2.2.1.Cangkang Kelapa Sawit
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar yaitu mencapai 30 dari produk minyak. Cangkang kelapa sawit
termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah
selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin.
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit ialah tandan kosong, serat dan cangkang.
Tabel. 2.2. Rendemen limbah padat Jenis
Persentase terhadap TBS Hasil Proses
Basah Kering
Tandan Kosong 21-23
10-12 Bantingan
Serat 8-11
5-8 Screw Press
Cangkang 5
4 Shell Separator
Sumber : Naibaho,P.M., 1996 Cangkang buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang
aktif dimanfaatkan oleh berbagai industri, antara lain industri minyak, karet, gula dan farmasi Fauzi, 2002.
2.3. Hitam Arang
Hitam arang adalah suatu bahan amorf yang dihasilkan secara termal atau dekomposisi oksidatif hidrokarbon, biasanya digunakan pada karet sebagai bahan
penguat, pigmen dan lain-lain. Pada tahun 1912 era baru hitam arang dengan penggunaannya ditemukan bahwa karbon dapat ditambahkan dengan karet, yang
Universitas Sumatera Utara
dapat menambah mutu karet atau ketahanan pada goresan SBP Board of consultants and Enginers, 1987.
Bahan pengisi sangat memegang peranan penting dalam industri ban dan polimer, karena fungsi bahan pengisi untuk menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan kekuatan mekanik. Berdasarkan proses pembuatannya dikenal tiga bahan pengisi antara lain :
a. Channel Black
Proses channel black dihasilkan melalui pembakaran yang tidak sempurna dari gas alam. Api dihembuskan pada permukaan logam sehingga channel black
ini diperoleh. Prosesnya menggunakan nyala api yang dikenal dalam saluran sepanjang 30-45 m, lebar 1,5-3 m dan tinggi 3 m. saluran ini digerakkan bolak-
balik dengan menggunakan alat penggerak. Hasil proses ini adalah karbon yang sangat halus yaitu dengan ukuran partikel berkisar 9 mm hingga 30 mm.
b. Furnace Black
Proses ini ada dua golongan yaitu yang menggunakan minyak sebagai bahan baku. Temperatur pemanasan awal 1250
- 1450 C. hasil yang terdekomposisi
disiram dengan semburan air sampai 200 C kemudian dirubah menjadi butiran
dengan menggunakan pelletizer. Diameter partikel ini berkisar 20 nm hingga 80 nm.
c. Thermal Black
Proses ini adalah sistem batch dalam tungku berukuran tinggi 10,5 m dengan diameter 3,6 m dan temperatur 1350
C tanpa udara. Thermal black memiliki partikel kasar daripada furnace black dan hitam arang yang paling halus.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin kurang baik daya proses dan semakin tinggi penguatan. Peningkatan dalam penguatan berarti peningkatan kekuatan
tarik, ketahanan kikis. Ukuran partikel karbon hitam tidak mempengaruhi potensi minyak dan sifat kompres, dengan penurunan partikel, modulus
meningkat hingga nilai maksimum. Ukuran partikel adalah sifat yang sangat penting dari hitam arang SBP Board of Consultants and Enginers, 1987.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Arang Aktif