2.4.1.Standar Mutu Arang Aktif
Menurut SII, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada table berikut ini :
Tabel 2.3. Persyaratan arang aktif menurut SII Jenis uji
Persyaratan Bagian yang hilang pada pemanasan 950
o
C Maksimum 15
Air Maksimum 10
Abu Maksimum 2,5
Bagian yang tidak mengarang Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I
2
Maksimum 20
2.5. Vulkanisasi
Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet yang linear mengalami reaksi sambung silang crosslinking sehingga menjadi molekul polimer
yang membentuk rangkaian tiga dimensi. Reaksi merubah karet yang bersifat plastis lembut dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat. Vulkanisasi juga
dikenal dengan proses pematangan, dan molekul karet yang sudah tersambung silang dirujuk sebagai vulkanisasi karet.
Secara umum vulkanisasi dibagi menjadi tiga sistim yaitu pemvulkanisasian konvensional, semiefisien, dan efisien. Untuk tujuan pembedaan ketiga sistim ini
dibedakan berdasarkan jumlah kuratif perbandingan antara sulfur dan pencepat yang digunakan. Ketiga tujuan pembedaan antara sistim effisien dan tidak efisien sistim
konvensional digunakan faktor efisien sambung silang Indra Surya, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Bahan Kimia Penyusun Kompon Karet
Ada beberapa bahan kimia dalam menyusun kompon. Sesuai dengan proses yang dibantunya bahan itu ada yang berfungsi sebagai bahan pokok, yaitu :
2.6.1. Bahan pemvulkanisasi
Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar kompon karet cepat matang. Yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk vulkanisasi
karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis. Selain belerang bahan- bahan seperti damar fenolik, peroksida organik, radiasi sinar gamma, serta
uretan juga dapat digunakan Tim penulis, 1992.
2.6.2. Bahan Pemercepat Reaksi
Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia industri hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tak langsung juga
menambah biaya.
Bahan pencepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan ini. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam bahan pencepat reaksi Tim penulis,
1992. Contoh-contoh : MBT,MBTS,DPG,TMT,HBS, dan lain-lain
Tergantung dari khasiatnya untuk mempercepat vulkanisasi, bahan-bahan pencepat dapat dibagi menjadi beberapa golongan :
- Bahan-bahan pencepat yang lemah
- Bahan-bahan pencepat yang sedang
- Bahan-bahan pencepat yang kuat
- Bahan-bahan pencepat yang ultra teramat sangat Rubber Stichting, 1983.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3. Bahan Penggiat
Fungsi bahan pengiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi, meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses
pengolahan karet. Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan pengiat yang paling banyak dipakai.
2.6.4. Bahan antioksidan dan antiozon
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap
pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi, retak- retak, dan lentur Tim penulis,1992.
Untuk melindungi barang dari karet terhadap oksidasi, maka hamper selalu ditambahkan antioksidan. Antioksidan-antioksidan ini dibagi menjadi dua golongan:
a. Yang menyebabkan perubahan warna dari barang karet. Ini hanya dapat
dipakai dalam campuran yang berwarna tua atau hitam b.
Yang tidak menyebabkan perubahan warna dan dapat dipakai untuk barang yang berwarna muda atau putih.
Seperti halnya dengan bahan-bahan pencepat, antioksidan-antioksidan juga merupakan senyawa kimia, misalnya PBN,MB 4010 dan sebagainya Rubber
Stichting, 1983. Adapun antiozon yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina
seperti Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88. Jenis wax atau lilin bisa juga membantu melindungi karet dalam kondisi statis terhadap ozon.
2.6.5. Bahan Pelunak
Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan pengisi yang
Universitas Sumatera Utara
cukup banyak perlu diimbangi dengan penambahan bahan ini. Bahan pelunak yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati, minyak aromatik,
terpinus, lilin parafin, faktis, damar, dan bitumen.
2.6.6. Bahan Pengisi
Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet antara lain : 1.
Bahan pengisi yang tidak aktif. Yang hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya
menurun. Biasanya bahan pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat karena bahan ini berharga murah, contohnya
kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat dan barit.
