Galeri Seni Lukis Medan (Arsitektur Realisme)
( ARSITEKTUR REALISME )
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh : AGUS MUSTIKA
07 0406 028
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2011
(2)
SE
( AR
LAP
TKA 49
EMESTER
Sebagai
DE
U N I V E
RSITEKT
PORAN P
90 - STUD
R B TAH
i Persyaratan Sarjana Te
O AGUS
07 0
EPARTEME FAKULT E R S I T A S S
UR REAL
PERANCA
DIO TUG
UN AJAR
Untuk Memp eknik Arsitekt
Oleh : MUSTIKA 0406 028
EN ARSITE TAS TEKNI S U M A T E R
2011
LISME )
ANGAN
GAS AKH
RAN 2010
peroleh Gelar tur
KTUR K
R A U T A R A
IR
0/2011
(3)
( ARSITEKTUR REALISME )
Oleh :
AGUS MUSTIKA
07 0406 028
Medan, 22 Juni 2011 Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M. Phil, Ph.D.
NIP. 195209271983031003
Wahyu Abdillah, S.T NIP. 197308102002121001
(4)
(SHP2A)
Nama :Agus Mustika
NIM :070406028
Judul Proyek Akhir :Galeri Seni Lukis Medan Tema Proyek Akhir :Arsitektur Realisme
Rekapitulasi Nilai :
Nilai A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan:
No Status Waktu
Pengumpulan Laporan
Paraf Pembimbing I
Paraf Pembimbing II
Koordinator TKA-490 1 LULUS
LANGSUNG
2 LULUS MELENGKAPI 3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN
DENGAN SIDANG
5 TIDAK LULUS
Medan, Juni 2011
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490
Ir. N. Vinky Rahman, M. T. Ir. N. Vinky Rahman, M. T.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menjadi sumber kekuatan dan penghibur slama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Galeri Seni Lukis Medan. tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir
Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M. Phil., Ph. D, selaku Dosen pembimbing I, Bapak
Wahyu Abdillah, ST selaku dosen pembimbing II, atas kesediaannya membimbing, memberikan motivasi, pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
- Bapak Ir. N. Vinky Rahman,. MT., ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, Bapak Imam Faisal Pane, ST, MT., wakil ketua ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
- Bapak Devin Defriza, ST, MT dan Ibu R. Lisa Suryani, ST, MT selaku dosen
penguji yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini
- Bapak, ibu dosen, staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara
- Ibu saya tercinta, Ibu Linawati atas segala doa, support, kesabaran dan segala
pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
- Kakak saya tercinta, Liana, pengasuh saya, kak Billa, serta kak Iot, Om Ilham atas
doa dan support sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
- Seniman-seniman yang berada di Galeri Seni Payung Teduh, Martin sitepu, Jhonson
Pasaribu, Idris Pasaribu, Togu Sinambela, Cecep, Shelwa, Wan Saad, atas informasi yang telah diberikan kepada penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini
- Semua teman-teman stambuk 2007, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, terutama CCB (Yohana, Julaiha, Lany, Claudia, Shelly, Catherine, Jessica, Wilcen, dan Hendra atas dukungan, pendapat, waktu dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
(6)
- Semua teman-teman studio Tugas Akhir semester B TA 2010/2011, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
- Kak Ayu, Kak Dewi, Jessica (2008), 2009, dan 2010 terima kasih atas dukungan,
pendapat, waktu dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
- Teman-teman kos, terutama Jenni terima kasih atas tenaga, dukungan dan semangat
kepada penulis selama proses tugas akhir ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan kasih dan anugrahNya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas alhir ini masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan , 22 Juni 2011 Hormat saya,
Agus Mustika NIM 070406028
(7)
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi iii
Daftar tabel vi
Daftar gambar viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan Proyek 5
1.3. Masalah Perancangan 6
1.4. Pendekatan 6
1.5. Lingkup Batasan 6
1.6. Asumsi-Asumsi 7
1.7. Kerangka Berpikir 8
1.8. Sistematika Laporan 9
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 10
2.1. Deskripsi Umum Proyek 10
2.2. Terminologi Judul 10
2.3. Tinjauan Umum 11
2.3.1. Galeri 11
2.3.2. Seni Lukis 17
2.3.2.1. Alat-alat melukis 18
2.3.2.2. Sejarah Seni Lukis 21
2.3.2.2.1. Sejarah Seni Lukis di Indonesia 22
2.3.2.2.2. Perkembangan Seni Lukis di Medan 23
2.3.2.2.3. Aliran Seni Lukis 24
2. 4. Tinjauan Lokasi 25
2. 4. 1. Kondisi Lingkungan 25
2. 4. 2. Persyaratan dan Kriteria Lokasi 26
2.4. 3. Analisis Pemilihan Lokasi 28
2. 4. 4. Deskripsi Lokasi Sebagai Lokasi Proyek 35
2.5. Tinjauan Pengguna Bangunan 36
2.5.1. Deskripsi Pengguna 36
2.6. Studi Banding arsitektur dan Fungsi Sejenis 42
2.6.1. Galeri Nasional Indonesia 42
2.6.2. Kompleks seni Affandi, Yogjakarta 46
2.6.3. Gana Art Center atau Galeri Seni Gana 48
2.6.4. Solomon R, Guggenheim Museum 49
BAB 3 ELABORASI TEMA 53
3.1. Alasan Pemilihan Tema 53
3.2. Pengertian Tema 53
3.2.1. Arsitektur 53
3.2.2. Realisme 53
3.2.2.1. Sejarah Perkembangan Realisme 53
3.2.2.2. Pengertian Realisme 55
(8)
3.4. Studi Banding Tema Sejenis 59
3.4.1. Boston Public Library 59
3.4.2. One Western Avenue, graduate student dormitory 60
3.4.3. Marcia and John Price Museum, Salt Lake City, Utah 61
BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 64
4.1. Analisis Eksisting 64
4.1.1. Analisis Lokasi(Posisi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan) 64
4.1.2. Kondisi Eksisting Lahan 65
4.1.3. Tata Guna Lahan 66
4.1.4. Sarana dan Prasarana 67
4.1.5. Skyline 71
4.1.6. Eksisting Bangunan Sekitar Site 73
4.2. Analisis Potensi dan Kondisi Site 74
4.2.1. Analisis Sirkulasi 74
4.2.2. Analisis Pencapaian 76
4.2.3. Analisis View 78
4.2.4. Analisis Vegetasi dan Matahari 81
4.2.5. Analisis kebisingan 82
4.3. Analisis Bangunan 83
4.3.1. Bentuk 83
4.3.2. Orientasi dan View 85
4.3.3. Sirkulasi dan Penzoningan 85
4.3.4. Struktur 90
4.3.5. Utilitas 93
4.4. Analisis Fungsional 104
4.4. 1 Program Kegiatan 104
4.4.2. Pola kegiatan 105
4.4.3. Analisis daya tampung 108
4.4.4. Besaran Ruang 109
4.4.5. Kebutuhan Areal Parkir 113
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 115
5.1. Konsep ruang Luar 115
5.2. Konsep Ruang Dalam 120
5.3. Konsep Bentuk Massa 121
5.4. konsep Struktur 122
5.4. konsep Utilitas 124
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 126
6.1. Site Plan dan Ground Plan 126
6. 2. Denah 127
6. 3. Potongan dan Tampak 128
6. 4. Rencana Pondasi dan Detail 130
6. 5. Rencana balok dan atap 131
6. 6. Aksonometri Rencana Titik Lampu, Telepon, dan CCTV 132
6. 7. Aksonometri Rencana Titik Smoke Detector dan Sprinkler 133
6. 8. Aksonometri Rencana Pengkondisian Udara dan Sanitasi 134
(9)
6.10. Interior Bangunan 136
6.11. Maket 138
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Presentasi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton kesenian menurut
jenis kesenian 1
Tabel 2. Presentasi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan menurut jenis
kesenian 2
Tabel 3. Daftar galeri yang ada di Kota Medan 3
Tabel 4. Daftar pameran yang diselenggarakan sejak tahun 2007-2011 5
Tabel 5. Tinggi rata-rata manusia 11
Tabel 6. Potensi pengembangan wilayah Kota Medan 26
Tabel 7. Penilaian alternatif lokasi 34
Tabel 8. Pengelola galeri 38
Tabel 9. Kesimpulan studi banding 52
Tabel 10. Kesimpulan yang dapat dilihat dari studi banding tema sejenis 63
Tabel 11. Keadaan jalan eksisting sekitar site 74
Tabel 12. Keterangan analisis pencapaian lokasi 77
Tabel 13. Keterangan analisis view ke luar site 79
Tabel 14. Deskripsi penanganan kebisingan 83
Tabel 15. Perbandingan bentuk dasar bangunan 85
Tabel 16. Jenis sirkulasi 87
Tabel 17. Jenis sirkulasi pameran 88
Tabel 18. Pembagian zona bangunan 90
Tabel 19. Struktur atas 91
Tabel 20. Struktur bawah 91
Tabel 21. Bahan struktur 92
Tabel 22. Bahan bangunan 92
(11)
Tabel 24. Kebutuhan ruang dan karakter ruang galeri seni lukis 105
Tabel 25. Program ruang 113
Tabel 26. Persentase ruang berdasarkan jenis ruangannya 113
Tabel 27. Konsep ruang luar 118
Tabel 28. Konsep ruang dalam 119
Tabel 29. Konsep bentuk massa 120
Tabel 30. Konsep bentuk Struktur 123
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram kerangka berpikir merancang 8
Gambar 2. jarak pandang mata terhadap lukisan 12
Gambar 3. kemampuan gerak anatomi manusia 12
Gambar 4. Sudut pandangan mata 12
Gambar 5. penyaringan sinar matahari 13
Gambar 6. sistem Pencahayaan buatan 14
Gambar 7. kanvas 18
Gambar 8. contoh karya glass painting 19
Gambar 9. contoh karya lukis dengan media kain 19
Gambar 10. contoh karya lukis dengan media kayu 19
Gambar 11. Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan 28
Gambar 12. Peta lokasi Kecamatan Medan Baru 29
Gambar 13. kawasan yang dipilih sebagai alternatif site 29
Gambar 14. Peta alternatif lokasi Galeri yang berada di Kelurahan Darat dan Petisah Hulu30
Gambar 15. Peta alternatif 1 31
