. Tebal cangkang varietas Tenera adalah 0,5-4,0 mm, persentase daging buah 60-90. d. Varietas Macro Carya Daging buah sangat tipis, tempurung sangt tebal 4-5mm e. Varietas Dwikka Wakka Dwikka Wakka mempunyai ciri yang khas, yaitu daging buahnya sabut berlapis dua Hadi,M.M, 2004. Universitas Sumatera Utara 2.2.1.Cangkang Kelapa Sawit Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar yaitu mencapai 30 dari produk minyak. Cangkang kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit ialah tandan kosong, serat dan cangkang. Tabel. 2.2. Rendemen limbah padat Jenis Persentase terhadap TBS Hasil Proses Basah Kering Tandan Kosong 21-23 10-12 Bantingan Serat 8-11 5-8 Screw Press Cangkang 5 4 Shell Separator Sumber : Naibaho,P.M., 1996 Cangkang buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang aktif dimanfaatkan oleh berbagai industri, antara lain industri minyak, karet, gula dan farmasi Fauzi, 2002.

2.3. Hitam Arang