Permasalahan Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Lokasi Penelitian Metodologi Penelitian

Penelitian tentang pemanfaatan zat warna dari berbagai jenis tumbuhan telah banyak dilakukan. Menurut Rosida Nainggolan 2005, ekstrak kulit jengkol yang juga mengandung antosianin dapat digunakan sebagai indikator pada titrasi asam basa. Indikator asam-basa merupakan zat organik yang berubah warna didalam larutan sesuai dengan pH larutannya misalnya indikator fenolftalein, jingga metil, biru bromotimol dan lain-lain. Indikator asam-basa digunakan sebagai petunjuk kapan suatu titrasi harus diakhiri. Titrasi itu sendiri merupakan suatu metode kimia yang dilakukan untuk menentukan kuantitas atau kadar suatu unsursenyawa dari suatu perwakilan sampel. Berbagai jenis tumbuhan yang tersebar di alam masih banyak yang perlu dimanfaatkan kandungannya, seperti halnya antosianin yang dalam daging buah dan kulit ubi jalar. Pemanfaatan indikator asam-basa dalam perindustrian di Indonesia masih sangat signifikan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya industri yang bergerak dalam bidang kimia menggunakan metode titrasi untuk penentuan bilangan asam, bilangan penyabunan serta beberapa parameter lain yang diperlukan. Disamping harga indikator yang tergolong cukup mahal dengan penggunaannya yang masih tinggi, persamaan kandungan dan sifat zat warna antara ekstrak kulit ubi jalar dengan ekstrak kulit jengkol mendorong penulis tertarik untuk melakukan penelitian, apakah ekstrak kulit ubi jalar dapat digunakan sebagai indikator didalam titrasi asam basa seperti halnya indikator fenolftalein, jingga metil, biru bromotimol dan yang lainnya.

1.2. Permasalahan

Apakah zat warna ekstrak kulit ubi jalar dapat digunakan sebagai indikator pada titrasi asam basa.

1.3. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada kedua lapis kulit ubi jalar, yang tebal dan tipis dimana jenis ubi jalar yang digunakan adalah ubi jalar berwarna ungu violet Ipomea batatas Poir . Universitas Sumatera Utara 2. Sampel kulit ubi jalar diambil secara acak dari Pasar V Padang Bulan tanpa mempersoalkan tingkat kematangan ubi jalar.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memanfaatkan kulit ubi jalar sebagai indikator pada titrasi asam-basa dengan melihat : 1. Perbandingan persen hasil dan kesalahan antara indikator fenolftalein dan ekstrak kulit ubi jalar pada titrasi asam lemah dengan basa kuat. 2. Perbandingan persen hasil dan kesalahan antara indikator biru bromotimol dan ekstrak kulit ubi jalar pada titrasi asam kuat dengan basa kuat. 3. Perbandingan persen hasil dan kesalahan antara indikator jingga metil dan ekstrak kulit ubi jalar pada titrasi basa lemah dengan asam kuat.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi ilmiah yang berharga terutama dalam usaha pemanfaatan zat warna yang terkandung dalam kulit ubi jalar sebagai indikator titrasi asam-basa.

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

1.7. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen laboratorium Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : 1. Sampel kulit ubi jalar yang segar. 2. Ekstrak kulit ubi jalar diperoleh dengan melarutkannya didalam pelarut etanol – 1HCl selama 24 jam. 3. Ekstrak pekat kulit ubi jalar diperoleh dengan menggunakan rotary-evaporator. Universitas Sumatera Utara 4. Diamati perubahan warna daripada ekstrak pekat ubi jalar pada larutan pH asam dan basa. 5. Ekstrak pekat ubi jalar digunakan sebagai indikator pada titrasi asam basa dan membandingkan persen hasil dan kesalahan dengan indikator fenolftalein, biru bromotimol dan jingga metil. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Ubi Jalar 2.1.1. Klasifikasi tanaman Ubi Jalar