Gambar 16. Alternatif lokasi 2 32
Gambar 17. Alternatif lokasi 3 33
Gambar 18. Kondisi Eksisting Site 36
Gambar19 .Struktur Organisasi Galeri 41
Gambar 20: Galeri Nasional Indonesia 42
Gambar 21: R. pamer Galeri Nasional Indonesia 44
Gambar 22. R. pameran tetap 44
Gambar 23. R. pameran temporer 45
(13)
Gambar 25. Ruang restorasi 46
Gambar 26. Ruang penyimpanan karya 46
Gambar 27. Kompleks Seni Affandi 47
Gambar 28. Suasana galeri I 47
Gambar 29. Suasana galeri II 48
Gambar 30. Suasana galeri III 48
Gambar 31.Area latihan melukis 49
Gambar 32. Galeri Seni Gana, Seoul 50
Gambar 33. Eksterior Solomon R. Guggenheim Museum 50
Gambar 34. Denah Solomon R. Guggenhiem Museum 51
Gambar 35. Potongan Solomon R. Guggenhiem Museum 51
Gambar 36. Proseskonstruksi Solomon R. Guggenheim Museum 51
Gambar 37. Interior ruang pamer Solomon R. Guggenheim Museum 51
Gambar 38. Contoh lukisan berkonsep Realisme 57
Gambar 39. Boston Public Library 59
Gambar 40. One Western Avenue, graduate student dormitory 60
Gambar 41. Ground plan dan denah lantai 2 Marcia and John Price Museum, Salt Lake City,
Utah 61
Gambar 42. Marcia and John Price Museum, Salt Lake City, Utah 61
Gambar 43. Potongan dan tampak bangunan Marcia and John Price Museum, Salt Lake City,
Utah 62
Gambar 44. Detail masa bangunan 62
Gambar 45. Lokasi tapak dalam region 64
Gambar 46. Analisis kondisi sekitar site 65
Gambar 47. Peta tata guna lahan 66
(14)
Gambar 49. Jalan Sudirman 68
Gambar 50. Jalan S. Parman 68
Gambar 51. Fasilitas gas, telepon dan listrik 68
Gambar 52. Fasilitas roil kota yang berada di bawah jalur pedestrian 68
Gambar 53. Sarana rekreasi 69
Gambar 54. Sarana pendidikan 69
Gambar 55. Sarana peribadatan 70
Gambar 56. Sarana kesehatan 70
Gambar 57. Perkantoran 70
Gambar 58. Analisis skyline 71
Gambar 59. Potongan skyline 71
Gambar 60. Aksonometri kawasan 72
Gambar 61. Bangunan eksisting sekitar site 73
Gambar 62. Analisis sirkulasi kendaraan 74
Gambar 63. Analisis sirkulasi pajalan kaki 75
Gambar 64. Analisis pencapaian lokasi 76
Gambar 65. Penempatan entrance berdasarkan analisis pencapaian 77
Gambar 66. Analisis view ke luar site 78
Gambar 67. Analisis view ke dalam site 79
Gambar 68. Konsep view vertikal 80
Gambar 69. Analisis vegetasi dan matahari 81
Gambar 70. Vegetasi di sekitar site 81
Gambar 71. Analisis Kebisingan 82
Gambar 72. Penanganan kebisingan 83
(15)
Gambar 74. Bagan Sistem Deteksi Kebakaran 98
Gambar 75 Bagan Sistem Listrik 100
Gambar 76. Pencegahan Penyaluran suara secara airbone dan structurebone 103
Gambar 77. Pola kegiatan pengunjung 105
Gambar 78. Pola kegiatan pengelola 106
Gambar 79. Pola kegiatan seniman 106
Gambar 80. Pola sirkulasi lukisan 107
Gambar 81. Pola proses penanganan lukisan pada pemeran temporer 107
Gambar 82. Pola proses penanganan lukisan pada pemeran tetap 107
(16)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi, dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru, mengikuti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.
Seni juga merupakan hal yang menjadikan dunia terasa indah, tanpa adanya seni tidak ada yang dapat dirasakan begitu indah. Bahkan dapat diketahui bahwa Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya dengan seni dan penuh dengan keindahan. Hal ini dapat terlihat dari beragamnya warna yang ada di dunia ini. Semua diciptakan dengan seni, sampai kepada ciptaanNya yang paling megah dan penuh dengan seni, yaitu manusia.
Setiap manusia adalah seniman, disadari atau tidak. Karena manusia adalah suatu karya seni Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa dimanapun manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan penuh dengan seni yang selalu akan melakukan dan membutuhkan seni dengan cara-cara dan kebudayaannya masing-masing. Seni lukis merupakan salah satu bidang seni yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, namun bila dibandingkan dengan bidang seni lain, seni lukis masih tertinggal. Hal ini dapat dilihat pada tabel persentasi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang yang menonton dan melakukan kesenian menurut jenis keseniannya di Kota Medan.
Persentasi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton kesenian selama tiga bulan terakhir menurut jenis kesenian, 2009.
Seni tari Seni musik Seni drama Seni lukis Seni patung Seni
kerajinan Seni lainnya 29,9 80,5 10,0 0.9 0,4 1,7 2,7 Tabel 1. Presentasi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton kesenian menurut n jenis kesenian Sumber: BPS tahun 2009
Persentasi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan kesenian selama tiga bulan terakhir menurut jenis kesenian, 2009.
(17)
Seni tari Seni musik Seni drama Seni lukis Seni patung Seni
kerajinan Seni lainnya
39,2 54,1 5,3 5,9 1,1 7,9 5,1
Tabel 2. Presentasi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan menurut jenis kesenian Sumber: BPS tahun 2009
Kebutuhan akan sebuah galeri seni lukis terbukti dari adanya isu yang terdapat di Kota Medan seperti:
- Pada surat kabar ‘Antar Sumut’ tanggal 16 Juni 2009
Mengatakan bahwa ‘Medan tidak punya galeri lukis yang layak’, hal ini dikatakan oleh salah satu seniman yang bergabung dalam Indonesian Art Forum. Menurutnya, tidak adanya galeri lukisan yang layak tersebut terjadi karena masyarakat dan pemerintah daerah kurang memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan kesenian lukis. Galeri lukisan yang layak menurut seniman Kota Medan adalah sebuah tempat yang dapat menampung karya-karya seni lukis dan dapat dikunjungi oleh masyarakat serta mencintai seni lukis dan melaksanakan pameran kesenian secara periodik setiap bulan. Karena menurut para seniman untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap seni lukis adalah dengan memamerkan hasil karya seniman kota Medan secara Periodik.
Perkataan seniman ini ditanggapi oleh kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Nurlisa Ginting mengatakan bahwa pihak pemerintah sampai saat ini belum dapat memfasilitasi galeri yang dimaksud oleh para seniman.1
- Surat kabar Waspada, Senin 03 agustus 2009
Dikatakan bahwa ‘Seniman Lukis minta pemko Medan fasilitasi galeri’. Para seniman Medan yang bergabung dalam Indonesian Art Forum meminta kepada Pemko Medan untuk memberikan sebuah galeri lukis yang layak bagi para seniman lukis di Kota Medan. Presiden dari Indonesia Art Forum juga mengatakan bahwa sejak beberapa tahun terakhir tidak ada galeri lukisan yang layak sehingga masyarakat kurang memperhatikan kebutuhan mengembangkan kesenian lukis di Kota Medan. Ia juga mengatakan bahwa Kota Medan masih tertinggal jauh di bidang seni dibandingakan dengan Pulau Jawa, seperti Yogjakarta dan Bandung. Salah satu
(18)
penyebabnya karena tidak adanya fasilitas untuk menampung karya seni lukisan. Dalam surat kabar ini juga dikatakan bahwa masyarakat Medan cenderung menyukai lukisan yang berkonsep realis dibandingkan dengan konsep lukisan abstrak. Alasannya karena lukisan yang berkonsep realis lebih mudah ditemui di kehidupan sehari-hari dan lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam. Hal ini terbukti dari banyaknya lukisan realis yang dibeli masyarakat pada pameran yang dilaksanakan oleh seniman di Kota Medan.2
Keberadaan Galeri Seni Lukis Medan ini disebabkan karena galeri yang ada di Kota Medan tidak layak yang hanya menggunakan ruang-ruang yang ada, tidak memiliki standart sebagai sebuah wadah/ galeri seni lukis yang representatif. Berikut adalah tabel yang menunjukkan wadah/ galeri seni lukis yang ada di Kota Medan.
No Nama Galeri Alamat
1 Galeri seni payung teduh Jl. Sei Bengei, no 1, Medan 2 Galeri lindi Jl. T. Cik Ditiro, Medan 3 Galeri simpassri Jl. Sudirman, Medan
4 TO2 Fine Art Gallery Grand Palladium Mall, Medan 5 Julie Art and Painting Gallery Jl. Gajah mada, Medan 6 Galeri Tondi Jl. Keladi buntu, Medan
7 A1 Galeri Uniland building
8 Sanggar Rowo Kompleks Mesjid PTPN 2, Tj. Morawa 9 Taman Sri Binjai Jl. Danau Tempe Km 18, no. 109 A, Binjai 10 Galeri Seni Rupa UNIMED Kampus UNIMED
11 Galeri Seni Rajawali Jl. Rajawali, Medan
13 Taman budaya Sumatera Utara Jl. Perintis kemerdekaan, no. 33, Medan
14 PRSU Jl. Gatot Subroto Km 7, Medan
Tabel 3. Daftar galeri yang ada di Kota Medan
Galeri-galeri yang disebutkan pada tabel 3 di atas memamerkan karya-karyanya dan menerima murid untuk belajar melukis pada ruang yang seadanya (memanfaatkan ruangan atau rumah tinggal). Terkadang para seniman mengadakan pameran lukisannya di tempat lain seperti mall dan hotel-hotel. Hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas yang
2 http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=42144:seniman-lukis-minta-pemko-medan-fasilitasi-galeri&catid=14:medan&Itemid=27
(19)
memadai untuk menampung kegiatan-kegiatan pameran lukisan tersebut. Berikut adalah tabel yang menunjukkan beberapa pameran yang telah dilakukan pada tahun 2007-2011.