2. Bahan pengisi aktif atau bahan pengisi yang menguatkan. Contohnya karbon
hitam, silika, aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan
putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. Kadang-kadang bahan pengisi aktif dan tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatif
penghematan biaya Tim Penulis, 1997. Adapun ukuran dari partikel dari bahan pengisi ini adalah :
a. Netral : 2-10µ
b. Memperkuat : 0,1-0,4µ
Yang pasti adalah derajat keaktifan atau derajat memperkuat ini berhubungan dengan : a.
Besarnya partikel-partikel Makin kecil bahan pengisi, makin besar khasiatnya
b. Jenis permukaan dari partikel bahan pengisi yang kecil itu. Ini mungkin
rata
Universitas Sumatera Utara
c. Bentuknya, ini mungkin bulat atau persegi panjang Rubber Stichting,
1983.
2.7. Sol Sepatu
Sol sepatu adalah permukaan sepatu yang langsung bersentuhan dengan lantai. Sol biasanya tercetak terpisah atau mempunyai rancangan yang dibuat oleh sebuah
calendar. Marthan, 1998. Sol sepatu merupakan salah satu faktor penentu kualitas sepatu. Sol sepatu boots dibuat dari kompon keras hard sol. Umumnya, sepatu boots
dibuat dengan warna dasar hitam. Karena itu pembuatan sol sepatu boots digunakan bahan yang sifatnya keras seperti karet RSS, dan bahan pengisi dari hitam arang.
Penggunaan sol karet di Indonesia ini sangat besar, dari data hasil survei potensi industry alas kaki, diperkirakan 50 dari konsumsi sol di Indonesia adalah sol
karet Profil Industri Kecil, 1986. Syarat utama yang harus dimiliki oleh sol adalah ketahanan, kelenturan,
kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan serta bagian atas sol yang melekat Marthan, 1998.
Dalam pembuatan sol sepatu kompon merupakan campuran karet mentah dengan beberapa bahan kimia ZnO, St acid, chemisil, paraffinic oil, TiO
2
, SP, sulfur, MBTS, DPG,DEG, CaCO
3
yang terlebih dahulu diramu dengan mencampurkannya menggunakan open mill atau banburi untuk mendapatkan kompon karet yang siap
divulkanisasi. Kedalam kompon ditambahkan bahan pengisi drengan tujuan untuk meningkatkan sifat mekanik, memperbaiki karakteristik pengolahan dan menurunkan
biaya. Kompon sol sepatu adalah kompon standar yang digunakan dalam pembuatan
sol sepatu. Dan untuk selanjutnya dilakukan pengujian sifat-sifat mekanik vulkanisat karet dari kompon sol sepatu yang sudah jadi. Hasil pengujian sifat mekanik sol
sepatu dapat diketahui dengan menyesuaikan hasil pengujian terhadap hasil yang baku. Standar mutu sol sepatu secara umum dapat dilihat dalam tabel 2.4:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Standar mutu sol sepatu secara umum No
Jenis uji Satuan
Syarat 1.
Tegangan tarik Nmm
2
Min 5 2.
Perpanjangan putus Min 100
3. Kekerasan
Shore A 55-75
4. Kekuatan sobek
Nmm
2
Min 2,5 5.
Perpanjangan tetap100 Maks 10
6. Bobot jenis
grcm
2
Maks 1,5 7.
Ketahanan kikis Graseli mm
3
Kg Maks 2,5
8. Ketahanan retak lentur 150 Kes
- Baik tidak retak
9. Pengembangan dalam benzoil
- Maks 225 volume
Sumber : SNI 12-0172-1987 Sebenarnya formula sol sepatu sangat bervariasi, tergantung pada kualitas dan
karakteristik tertentu yang perlu dipertimbangkan tetapi umunya formula dasarnya tertera pada table 2.5 :
Table 2.5. Formula kompon sol sepatu secara umum Bahan-bahan
Kompon Karet alam
50 sampai 100 ZnO
3 sampai 5 Asam lemak
0,5 sampai 2,5 Antioksidan
0 sampai 1 Belerang sulfur
2 sampai 4
Universitas Sumatera Utara
Pigmen pewarna 80 sampai 200
Resin atau Oli 5 sampai 30
Pencepat 0,5 sampai 1,5
Carbon black, tanah liat, pemutih, bubuk, magnesium karbonat, serat alam dan lain-lain. sumber: SBP Board Of Consultants and Engineers, 1987
2.8. Pengujian Sifat Fisika Karet