Larutan Na Larutan Fenolftalein 1 Larutan Biru Bromotimol 1 Larutan Jingga Metil 1 Larutan FeCl Uji Kualitatif Senyawa Fenol Uji Kualitatif Antosianin

c. Larutan HCl 0,1 N

Sebanyak 4,14 mL larutan HCl 37 dipipet menggunakan pipet ukur, dimasukkan kedalam labu takar 500 mL yang telah berisi akuades secara perlahan- lahan. Kemudian diencerkan dengan akuades hingga garis tanda pada labu takar. Pembakuan larutan HCl - Dipipet dengan tepat 5 mL larutan baku sekunder HCl kedalam labu erlenmeyer 100 mL. - Kemudian kedalam larutan ini ditambahkan 3 tetes indikator jingga metil dan dititrasi dengan larutan Na 2 CO 3 0,1 N sampai terbentuk warna kuning - Dicatat volume Na 2 CO 3 0,1 N dan titrasi diulangi sebanyak 3 kali. Perhitungan normalitas HCl sesungguhnya : Volume Na 2 CO 3 0,1 N = 4,98 mL Volume Na 2 CO 3 0,1 N = 4,98 mL Volume Na 2 CO 3 0,1 N = 5,00 mL Volume rata-rata HCl ml V V V 987 , 4 3 3 2 1 = + + = 0997 , 5 1000 , 987 , 4 1 , 3 2 3 2 =     =     − = mL N x mL HCl Volume CO Na Normalitas x N CO Na rata rata Volume N HCl

d. Larutan Na

2 CO 3 0,1 N Sebanyak 1,325 gram kristal Na 2 CO 3 ditimbang secara kuantitatif, dimasukkan kedalam labu takar 250 mL, dilarutkan dengan akuades secukupnya. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda pada labu takar.

e. Larutan Fenolftalein 1

Sebanyak 1,000 gram Fenolftalein ditimbang secara kuantitatif, dimasukkan kedalam labu takar 100 mL. Dilarutkan dengan 60,00 mL alkohol. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda pada labu takar. Universitas Sumatera Utara

f. Larutan Biru Bromotimol 1

Sebanyak 1,000 gram biru bromotimol ditimbang secara kuantitatif, dimasukkan kedalam labu takar 100 mL. Dilarutkan dengan 1,60 mL NaOH 0,1 N. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda pada labu takar.

g. Larutan Jingga Metil 1

Sebanyak 1,000 gram jingga metil ditimbang secara kuantitatif, dimasukkan kedalam labu takar 100 mL. Dilarutkan dengan akuades. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda pada labu takar dan disaring jika ada endapan.

h. Larutan FeCl

3 1 Sebanyak 1,000 gram kristal FeCl 3 ditimbang secara kuantitatif, dimasukkan kedalam labu takar 100 mL. Dilarutkan dengan akuades. Ditambahkan beberapa tetes HCl pekat sampai seluruh kristal larut. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis tanda pada labu takar.

i. Larutan Ekstrak Pekat Kulit Ubi Jalar Segar

Sebanyak 100,000 gram kulit ubi jalar segar direndam dengan menggunakan alkohol, lalu disaring, kemudian ekstrak dipekatkan pada rotary evaporator pada tekanan rendah sampai volumenya menjadi kira-kira seperlima volume awal.

3.3.2. Perlakuan terhadap sampel a. Pembuatan Ekstrak Pekat Kulit Ubi Jalar Segar

- Sampel kulit ubi jalar yang segar ditimbang sebanyak 100,000 gram dengan menggunakan timbangan elektrik. - Kemudian dihaluskan dan dimasukkan ke dalam beaker glass. - Kedalam beaker glass yang berisi sampel kulit ubi jalar segar ditambahkan pelarut Etanol – 1HCl serta dibiarkan selama satu malam sampai sebagian besar zat warna larut dalam pelarut dan didekantasi untuk memperoleh ekstrak. - Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator sampai volumenya menjadi kira-kira seperlima volume ekstrak awal. - Diperoleh ekstrak pekat kulit ubi jalar. Universitas Sumatera Utara

b. Uji Kualitatif Senyawa Fenol

- dimasukkan ekstrak kulit ubi jalar ke dalam tabung reaksi - ditambahkan larutan besi III klorida 1 - diamati, jika ekstrak mengandung senyawa fenol akan diperoleh larutan berwarna hijau, merah ungu, biru atau hitam yang kuat.

c. Uji Kualitatif Antosianin

- dimasukkan ekstrak kulit ubi jalar ke dalam kuvet - diukur T-nya pada panjang gelombang 500 nm, 505 nm, 510 nm sampai 550 nm - dihitung nilai absorbansi yang diperoleh dari T pada tiap panjang gelombang, jika ekstrak mengandung antosianin jenis pelargonidin akan diperoleh absorbansi maksimum pada panjang gelombang 520 nm

d. Uji Warna Ekstrak Kulit Ubi Jalar pada Berbagai Larutan pH