Tahun Kegiatan Alamat
2007 Benny Art & Painting mengadakan
pameran bersama 2007 Hotel Tiara, Medan (lantai 2 balai convention hall) Untuk memeperingati HUT ke-70
lembaga Kantor berita nasional (LKBN), ANTARA mengadakan pameran tunggal
Hotel Inna Dhrama Deli (14 agustus 2007)
Pameran yang dilakukan anak jalanan bertajuk coretan merdeka
Galeri Tondi, Jl. Keladi buntu (1 desember 2007) 2008 Pameran yang diselenggarakan oleh
perkumpulan seniman anti narkoba (SIAN)
Lapangan benteng (23 agustus 2008)
Medan Urban Arts Festival Galeri simpassri (01 maret 2008)
Pameran bersama Renjaya Siahaan Galeri TO2 fine art gallery, grand palladium mall 2009 Pameran yang dilakukan oleh TO2 fine
art gallery TO2 fine art gallery, grand palladium mall (02 juli 2009)
Pameran yang bertajuk sanggar dunia
lukis Taman Budaya Medan (27 maret 2009) Pameran konservasi bangunan tua pada
ulang tahun ke -419 kota medan Cambridge city square mall pameran yang diselenggarakan oleh
galeri simpassri dengan memamerkan 152 lukisan untuk menyambut bulan Rahmadan
Galeri simpassri (04 agustus 2009)
Pameran yang diselenggarakan oleh sekolah tinggi bahasa asing (STBA) dengan memamerkan 120 lukisan dan kaligrafi
Kampus STBA, JL. Yos Sudarso, Glugur, Medan (06 februari 2009)
Pameran bertajuk bagasi ringan TO2 Fine Art Gallery, grand palladium mall Pameran bersama Renjaya Siahaan Aura of spirit, Jl. S.
Parman, Medan 2010 Pameran yang diselengarakan
mahasiswa UNIMED dengan memamerkan karya 50 seniman
Kampus UNIMED (25 Mei 2010)
Pameran yang bertajuk kembang dan
burung dan Malaysia Kedai Ho the Tiam, Jl. Mongonsidi no. 32, Medan (16 january 2010)
Pameran lukisan seniman Yoesfrizal Galeri lindi, Jl. T. Cik ditiro, Medan (16 april 2010)
Pameran lukisan bertajuk carnaval enterprenuer
Pendopo USU (24 april 2010)
(20)
utara Mei 2010) Pameran lukisan yang diadakan setahuan
sekali Taman budaya medan (09 Mei 2010) Pameran tunggal Erland Sibuea Galeri lindi
Pameran lukisan tentang lembah
Bakkara Galeri seni payung teduh
Pameran bersama Renjaya Siahaan Gedung GMKI Medan Pameran tunggal seni lukis
“PENJAGA”, Renjaya Siahaan Pendopo USU (24-26 Mei 2010) 2011 Pameran dengan tajuk Mengeruak 2011 Galeri seni payung teduh
Tabel 4. Daftar pameran yang diselenggarakan sejak tahun 2007-2011
Dapat dilihat dari pameran-pameran lukisan yang telah diselenggarakan di Kota Medan, dapat dikatakan bahwa masyarakat Medan memiliki bakat di bidang seni lukis. Tetapi hal ini terhambat karena tidak adanya sebuah wadah yang dapat menampung kegiatan seni lukis secara layak (standart) di Kota Medan.
Untuk itu diperlukan sebuah galeri seni lukis yang benar-benar memenuhi standart sebuah galeri yang dapat menampung kegiatan-kegiatan seni lukis yang ada dan sebagai icon seni lukis di Medan.
1.2. Maksud dan Tujuan Proyek
Maksud dan tujuan dilaksanakan studi kasus Galeri Seni Lukis Medan ini adalah:
‐ Sebagai icon / pusat perkembangan seni lukis di kota Medan
‐ Sebagai tempat untuk memamerkan seni lukis di Medan,
‐ Memberikan wadah bagi seniman lukis di kota Medan untuk berkumpul dan memamerkan karyanya,
‐ Mengenalkan seni lukis kepada golongan masyarakat khusus dan pencinta seni lukis (tempat mempelajari seni lukis)
(21)
1.3. Masalah Perancangan
Masalah perancangan yang dihadapi pada kasus ini diantaranya adalah:
‐ Bagaimana mewujudkan desain bangunan sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi, menerapkan prinsip-prinsip tema yang digunakan agar sesuai dengan kebutuhan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur,
‐ Merencanakan sistem sirkulasi
‐ Pemilihan site proyek agar sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan berdasarkan peraturan yang ada.
1.4. Pendekatan
Pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian masalah pada perancangan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
‐ Pemahaman terhadap kasus proyek yaitu galeri seni lukis yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan dan kelayakan akan lokasi, pola aktifitas yang terjadi di dalamnya dan kebutuhan akan ruang-ruang dan bentuknya,
‐ Berbagai studi banding kasus dan tema,
‐ Wawancara dengan seniman dan masyarakat pencinta seni lukis
‐ Pemahaman tentang tema dan penerapanya ke dalam perancangan proyek Galeri Seni lukis Medan,
‐ Data lokasi terpilih.
1.5. Lingkup Batasan
Pada kasus proyek ini memiliki batasan dalam fungsi bangunan yaitu sebagai tempat untuk memamerkan dan memajang objek koleksi. Wadah ini juga berfungsi sebagai tempat bagi masyarakat untuk mengenal (mempelajari) dan menikmati hasil karya lukis seniman. Dimana objek koleksi yang dipamerkan pada ruang pamer tetap adalah karya pelukis terkenal Indonesia seperti: Raden Saleh, Basuki Abdullah, Affandi, pelukis kota Medan sendiri. Sedangkan pada ruang pamer temporer, objek koleksi yang dipamerkan adalah hasil karya seniman lukis Medan.
(22)
Lingkup batasan untuk seni lukis dalam kasus ini adalah kegiatan melukis yang dilakukan di atas kanvas (canvas painting), kaca (glass painting), kayu dan kain
(craft painting).Adapun lukisan yang dilukis di media kanvas, kayu, kain, serta kaca
adalah lukisan portrait, pemandangan alam ataupun sesuai kehendak senimannya sendiri. Aliran lukisannya pun bebas sesuai selera, tetapi aliran yang banyak diterapkan adalah lukisan dengan aliran realisme. Hal ini disebabkan karena masyarakat Kota Medan cenderung menyukai lukisan yang beraliran realisme. Karena lukisan beraliran realisme lebih mudah untuk dipahami.
Lingkup batasan proyek yang menjadi batasan dalam perancangan proyek ini adalah:
‐ Fokus perancangan, hal ini dikaitkan dengan aspek fisik dan non-fisik perancangan yang menyangkut pengguna, kebutuhan ruang, sirkulasi, perancangan tapak, massa bangunan, struktur, serta potensi lokasi,
‐ Dalam perancangan Galeri Seni Lukis Medan ini tema yang digunakan adalah Arsitektur Realisme, oleh sebab itu pembahasan yang dilakukan berhubungan dengan tema yang digunakan,
‐ Pemilihan site dan peraturan yang berlaku disekitar site,
‐ Secara umum harus dapat memadukan perancangan edukatif non-formal dan rekreatif
‐ Secara khusus, Galeri yang dirancang akan memiliki fungsi sebagai tempat belajar melukis dan tempat untuk melihat dan memamerkan karya seni lukis di Medan.
1.6. Asumsi-Asumsi
Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mendukung proses perencanaan antara lain:
- Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta dan sumber dana berasal dari pihak swasta
- Kegiatan pendidikan seni lukis semakin meningkat dengan kerjasama segala pihak
(23)
- Masyarakat pencinta seni lukis berasal dari semua lapisan ekonomi.
1.7. Kerangka Berpikir
Gambar 1: Diagram kerangka berpikir merancang Sumber: olah data primer
Latar Belakang - manusia butuh seni
- medan butuh galeri seni lukis yang reprsentatif
- medan punya bibit
- galeri di medan kurang layak hanya memanfaatkan ruang yang ada (tidak standart)
Judul Perancangan Galeri Seni Lukis Medan Tema Perancangan Arstektur Realisme
Maksud dan Tujuan
‐ Sebagai icon / pusat perkembangan seni lukis di kota Medan
‐ Sebagai tempat untuk memamerkan seni lukis di Medan,
‐ Memberikan wadah bagi seniman lukis di kota Medan untuk berkumpul dan memamerkan karyanya,
‐ Mengenalkan seni lukis kepada golongan masyarakat khusus dan pencinta seni lukis (tempat mempelajari seni lukis)
‐ Memberikan alternatif tempat rekreasi edukatif non-formal pada masyarakat Medan.
‐
Perumusan Masalah
‐ Bagaimana mewujudkan desain bangunan sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi, menerapkan prinsip-prinsip tema yang digunakan agar sesuai dengan kebutuhan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur,
‐ Merencanakan sistem sirkulasi
‐ Pemilihan site proyek agar sesuai dengam peruntukkan fungsi bangunan berdasarkan peraturan yang ada.
Data Perencanaan -Studi literature -Studi banding -Survey lapangan - wawancara
Analisa Tapak (Analisa Fisik) View, sirkulasi, orientasi, dll Analisa Fungsional Pengguna, Alur Kegiatan, dll Programming
Program ruang dalam dan luar, hubungan antar-ruang
Konsep Perancangan Konsep ruang dalam, luar, massa, tema, struktur, dan utilitas
Desain akhir
(24)
1.8. Sistematika Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah dan batasan, pendekatan, asumsi, kerangka berpikir, dan sistematika laporan
BAB 2 DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang deskripsi proyek, tinjauan lokasi proyek, serta studi banding proyek sejenis, tinjauan umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor pendukung proyek secara umum.
BAB 3 ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema sejenis.
BAB 4 ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep penerapan hasil analisa komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.
BAB 6 HASIL PERANCANGAN
Berisi tentang gambar-gambar hasil perancangan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang daftar pustaka yang digunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.
(25)
AGUS MUSTIKA 10 BAB 2
DESKRIPSI PROYEK
2.1. Deskripsi Umum Proyek
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:
Judul proyek : Galeri Seni Lukis Medan
Tema proyek : Arsitektur Realisme
Lokasi proyek : Jl. Sudirman
Luas site : ±1,8 Ha
Status proyek : Fiktif
Pemilik proyek : Swasta
2.2. Terminologi Judul
Pada pembahasan ini akan diuraikan pengertian judul Galeri Seni Lukis Medan. Pengertian Galeri
Galeri adalah:
- Ruangan/ gedung tempat untuk memamerkan benda/ karya seni3
- Sebuah ruang kosong yang digunakan untuk pameran kesenian4
- Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni, sebuah
area yang memajang aktifitas publik yang kadangkala digunakan untuk
keperluan khusus5
Pengertian Seni Lukis Seni lukis adalah:
- Seni lukis adalah penggabungan dari berbagai garis, warna, volume, dan
semua unsur lainnya (kecuali pokok soal yang dilukis) yang
membangkitkan suatu tanggapan berupa perasaan estetis6
- Salah satu cabang dari seni rupa (sebuah pengembangan yang lebih utuh
dari menggambar)7
3
Pusat Bahasa Departemen Nasional
4 www.Wikipedia.com
5 Dictionary of architecture and Construction 6 Clive Bell, 1914
(26)
AGUS MUSTIKA 11 Batasan pengertian judul Galeri Seni Lukis Medan:
Adalah ruang atau gedung yang digunakan sebagai tempat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan seni lukis berlokasi di kota Medan yang bersifat edukatif non-formal dan rekreatif. Dalam hal ini bersifat komersil.
2. 3. Tinjauan Umum
Tinjauan umum membahas tentang galeri secara keseluruhan dan seni lukis secara umum.
2.3.1. Galeri
Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolektor-kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni.
Menurut ektimologinya kata gallery atau galeri , berasal dari bahasa latin: Galleria
dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk
memamerkan karya seni8
Galeri merupakan suatu fasilitas yang berisi ruang pamer yang mengkomunkasikan karya-karya visual art atau seni visual. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan karya-kaya seni secara visual yaitu sebagai berikut:
- Standar jarak pengamat terhadap objek lukisan
o Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat
mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.
Tinggi rata-rata Pandangan mata
Pria 165 cm 160 cm
Wanita 155 cm 150 cm
Anak-anak 115 cm 110 cm
Tabel 5. Tinggi rata-rata manusia
(27)
AGUS MUSTIKA 12 Gambar 2: jarak pandang mata terhadap lukisan
Gambar 3: kemampuan gerak anatomi manusia
o Daerah visual pandangan mata
(28)
AGUS MUSTIKA 13 Pandangan yang nyaman ke arah objek lukisan adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan daerah dimana kita dapat mengenali warna.
o Jarak pengamat dan jarak lukisan
Jarak pengamat= ½ X (tinggi lukisan/tan 30°)
Jarak antar lukisan=(jarak pengamat) X tan 45° X (tinggi lukisan)9
- Pencahayaan yang memberikan kesan ruang dan meningkatkan kualitas karya seni
Pencahayaan dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami dan buatan
(dengan menggunakan spotlight).
- Pencahayaan alami (daylight)
Pencahayaan alami harus diperhitungkan agar pengguna ruangan yang berada di dalamnya merasa nyaman dan lukisan terhindar dari sinar matahari. Berikut adalah cara yang digunakan untuk menyaring sinar matahari.
Gambar 5: penyaringan sinar matahari
Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar di tengah, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar di kanan, cahaya yang diterima adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.
(29)
AGUS MUSTIKA 14
- Pencahayaan buatan (dengan menggunakan spotlight)
Pencahayaan buatan yang digunakan sebagai penerangan untuk lukisan
adalah spotlight dengan pure white light karena sinar yang berwarna putih
tidak akan mengubah warna sebuah lukisan.
Gambar 6: sistem Pencahayaan buatan
Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan
langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environmental control
(pengontrolan lingkungan) yaitu dengan : - Climate Control
Merupakan pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan control terhadap temperature dan kelembaban ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang.
Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terjadap
karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan.
- Temperature and Relative Humidity
Fluktuasi dalam temperature dan kelembaban dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembaban. Perubahan kelembaban ruang/ lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi
(30)
AGUS MUSTIKA 15 lingkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan berjamur.
Temperature dan kelembaban standard pada daerah tropis seperti daerah kita ini adalah
Temperature ± 21° C Kelembaban 55%
- Air Filtration (penyaringan udara)
Udara yang tidak tersaring mengandung polusi gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adaah kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dengan efisiensi penyaringan standard 80-98%.
- Light
Pencahayaan merupakan faktor penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam mengapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lain melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung. Pencahayaan buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.
Contoh:
Karya dengan bahan kertas: 50 lux
Karya lukisan kanvas, kayu dan kain: 150-200 lux Metal, keramik, glass dan batu: 300 lux
Tingkat intensitas cahaya di atas adalah berdasarkan survey galer-galeri seni professional di Australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah penggunaan cahaya alami dari atas dan samping.
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan merawat koleksi karya seni adalah sebagai berikut:
(31)
AGUS MUSTIKA 16
- Penyimpanan
Koleksi karya-karya seni disimpan di dalam sebuah ruang penyimpanan yang disesuaikan dengan persyaratan karya seni tersebut seperti: AC, panel geser dan panel kayu, dan untuk pengamanan dibantu dengan sistem alarm.
- Pendokumentasian
Selain dicatat dan difoto, koleksi karya-karya seni tersebut juga didokumentasikan dalam bentuk katalog.
- Konservasi dan restorasi
Perawatan/konservasi yang dilakukan pada kasus ini bersifat cepat dan ringan yaitu pembersihan karya seni dari debu atau kotoran dengan peralatan sederhana sedangkan perbaikan/ restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan yaitu perbaikan karya seni berupa penggantian pigura lukisan. Kalau koleksi tersebut sudah tergolong tua maka diperlukan konservasi yang lebih lanjut (professional) oleh tenaga ahli konservator.
Secara umum, selain sebagai tempat yang mewadahi kegiatan transferisasi perasaan dari seniman kepada pengunjung, berfungsi juga sebagai:
- Tempat memamerkan karya seni (exhibition room)
- Tempat membuat karya seni lukis (workshop)
- Tempat mengumpulkan karya seni lukis (stock room)
- Tempat memelihara karya seni (restoration room)
- Tempat mempromosikan lukisan dan tempat jual beli lukisan (auction room)
- Tempat berkumpulnya para seniman
- Tempat pendidikan masyarakat yang bersifak non-formal (sanggar).
Ditinjau dari kegiatan dan barang koleksinya, galeri dibagi atas:
- Galeri tetap
Kegiatan yang ada di dalamnya bersifat terjadwal dengan baik secara regular dan koleksi lukisan di dalamnya bersifat tetap (tidak akan keluar dari galeri itu sendiri)
(32)
AGUS MUSTIKA 17 Kegiatan di dalamnya hanya terjadwal dalam waktu-waktu tertentu dan berubah-ubah koleksi lukisan yang dipamerkan.
Semua pameran yang dilakukan baik di galeri tetap maupun temporer harus terlebih dahulu disetujui oleh kurator. dimana seorang kurator bertanggung jawab untuk mengadakan eksibisi. Adapun tugas kuratorial adalah memelihara, menjaga semua koleksi benda seni dari institusi yang bersangkutan, mengumpulkan objek, membuat proses atau pengawasan untuk mendapatkan perawatan atas benda seni secara lebih
efektif, konservasi, dokumentasi, research, menampilkan koleksi.10
2. 3. 2. Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu bagian dari karya seni tertua di dunia, selalu menjadi ciri dan bagian dari seni rupa yang tidak terlepaskan. Baik untuk pendidikan, komersil, maupun bagian dari kebutuhan manusia saat ini.
Seni lukis adalah seni menyusun pigmen di atas bidang seperti kanvas, kertas, kayu, tembok, kain, kaca, dan sebagainya untuk menghasilkan efek-efek berupa:
- representasi objek atau pemandangan, baik melalui alam maupun
imajinasi
- komposisi tektur, garis, raut, dan warna
- bentuk dengan makna simbolik
- kecenderungan abstrak melalui alam atau pengalaman manusia11
Lingkup batasan untuk seni lukis dalam kasus ini adalah kegiatan melukis
yang dilakukan di atas kanvas (canvas painting), kaca (glass painting), kayu
dan kain (craft painting). Adapun lukisan yang dilukis di media kanvas, kayu,
kain, serta kaca adalah lukisan portrait, pemandangan alam ataupun sesuai kehendak senimannya sendiri. Aliran lukisannya pun bebas sesuai selera, tetapi aliran yang banyak diterapkan adalah lukisan dengan aliran realisme. Hal ini
10 http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cyberjob/detail.aspx?x=Professions&y=cyberjob%7C0%7C0%7C5%7C31 11 Ibid)
(33)
AGUS MUSTIKA 18 disebabkan karena masyarakat Kota Medan cenderung menyukai lukisan yang beraliran realisme. Karena lukisan beraliran realisme lebih mudah untuk dipahami.
2.3.2.1. Alat-alat melukis12
Berikut adalah alat-alat yang digunakan untuk melukis, diantaranya:
Media Gambar
Media gambar yang digunakan dalam seni lukis yang dilakukan dalam Galeri Seni Lukis Medan ini adalah kanvas, kaca, kayu, dan kain.
Kanvas
Untuk media kanvas, media ini banyak ditemukan di toko-toko dalam bentuk meteran maupun dalam bentuk yang sudah dibingkai. Besarnya bingkai juga bermacam-macam. Disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan si pelukis.
Gambar 7: kanvas Kaca (glass painting)
Media ini berupa bahan-bahan yang terbuat dari kaca yang kemudian dilukis, seperti pot bunga, piring, gelas/ mug, stoples dan mangkuk.
(34)
AGUS MUSTIKA 19 Gambar 8: contoh karya glass painting
Kain
Media ini berupa kaos, tas, dan sepatu yang dilukis dengan menggunakan cat anti luntur. Hasil dari lukisan dengan media kain ini dapat dipakai.
Gambar 9: contoh karya lukis dengan media kain Kayu
Media ini dapat berupa pernak-pernik yang terbuat dari kayu yang difinishing dengan lukisan.
(35)
AGUS MUSTIKA 20 Kuas Lukis
Kuas digunakan sebagai salah satu alat bantu menorehkan cat di kanvas. Ukuran kuas lukis bermacam-macam. Demikian pula bahan kuas dan pegangannya. Seorang pelukis dapat memilih kuas sesuai ukuran yang diperlukan. Kuas yang besar biasa digunakan untuk mewarnai bidang yang besar. Sebaliknya untuk bagian detil seperti benang sari bunga, tepi helaian kelopak daun atau bulu mata obyek manusia, digunakan kuas berukuran kecil.
Cat
Cat yang digunakan untuk melukis juga bermacam-macam, namun pada umumnya pelukis menggunakan cat minyak. Berbagai macam dan merek cat minyak tersedia di pasaran. Harganya pun bervariasi. Walau kelihatannya sama, harga cat biasanya berpengaruh pada mutu cat.
Cat yang kurang bagus biasanya berpengaruh pada hasil lukisan. Seiring berjalannya waktu, cat tersebut kadang mengelupas atau retak di permukaan kanvas.
Warna cat minyak pun sangat bervariasi. Untuk menghemat, biasanya seorang pelukis hanya membeli cat dengan warna primer seperti merah, kuning dan biru. Ketiga warna tersebut dapat dihasilkan jenis warna lainnya. Warna hitam dan putih juga digunakan untuk menghasilkan tua dan mudanya suatu warna.
Pengencer Cat
Pengencer minyak digunakan untuk mengencerkan cat minyak sebelum ditorehkan di kanvas. Namun ada pula pelukis yang tidak menggunakan peralatan melukis ini. Mereka langsung membubuhkan cat ke kanvas.
Palet
(36)
AGUS MUSTIKA 21 sebagai tempat untuk meletakkan cat, mencampur warna dan mengencerkan cat minyak. Ada berbagai jenis bentuk palet dan bahannya. Ada yang terbuat dari kayu maupun plastik.
Pisau Palet
Ada pula pelukis yang menggunakan pisau palet sebagai pengganti kuas untuk melukis. Ukuran pisau palet juga bermacam-macam.
Standing/ Easel
Alat ini digunakan untuk meletakkan kanvas sehingga memudahkan pelukis saat melukis. Terdapat baut untuk menyetel posisi nyaman bagi pelukis. Tentu saja untuk bidang gambar yang besar, alat ini tidak bisa digunakan. Bahan pembuatnya pun macam-macam, namun umumnya terbuat dari kayu.
Alat Bantu Peralatan Melukis Lainnya
Selain peralatan melukis seperti disebutkan di atas, masih banyak alat bantu yang sering digunakan untuk melukis. Misalnya thinner, pensil untuk sketsa, tempat cat, kursi lukis, lap, dan lain-lain.
2.3.2.2. Sejarah Seni Lukis
Kehidupan melukis sangat erat kaitannya dengan gambar. Dalam penelusuran sejarahnya, sejak zaman prasejarah ternyata sudah banyak ditemukan berbagai peninggalan berupa gambar-gambar nenek moyang di gua-gua, bibir pantai, sebagai representasi bagian penting dari sekuel kehidupannya. Ketika itu, lukisan dibuat dengan menggunakan perlengkapan seadanya saja, seperti arang, batu, kapur, dsb. Satu teknik yang terkenal dari orang-orang purba ketika melukis yakni dengan
(37)
AGUS MUSTIKA 22 menempelkan telapak tangannya di dinding gua dan kemudian menyemburnya dengan kunyahan dedaunan sehingga akan tampak jelas siluet atau sketsa telapak tangan tersebut.
Dari sanalah rupanya teknik seni lukis berkembang cukup signifikan dibandingkan dengan jenis seni rupa yang lainnya, semisal seni keramik atau seni patung. Seperti halnya menggambar, kegiatan melukis juga banyak dilakukan dalam bidang datar seperti kanvas, atau kertas. Mungkin karena itu, seringpula disebut dengan dwi-matra atau dua dimensi.
Hal yang patut diperbincangkan berikutnya yakni mengenai objek yang sering dimunculkan dalam setiap karya manusia purba, seperti manusia, binatang hutan, pohon, bukit, dsb. Bentuk dari lukisan tak harus serupa dengan objek aslinya yang digambar. Dan ini yang disebut dengan citra dimana sangat dipengaruhi oleh interpretasi dan daya imajinasi si pelukis sendiri untuk membuat sebuah tema lukisan yang
lebih menarik dan mempunyai daya imaji yang terasa.13
2.3.2.2.1. Sejarah Seni Lukis di Indonesia14
Kebudayaan melukis di Indonesia telah dimulai sejak Belanda masuk ke wilayah tanah air untuk melakukan imperialisme. Ketika itu, di Eropa tengah bergejolak aliran lukisan romantisme dan dikembangkan oleh Belanda di Indonesia sehingga banyak warga pribumi yang juga memperlebar aliran tersebut.
Raden Saleh Syarif Bustaman merupakan segelintir nama ketika itu yang beruntung karena bisa merasakan pendidikan seni lukis di Eropa, ketika ia menjadi asisten pelukis asal Belanda. Setelah belajar melukis di Belanda, ia kembali ke Indonesia dan makin mengembangkan karier melukisnya sehingga ia pun sangat tersohor sebagai pelukis ternama. Raden Saleh pun sempat menjadi pelukis yang cukup disegani di istana beberapa negara Eropa yang telah menggunakan jasanya.
13 http://www.anneahira.com/melukis-12813.htm 14 http://www.anneahira.com/melukis-12813.htm
(38)
AGUS MUSTIKA 23 Kegiatan melukis sampai kapanpun, selama di bumi ini masih ada manusia maka selama itu pula melukis akan tetap bertahan eksistensinya.
2.3.2.2.2.Perkembangan Seni Lukis di Medan15
Di Medan tahun 1945 berdiri Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI 45), tempat berhimpunannya para pelukis dengan berbagai aktivitas pameran dan melukis bersama. Kondisi ini merupakan awal pertumbuhan kehidupan seni lukis di Sumatera Utara. Tetapi kemudian, pada tahun 1960-an kehidupan seni mulai menghadapi berbagai tantangan di mana peranan partai politik sangat dominan sehingga kebebasan kreatif terbelenggu, puncaknya dengan meletusnya peristiwa G30S/PKI.
Setelah peristiwa politik itu, kehidupan seni mengalami kekosongan dan para pelukis trauma dengan kondisi yang ada. Di masa kekosongan tahun 1967, di Medan berdiri organisasi Simpaian Seniman Seni Rupa Indonesia (Simpassri).
Kehadiran Simpassri memberi semangat dan dorongan moril bagi para pelukis untuk bangkit. Pada dekade 1970-an para pelukis mulai tampil dalam berbagi kegiatan pameran baik dilakukan secara kelompok maupun individu. Dari sinilah kemudian muncul figur-figur pelukis muda potensial mewarnai maraknya perkembangan kehidupan seni lukis di daerah itu.
Sepanjang era 1980-an sampai 2000-an kehidupan seni lukis di Medan memperlihatkan pertumbuahan yang positif salah satunya ditandai munculnya sanggar seni rupa, komunitas seni rupa dan galeri. Aktivitas ini merupakan langkah positif untuk mengisi perkembangan seni lukis Indonesia sebagai Titik Sambung.
Membicarakan seni lukis modern di Medan tentunya untuk melihat dan mengamati pertumbuhan dan keberadaannya sebagai titik sambung bagian kehidupan seni lukis modern di Indonesia. Keberagaman etnis yang melatari kehidupan para pelukisnya, tentunya akan memberi nuansa dalam ungkapan karya-karyanya.
15 http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/11/07/6798/catatan_perjalanan_seni_lukis_di_medan/
(39)
AGUS MUSTIKA 24 2.3.2.2.3. Aliran Seni Lukis
Berikut adalah aliraan-aliran yang ada dalam seni lukis:
Surrelisme
Aliran yang menggambarkan segala sesuatu penuh dengan khayalan dan imajinasi, kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Aliran ini dinilai sebagai bentuk protes terhadap lingkungan.
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku dan karakter manusia yang dilebih-lebihkan.
Abstraksionisme
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Abstraksi berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.
Ekspresionisme
Aliran yang cenderung mendistorsikan kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan music. Istilah ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Realisme
Aliran dalam seni lukis yang menggambarkan segala sesuatu sesuai dengan kenyataan, tanpa dibuat-buat, atau dibesar-besarkan.
(40)
AGUS MUSTIKA 25 Impresionisme
Aliran seni lukis yang mengutamakan cahaya atau sinar yang dipantulkan oleh benda yang dilukiskan.
Fauvisme
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Pemahaman pada aliran ini dilakukan secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.
Naturalisme
aliran dalam seni lukis yang menggambarkan segala sesuatu yang mirip dengan bentuk-bentuk alam.
Dadaisme
Adalah aliran seni modern yang memiliki kecendrungan menihilkan hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan
unsur yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya. 16
2. 4. Tinjauan Lokasi
Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan, persyaratan dan kriteria lokasi, kriteria desain tapak, analisa pemilihan lokasi, pemilihan lokasi, dan deskripsi lokasi.
2. 4. 1. Kondisi Lingkungan
Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara dan 98o
35’-98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar
(tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3oC-24.4oC dan suhu
16
(41)
AGUS MUSTIKA 26
maksimum antara 30.7oC-33.2oC. Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
terdiri dari 5 WPP, beserta wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
WPP Cakupan Kecamatan Pusat
Pengembangan
Sasaran Peruntukkan
A 1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan
Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan,
rekreasi indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan
C 1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas
Aksara Pemukiman, perdagangan, dan
rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
D 1. Kec. Medan Johor 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia
Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan
E 1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Helvetia 5. Kec. Medan Selayang 6. Kec. Medan Tuntungan
Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
Tabel 6: potensi pengembangan wilayah Kota Medan
2. 4. 2. Persyaratan dan Kriteria Lokasi
Pemilihan lokasi site didasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK). Lokasi
(42)
AGUS MUSTIKA 27
2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis, lingkungan dengan
image yang bagus dan berbudaya sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.
3. Aksesbilitas lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana
transportasi umumnya yang melewati lokasi site.
Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi bagi Galeri Seni Lukis Medan:
- Galeri Seni Lukis Medan direncanakan sebagai fasilitas pelatihan yang
lengkap dan bermutu yang mampu mengadakan pameran ditempatkan di pusat kota.
- Seni musik, tari, lukis dan fotografi merupakan bagian dari seni yang
diminati oleh semua kalangan usia terutama remaja, sehingga diutamakan terletak dengan fasilitas sekolah, permukiman dan juga perkantoran.
- Pertimbangan lokasi yang memiliki lahan yang cukup luas yang dapat
menampung seluruh kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.
- Galeri Seni Lukis Medan diharapkan dapat membangkitkan minat
masyarakat akan seni sehingga diusahakan lokasi terletak di pusat kota.
- Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara
- Kondisi lingkungan sehat dan segar
- Tersedia sarana air bersih, jaringan listrik, dan jaringan telepon
- Lokasi tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku
- Berada di kawasan pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang
mudah bagi kalangan pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.
Seni merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh semua kalangan terutama remaja. Oleh sebab itu, Galeri Seni Lukis Medan ini direncanakan dekat dengan fasilitas permukiman, pendidikan, serta perkantoran. Sehingga mudah di jangkau dari mana saja. Serta harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam RUTRK Kota Medan.
(43)
AGUS MUSTIKA 28 2. 4. 3. Analisis Pemilihan Lokasi
Galeri Seni Lukis Medan merupakan bangunan yang memiliki fungsi sebagai sarana rekreasi indoor dan sarana pendidikan non-formal yang berhubungan dengan seni lukis. Berdasarkan peraturan yang ada, Galeri Seni Lukis Medan ini lebih cocok berada di WPP B dan D. hal ini dikarenakan bahwa di WPP B dan D merupakan kawasan perkembangan rekrasi indoor dan sarana pendidikan.. Maksud dan tujuan Galeri Seni Lukis Medan ini adalah untuk memperkenalkan seni lukis kepada masyarakat luas, oleh sebab itu galeri seni lukis ini direncanakan di pusat kota yaitu WPP D di Kecamatan Medan Baru dengan alasan karena WPP D berada di pusat kota yang merupakan pusat pengembangan rekreasi indoor dan sarana pendidikan
dengan image kawasan yang tergolong elite.
Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini:
Gambar 11. Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
WPP A
Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan
WPP B
Kawasan perkantoran, perdagangan, Rekreasi Indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan Sarana Pendidikan
WPP C
Pemukiman, perdagangan, dan rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
WPP E
Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan
WPP D
Kawasan perdagangan, perkantoran, Rekreasi Indoor dan pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan Sarana Pendidikan
(44)
AGUS MMUSTIKA Gam
Gambar
Gamba Alasan merupa
mbar 12 . Peta
r 13: kawasan
ar di atas ad pemilihan akan pusat p
a lokasi Kecam
yang dipilih s
dalah gamb kedua kel pengembang
matan Medan
sebagai altern
ar peta kaw lurahaan in gan rekreasi
Baru
natif site
wasan Kelur ni adalah k i indoor dan
rahan Darat karena pada n sarana pen
t dan Petisa a kedua ke ndidikan.
29 ah Hulu. elurahan
(45)
AGUS MMUSTIKA Gambar Keterang 1: alterna 2: alterna 3: alterna
-14. Peta alter
gan:
atif 1(Jl. S. Pa atif 2 (Jl. Sud atif 3 (Jl. K. P
Aletrnatif 1 o
o
o
o
rnatif lokasi G
arman) dirman) Patimura) 1 Berada pad Batas-batas
Batas U
Batas T
Batas S
Batas B
pemuki Luas Lahan Potensi Lah Berada Berada perkant
Luas sit
Memili
Eksisting s tidak perma
Galeri yang be
da persimpa s: Utara Timur Selatan Barat iman n : ± 1Ha han :
di Pusat Ko pada kaw toran
te menduku iki jalur util site ini meru
anen. 2 1
3
erada di Kelur
angan Jl. S. P
: pemukima : Sungai Ba : Jalan Sud : Jalan S
a (± 10.000
ota
wasan pen
ung ± 1Ha itas yang ba upakan pem
rahan Darat d
Parman dan
an abura dirman
. Parman,
M2)
ndidikan,
aik.
mukiman ak
dan Petisah H
n Sudirman
perkantora
pemukim
ktif, tidak a
30 Hulu. an, dan man dan aktif dan 0
(46)
AGUS MMUSTIKA -Gambar Alternatif 2 o o o o
15. Peta alter 2
Berada pad Batas-batas
Batas U
Batas T
Batas S
Lama
Batas B
Luas Lahan Potensi Lah Berada Berada perkant Transpo
Luas sit
Memili
Eksisting s kosong dan SITE
rnatif 1
da Jl. Sudirm s:
Utara Timur Selatan
Barat
n : ± 1,8 han :
di Pusat Ko pada kaw toran
ortasi lancar te menduku iki jalur util
site ini me n rumah ting
man
: Rumah pe : Sungai Ba : Rumah
: Rumah pe Ha (± 18.0
ota
wasan pen
r dan baik ung ± 1,8 H
itas yang ba erupakan p
ggal (under
enduduk dan abura
penduduk
enduduk dan
00 M2)
ndidikan,
Ha aik.
pemukiman construstio
n Sungai Ba
dan Jalan n Rukan permukim tidak akti on) 31 abura Babura man dan f, lahan 1
(47)
AGUS M -MUSTIKA Alternati o f 3 o o Eksisting penduduk. . Berada pad Batas-batas Utara : Jal Timur : La Selatan : Jl.
Barat : Jl.
Potensi Lah
Terletak
Berada
Luas sit
Memili
site ini m .
Gamb
da Jl. K. Pat s : lan Babura ahan kosong Kampung K. Patimur han : k di pusat k
pada kawa te menduku iki jalur util merupakan
bar 16. Alter
timura
Lama dan p g dan Sunga Mandailing ra
kota
san permuk ung ± 1.9 H itas yang ba
lahan kos SITE
rnatif lokasi 2
permukiman ai Babura g
kiman, dan a a
aik.
song, kanto 2
n tidak aktif
area komers
or dan per
32 f
sil
rumahan
(48)
AGUS M K Lu Ti Pe Lo Ja ter ko Fu pe se MUSTIKA Pen KRITERIA uas Lahan ingkatan Jalan
encapaian k okasi angkauan rhadap struktu ota ungsi endukung ekitar lokasi Gambar 17 nilaian altern A n Jalan Art ke Mudah diakses d Medan kendaraa dengan an
ur
Berada d merupaka pengemb permukim perdagan indoor Perkantor pendidika masyarak atas, SPB
7. Alternatif lo natif lokasi
Alternatif 1 (1) ± 1 Ha
(3) teri Primer
(3) karena m dari segala p
baik d an pribadi m ngkutan umum
(3) di pusat kot
an d
bangan pendi man ngan, re (3) ran, res an, pemu kat menenga BU, Petronas SIT okasi 3 J mudah enjuru dengan maupun m Mud diak Med kend deng ta dan daerah idikan, dan ekerasi Bera meru peng pend dan indo storan, ukiman ah ke Perk pend masy atas, TE LOKASI Alternatif (3) ± 1,8 Ha
(3) Jalan Arteri P
(3) dah karena
ses dari segal dan baik
daraan pribad gan angkutan u
(3) ada di pusat upakan gembangan didikan, per perdagangan, oor (3) kantoran, didikan, pe yarakat mene , SPBU, Petro
f 2 a rimer mudah la penjuru dengan di mapun umum M se b p u kota dan daerah rmukiman , rekerasi B m p p d re restoran, emukiman engah ke onas P p m at Alternat (2) ± 1.9 H
(3) Jalan arteri (3) Mudah diak egala penjur aik dengan ribadi maupu umum (3) Berada di pusa merupakan engembangan endidikan, pe dan pe ekerasi indoor (3) Perkantoran,
endidikan, p masyarakat me tas, SPBU, Pe
33 tif 3 Ha i primer kses dari ru Medan kendaraan n angkutan
at kota dan daerah n ermukiman erdagangan, r restoran, pemukiman enengah ke etronas 3
(49)
AGUS MUSTIKA 34 RUTRK (pengembangan perdidikan dan Rekreasi) (3) Sesuai (3) Sesuai (3) Sesuai
Fungsi eksisting (3)
pemukiman permanen, tidak permanen dan rumah tinggal tidak aktif/ tidak dihuni
(3)
Rumah tinggal(under construction), lahan kosong dan pemukiman
yang tidak aktif/ tidak dihuni
(2)
Pemukiman permanen, kantor AXA, dan lahan
kosong Kontur pengenalan entrance (3) Relatif datar (3) Relatif datar (3) Relatif datar View dari dan
ke dalam site (3)
Baik
(3) Baik
(1)
Kurang baik, karena sisi bagian depan yang mengahadap jalan terlalu kecil sehingga bangunan Galeri tidak begitu terlihat dari jalan
Suasana sekitar (1)
Kurang tenang, karena berada di persimpangan jalan S. Parman dan
Sudirman (2) Tenang (3) Tenang Tingkat
kemacetan (1)
Macet (3) Tidak macet (3) Tidak macet Pemanfaatan
lokasi site (1)
Tidak terlalu dapat digunakan, karena bentuk lahan tidak beraturan dan dipotong dengan GSS, sehingga lahan tidak dapat digunakan secara maksimal.
(3) Baik
(3) Baik
Orientasi
bangunan (2)
Barat dan selatan, karena terletak di persimpangan
jalan
(3) Utara
(1) Barat
Total nilai 32 38 31
Peringkat I II III
Tabel 7. penilaian alternatif lokasi
(50)
AGUS MUSTIKA 35
(1) : kurang
(2) : cukup
(3) : baik
Berdasarkan potensi kawasan yang ada dan juga berbagai pertimbangan atas dasar kriteria pemilihan lokasi proyek maka tapak pada alternatif 2, yaitu Jalan Sudirman.
2. 4. 4. Deskripsi Lokasi Sebagai Lokasi Proyek
o Lokasi Proyek : Jln. Sudirman, Kecamatan Medan Baru, Medan
o Batas – Batas Site
o Batas Utara : Rumah penduduk dan Sungai Babura
o Batas Timur : Sungai Babura
o Batas Selatan : Rumah penduduk dan Jalan Babura Lama
o Batas Barat : Rumah penduduk dan Rukan
o Luas Lahan : ± 1,8 Ha (± 18.000 m2)
o Kontur : Datar
o KDB : 80%
o KLB : 3-5 lantai
o Lebar Jalan :
Jln. Sudirman : 17 meter
Jln. Babura lama : 7,4 meter
o GSB :
Jln. Sudirman : 9,5 meter
Jln. Babura lama : 4,7 meter
o GSS :
Sungai Babura : 15 meter
o Bangunan Eksisting : rumah tinggal(under
construction) dan tanah kosong, pemukiman tidak aktif
o Potensi Lahan :
Berada di pusat kota
Berada pada Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan
pemukiman, dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan
(51)
AGUS MUSTIKA 36
Transportasi lancar dan baik
Luas site mendukung ± 1,8 Ha
Memiliki jalur utilitas yang baik.
2.5. Tinjauan Pengguna Bangunan 2.5.1. Deskripsi Pengguna
Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas Galeri Seni Lukis ini adalah:
- Seniman
Adalah orang yang mempunyai bakat seni dan banyak menghasilkan karya
seni.17 Pelukis di dalam galeri seni lukis bertugas memberikan pengarahan
tentang seni lukis dan mempraktekkan langsung kegiatan melukis (dalam sanggar sebagai pengajar).
- Pengunjung
17
kamus pelajar, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
(52)
AGUS MUSTIKA 37 Adalah penggemar seni lukis. Adapun kegiatan yang dilakukan:
o Melihat pameran seni lukis
o Membeli (ikut pelelangan) lukisan
o Menikmati makanan yang ada di cafe
o Rekreasi
o Belajar melukis
o Membaca buku di perpustakaan
o Dll
- Pengelola
Sekelompok orang yang bertugas mengelola (mengatur) tentang semua kegiatan yang berlangsung dan yang akan berlangsung di galeri seni lukis. Pengelola Galeri Seni Lukis Medan dapat dillihat pada tabel di bawah ini:
No Jabatan Jumlah
1 Pimpinan galeri 1 orang
2 Wakil pimpinan galeri 1 orang
3 Sekretaris 1 orang
4 Koordinator pelatihan 1 orang
5 Staf pengajar 10 orang
6 Staf koleksi dan perawat karya seni 10 orang
7 Kepala bagian pameran 1 orang
8 Staf pameran 8 orang
9 Koordinator sanggar 1 orang
10 Koordinator gudang 1 orang
11 Kepala bagian koleksi 1 orang
12 Bendahara 1 orang
13 Wakil bendahara 1 orang
14 Kepala administrasi 1 orang
15 Kepala keamanan 1 orang
16 Kepala bagian teknik dan pemeliharaan gedung 1 orang 17 Staf bagian teknik dan pemeliharaan gedung 2 orang
(53)
AGUS MUSTIKA 38
18 Staff keamanan 6 orang
19 Kabag perpustakaan 1 orang
20 Staff perpustakaan 6 orang
21 Staff kebersihan 4 orang
22 Koordinator penjualan 1 orang
23 Staff penjualan 5 orang
24 Staff kesehatan 2 orang
25 Kepala publikasi 1 orang
26 Staff publikasi 4 orang
27 Kepala koleksi 1 orang
Jumlah 74 orang
Tabel 8. pengelola galeri
Sedangkan pengertian dan fungsi dari personil yang ada di Galeri Seni Lukis ini adalah:
o Pimpinan galeri
Orang yang bertanggung jawab atas semua kegiatan yang ada di dalam galeri.
o Wakil pimpinan galeri
Orang yang membantu tugas pimpinan terutama urusan di dalam galeri.
o Koordinator pelatihan
orang yang bertugas untuk mengkoordinasikan aktivitas belajar mengajar (staf/ pengajar dan murid) di dalam galeri.
o Staf pengajar
Orang yang bertugas dalam membina/mengajar anak didik dalam sanggar (proses melukis/ berkarya), dilakukan langsung oleh para seniman lukis.
o Staf perawat karya seni
Orang yang bertugas dalam merawat dan memelihara karya seni lukis (lukisan).
(54)
AGUS MUSTIKA 39 Orang yang bertanggung jawab atas segala kegiatan pameran dalam galeri.
o Staf pameran
Orang yang bertugas mempersiapkan segala sesuatunya saat dilaksanakannya pameran.
o Koordinator sanggar
Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan di bagian sanggar.
o Koordinator gudang
Orang yang bertanggung jawab ata keberadaa barang/ karya seni yang ada dalam gudang.
o Kepala Bagian Koleksi
Orang yang membuka dan mencari pasar dan peluang karya seni lukis.
o Bendahara
Orang yang bertanggung jawab atas laporan keuagan galeri.
o Wakil bendahara
Orang yang bertugas untuk membantu kerja bendahara dalam hal laporan keuangan.
o Kepala administrasi
Orang yang mengurus masalah surat-menyurat, pendataan dala sanggar.
o Kepala keamanan
Orang yang bertanggung jawab atas kondisi keamanan di lokasi galeri.
o Kepala bagian teknik dan pemeliharaan gedung
Orang yang bertanggung jawab mengatur dan menjaga hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan peralatan listrik, audio dan gedung.
o Staf bagian teknik dan pemeliharaan gedung
Orang yang bertugas menjaga hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan peralatan listrik, audio dan gedung.
o Staf keamanan
Orang yang melakukan penjagaan keamanan di lokasi galeri.
(55)
AGUS MUSTIKA 40 Orang yang bertanggung jawab mengatur dan menjaga hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan.
o Staff perpustakaan
Orang yang bertugas menjaga hal-hal yang berhubungan dengan perpustakaan.
o Staff kebersihan
Orang yang bertugas membersihkan lingkungan gedung
o Kepala publikasi
Orang yang mengkoordinir hal-hal yang berhubungan dengan pempublikasian informasi.
o Staff publikasi
Orang yang bertugas mempublikasikan informasi mengenai pameran/ karya seni.
o Staff kesehatan
Orang yang bertugas memberikan pelayanan medis
Adapun struktur organisasi sebuah Galeri adalah sebagai berikut:
Gambar19 .Struktur Organisasi Galeri
Berbagai jenis kegiatan yang merupakan kegiatan dari pemakai gedung antara lain sebagai berikut:
(56)
AGUS MUSTIKA 41 Kegiatan pameran merupakan kegiatan memamerkan karya seni lukis seniman, yang terdiri dari:
o Ruang pameran(galeri) temporer, hanya pada waktu tertentu saja
o Ruang pamer tetap, berlangsung setiap saat (bersifat menetap)
- Kegiatan Latihan melukis
Merupakan kegiatan latihan melukis, ruangan yang dibutuhkan adalah ruang sanggar.
- Kegiatan Perawatan
Merupakan kegiatan merawat lukisan seperti: menyimpan, pendokumentasian, konservasi dan restorasi.
- Perpustakaan
Menyediakan berbagai jenis buku kesenian, khususnya seni lukis yang mendukung proses pembelajaran seni lukis, wawasan dan ilmu seni lukis bagi masyarakat luas.
- Pengelolaan
Berupa kegiatan segala kegiatan yang terjadi di dalam Galeri Seni Lukis berupa kegiatan administrasi, perawatan, dan pembersihan.
(57)
AGUS MUSTIKA 42 2.6. Studi Banding arsitektur dan Fungsi Sejenis
2.6.1. Galeri Nasional Indonesia
Gambar 20: Galeri Nasional Indonesia
Galeri Nasional Indonesia merupakan salah satu lembaga kebudayaan yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan asset seni-budaya atau karya seni rupa sebagai sarana edukasi-kultural dan rekreasi serta pengembangan kreativitas dan apresiasi seni. Galeri Nasional Indonesia merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan kementrian budaya dan pariwisata, kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, yang sehari-hari dilaksanakan oleh Direktur kesenian. Galeri Nasional Indonesia memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan, pengumpulan, pendokumentasian, registrasi, analisis, pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian, penyebarluasan informasi
dan bimbingan edukatif terhadap karya seni rupa.18
Berdiri pada tanggal 8 Mei 1999. Luas tanah dan bangunan Galeri Nasional Indonesia adalah 17.600M² terdiri dari berbagai gedung dan fasilitas penunjuang lainnya, seperti: kantor, pameran temporer, pameran permanen (menetap), perpustakaan, auditorium, storage, laboratorium, wisma seniman, galeri shop. Lokasi Galeri Nasional Indonesia ini cukup strategis, yaitu berada di pusat ibukota Indonesia (Jakarta).
Galeri Nasional Indonesia bertugas melaksanakan pengumpilan, pendokumentasian, pendaftaran, penelitian, pemeliharaan, perawatan,
18
http://www.galeri-nasional.or.id/
18
:http://info.indotoplist.com/?YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU1qRT0= 2
0: http://www.galeri-nasional.or.id/
(58)
AGUS MUSTIKA 43 pengamanan, penyajian, penyebara informasi dan bimbingan edukatif tentang
karya seni rupa.19
Saat ini Galeri Nasional Indonesia memiliki sekitar 1770 koleksi karya seniman Indonesia dan mancanegara.
Galeri Nasional Indonesia ini memiiliki fasilitas yang dapat memadai unutk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai lembaga yang mengkoleksi karya seni rupa, pameran, dan seminar maupun pelatihan seni rupa dalam kapasitasnya sebagai institusi resmi pemerintahan Indonesia terhadap pelestarian nilai-nilai budaya, khususnya seni rupa.
Ruang pameran
Galeri Nasional Indonesia memiliki empat ruang pameran, yaitu:
- gedung A (1.350M²),
- gedung (2.800M²),
- gedung C (750M²), dan
- gedung D (600 M²).
Hingga saat ini luas tanah Galeri Nasional Indonesia mencapai 28.620 m.
Gambar 21: R. pamer Galeri Nasional Indonesia
Masing-masing gedung/ ruang dikhususkan untuk memajang karya seni rupa modern dan temporer, seperti: lukisan, patung, kria, grafis, fotografi, instalasi, seni media baru, dan lain-lain.
(59)
AGUS MUSTIKA 44 Dalam Galeri Nasional Indonesia ini dilakukan beberpa jenis pameran seperti:
-pameran tetap (permanent exhibition)
menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia dan waktu penyelenggaraan Pameran Tetap
berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun
Gambar 22. R. pameran tetap
-pameran temporer (temporary exhibition)
Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain, [ameran ini berlangsung minimal selama 10-30 hari.
Gamba 23. R. pameran temporer
-pameran keliling (ttaveling exhibition)
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun karya di luar koleksi Galeri Nasional Indonesia ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain. Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.
(60)
AGUS MUSTIKA 45 Ruang Seminar
Galeri Nasional Indonesia ini memiliki fasilitas ruang seminar (serba guna) untuk mendukung kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Ruang seminar ini dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC), agar suasana seminar atau diskusi terasa nyaman.
Gambar 24. Ruang seminar/R. serba guna
Ruang Restorasi
Pekerjaan konservasi-restorasi dilakukan pada laboratorium konservasi dengan fasilitas penerangan lamu polikhromatis dan ultra-violet. Bersikulasi udara, ber-AC, dan dialiri air distilasi. Laboratorium ini juga dilengkapi tabung-tabung gelas yang berfungsi sebagai wadah atau alat ukur/ analisa, alat-alat ukur elektronik dan computer pendukung untuk analisa dan simulasi pekerjaan teknis. Alat mikrokopis, alat control klimotologi, ruang fumigasi serta alat pendingin untuk membasmi jamur atau serangga juga melengkapi laboratorium ini.
Karya-karya seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia sebagian besar ditempatkan di ruang penyimpanan (storage) yang sudah dilengkapi dengan fasilitas mesin penyejuk kayu, serta dilengkapi juga dengan alarm system
sebagai sarana pengamanannya.20
Gambar 25. Ruang restorasi
20
http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/ceritasukses/read/galeri-nasional-indonesia
(61)
AGUS MUSTIKA 46 Ruang Penyimpanan
Karya-karya seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia ini sebagian besar ditempatkan di ruang penyimpanan (storage) yang sudah memenuhi persyaratan penyimpanan tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas mesin penyejuk ruangan, alat pengatur suhu udara, lemari kayu, panel geser, panel kawat dan panel kayu, serta dilengkapi juga dengan alarm system sebagai sarana pengamannya.
Gambar 26. Ruang penyimpanan karya
2.6.2. kompleks seni Affandi, Yogjakarta21
Gambar 27. Kompleks Seni Affandi
Museum/Galeri Affandi ini terletak di Jl. Laksda Adisucipto 167, yaitu jalan utama yang menghubungkan kota Yogjakarta dan Solo, di tepi Sungai Gajahwong. Letaknya sangat strategis sebagai salah satu kompleks seni lukis di yogjakarta. Kompleks ini menduduki tanah seluas 3.500 meter² yang terdiri atas tiga buah galeri, dan bangunan rumah tinggal pelukis Affandi dan keluarganya. Pembangunan kompleks seni ini dirancang sendiri oleh Affandi.
Galeri I
(62)
AGUS MUSTIKA 47 Pada tahun 1962, Affandi selesai membangun galeri I dengan luas bangunan 314,6 m² yang digunakan untuk ruang pameran bagi sejumlah hasil karya lukisnya. Bangunan galeri ini kemudian diresmikan oleh direktur Jenderal Kebudayaan pada tahun 1974. Lukisan yang ada pada galeri ini di lukis di atas kertas dengan cat air, pastel, serta cat minyak di atas kanvas. Lukisan yang berada di galeri I ini adalah lukisan karya Affandi sendiri.
Gambar 28. Suasana galeri I Galeri II
Pada tahun 1987, presiden Soeharto memberikan bantuan berupa pendirian sebuah bangunan galeri II, yang menempati area tanah seluas 351,5 m². bangunan galeri II ini kemudian diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1988. Pada galeri II lukisan yang dipajang adalah lukisan karya berbagai seniman.
Gambar 29. Suasana galeri II Galeri III
Galeri III ini didirikan pada tahun 1997 dan diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tahun 2000 dan dibangun atas ide yang sama dengan bangunan lainnya antara kompleks museum yang menggunakan bentuk garis melengkung dengan atap yang membentuk pelepah daun pisang. Galeri III ini terdiri atas tiga lantai, lantai I digunakan untuk ruang pameran, lantai II untuk ruang perawatan/perbaikkan lukisan,
(63)
AGUS MUSTIKA 48 dan ruang bawah tanah sebagai penyimpanan lukisan. Dalam galeri ini dipajang karya keluarga Affandi, sulaman Maryati, Kartika dan Rukmini.
Gambar 30. Suasana galeri III
2.6.3. Gana Art Center atau Galeri Seni Gana22
Gambar 31. Galeri Seni Gana, Seoul
Gana Art Center atau galeri seni Gana ini terletak di kecamatan Pyungchang, Jongno-gu, Seoul. Bangunan galeri ini terdiri dari tiga lantai yang dilengkapi dengan alun-alun dan kebun yang luas. Galeri ini dibuka pada tahun 1983 dan dianggap sebagai salah satu galeri yang berusaha untuk mengembangkan seni lukis di Korea lewat kegiatan pameran atau keikutsertaan dalam acara seni lukis baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bangunan galeri ini berwarna abu-abu yang memberikan kesan modern dan ruangan dalam di galeri seni Gana ini cukup luas, maka galeri ini sangat cocok untuk menikmati seni lukis atau pemandangan indah di sekitar bangunan. Lantai pertama dan kedua bangunan galeri ini digunakan sebagai ruang pameran. Dan lantai ketiga digunakan sebagai ruang workshop para seniman.
(64)
AGUS MUSTIKA 49 Dalam Galeri Seni Gana ini juga terdapat Gana Art Shop yaitu sejenis toko souvenir dengan suasana yang tenang. Di toko souvenir ini menjual berbagai jenis barang-barang seperti keramik, cermin, dasi, buku catatan dan sebagainya yang dibuat sendiri oleh senimannya. Dalam galeri seni Gana ini juga terdapat kafe yang bernama Motte yang merupakan ruangan yang penuh pesona. Dari dalam bangunan galeri ini juga pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan kecamatan Pyung chang melalui kaca lebar di kafe yang sering juga disebut sebagai sebuah lukisan yang indah.
Gambar 32. Suasana interior galeri seni Gana, Seoul
2.6.4. Solomon R. Guggenheim Museum23
Solomon R. Guggenheim Museum merupakan museum karya seni berupa lukisan, foto, sculpture, dll. Museum yang terletak di Manhattan, New York ini, mulai dibangun pada
23 file:///C:/Documents%20and%20Settings/Windows_Xp/My%20Documents/‐.‐ /GUGGENHIM%20MUSEUM/viewtopic.php.htm
(65)
AGUS MUSTIKA 50 tahun 1943 dan selesai pada tahun 1959. Dengan luas 51,000 sq. ft. dan tinggi 92 feet, museum ini merupakan karya arsitek Frank Lloyd Wright.
Gambar 33. Eksterior Solomon R. Guggenheim Museum
Gambar 34. Denah Solomon R. Guggenhiem Museum
(1)
GALERI SENI LUKIS MEDAN ARSITEKTUR REALISME
AGUS MUSTIKA 134
070406028
(2)
GALERI SENI LUKIS MEDAN ARSITEKTUR REALISME
AGUS MUSTIKA 135
070406028
(3)
AGUS MU 070406028 6.10. Int
Suasana
Suasana h
Suasana
USTIKA 8
erior Bangu
cafe
hall
lounge
unan
GALLERI SENI L ARSITEKTU
LUKIS MEDA UR REALISM
AN ME
(4)
AGUS MU 070406028 Suasana k
Suasana r
Suasana r USTIKA 8
koridor men
ruang lukis
ruang sketsa
nuju ruang se
a model
erba guna
GALLERI SENI L ARSITEKTU
LUKIS MEDA UR REALISM
AN ME
(5)
GALERI SENI LUKIS MEDAN ARSITEKTUR REALISME
AGUS MUSTIKA 138
070406028 6.11. Maket
(6)
GALERI SENI LUKIS MEDAN ARSITEKTUR REALISME
AGUS MUSTIKA xii
070406028
DAFTAR PUSTAKA BPS tahun 2009
Bahan ajar mata kuliah “ filsafat arsitektur” Survey Lapangan
Wawancara
http://www.antarasumut.com/tanpa-kategori/medan-tak-punya-galeri-lukisan-layak/
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=42144:seniman -lukis-minta-pemko-medan-fasilitasi-galeri&catid=14:medan&Itemid=27
Pusat Bahasa Departemen Nasional www.Wikipedia.com
Dictionary of architecture and Construction Clive Bell, 1914
http://wapedia.mobi/id/Seni_lukis
Ensiklopedia Naional Indonesia, PT. Cipta Adi Pusaka, Jakarta, 1986 Data arsitek, J. Paneri, 1979.
Ibid http://www.anneahira.com/peralatan-melukis.htm http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/11/07/6798/catatan_perjalanan_seni_lukis _di_medan/ http://wapedia.mobi/id/Seni_lukis http://www.galeri-nasional.or.id/ http://info.indotoplist.com/?YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQweU1qR T0= http://www.galeri-nasional.or.id/ http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/ceritasukses/read/galeri-nasional-indonesia Hasil survey pribadi
http://rki.kbs.co.kr/indonesian/program/program_fridayevent_detail.htm?No=53
http://www.museumindonesia.com/museum/28/1/Museum_Affandi_Yogyakarta_55281 Encyclopedia Britannice, www. Tripod.com
www. Wikipedia.com http://www.metmuseum.org/TOAH/HD/rlsm/hd_rlsm.htm http://www.goodessaywords.com/2010/02/history-of-realism.html http://www.helium.com/items/118953-the-history-of-realism http://www.artikata.com/arti-150084-real+world.php http://id.wikipedia.org/wiki/Isme Ven, 1967 http://www.architecture-page.com/go/projects/honan-allston-branch-boston-public-library__2 http://www.architecture-page.com/go/projects/one-western-avenue__2 http://www.architecture-page.com/go/projects/concord-house__2 http://www.arcspace.com/architects/Machado_Silvetti/Utah_Museum/