Bentuk Penyesuaian Diri Karakteristik Penyesuaian Diri Aspek Penyesuaian Diri

12 Penyesuaian diri merupakan suatu usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya, sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan emosi negatif lainnya yang tidak sesuai dan kurang efisien dapat dikikis habis Kartono, 2002. Menurut Schneiders penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan di dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal Desmita, 2009. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan reaksi individu dalam mengatasi ketegangan karena terhambatnya kebutuhan untuk mencapai keselarasan antara individu dan lingkungan.

2. Bentuk Penyesuaian Diri

Schneiders 1964 juga mengemukakan bahwa ada dua macam bentuk penyesuaian diri yang dilakukan individu, yaitu: a. Penyesuaian diri personal Adalah bentuk penyesuaian diri yang diarahkan kepada diri sendiri, seperti penyesuaian diri fisik dan emosi, penyesuaian diri seksual, dan penyesuaian moral dan religius. 13 b. Penyesuaian diri sosial Adalah bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti rumah, sekolah, dan masyarakat; yang merupakan aspek khusus dari kelompok sosial. Hal ini berarti melibatkan pola hubungan di antara kelompok yang ada dan saling berhubungan secara integral di antara ketiganya. Sementara itu, menurut Gunarsa, bentuk penyesuaian diri ada dua, antara lain dalam Sobur, 2003: a. Adaptive Merupakan bentuk penyesuaian diri bersifat fisik, artinya perubahan- perubahan dalam proses fisiologis untuk menyesuaikan kebutuhan diri terhadap lingkungan. b. Adjustive Merupakan bentuk penyesuaian diri bersifat psikis, artinya penyesuaian diri, baik emosi dan tingkah laku terhadap lingkungan yang memiliki norma sosial.

3. Karakteristik Penyesuaian Diri

Schneiders 1964 memberikan kriteria individu dengan penyesuaian diri yang baik, yaitu sebagai berikut: a. Pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan dirinya b. Objektivitas diri dan penerimaan diri c. Kontrol dan perkembangan diri d. Integrasi pribadi yang baik 14 e. Adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya f. Adanya perspektif, skala nilai, filsafat hidup yang adekuat g. Mempunyai rasa humor h. Mempunyai rasa tanggung jawab i. Menunjukkan kematangan respon j. Adanya perkembangan kebiasaan yang baik k. Adanya adaptabilitas l. Bebas dari respon yang cacat m. Memiliki kemampuan bekerja sama dan menaruh minat terhadap orang lain n. Memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain o. Memiliki orientasi yang adekuat terhadap realitas

4. Aspek Penyesuaian Diri

Schneiders 1964 mengungkapkan bahwa penyesuaian diri yang baik meliputi tujuh aspek sebagai berikut: a. Tidak terdapat emosionalitas yang berlebih Aspek ini menekankan pada adanya kontrol emosi yang memungkinkan individu tersebut untuk menghadapi permasalahan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan pemecahan masalah ketika muncul hambatan. 15 b. Tidak terdapat mekanisme psikologis Aspek ini menjelaskan pendekatan terhadap permasalahan lebih mengindikasikan respon yang normal daripada penyelesaian masalah melalui serangkaian mekanisme pertahanan diri. Individu dikategorikan normal jika bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. c. Tidak terdapat perasaan frustasi personal Perasaan frustasi membuat seseorang sulit untuk bereaksi secara normal terhadap situasi atau masalah. Individu yang frustrasi akan merasa tidak berdaya dan hidup tanpa harapan. Maka akan sulit bagi individu untuk mengorganisir kemampuan berpikir, perasaan, motivasi dan tingkah laku dalam menghadapi situasi yang menuntut penyelesaian. d. Kemampuan untuk belajar Penyesuaian merupakan proses belajar berkesinambungan dari perkembangan individu sebagai hasil dari kemampuannya mengatasi situasi konflik dan stres. e. Pemanfaatan pengalaman masa lalu Dalam proses pertumbuhan dan perubahan, penggunaan pengalaman di masa lalu itu penting. Individu dapat menggunakan pengalamannya maupun pengalaman orang lain melalui kegiatan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang membantu dan mengganggu proses penyesuaian dirinya. 16 f. Sikap realistik dan objektif Penyesuaian secara konsisten berhubungan dengan sikap realistik dan objektif yang bersumber pada pemikiran yang rasional, kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu sesuai dengan kenyataan sebenarnya. g. Pertimbangan rasional dan pengarahan diri Individu memiliki kemampuan berpikir dan melakukan pertimbangan terhadap masalah atau konflik serta kemampuan mengorganisasi pikiran, tingkah laku dan perasaan untuk memecahkan masalah, dalam kondisi sulit sekalipun. Pada mahasiswa sendiri, penyesuaian diri di lingkungan Perguruan Tinggi memiliki empat aspek Baker Siryk, 1984, yaitu: a. Penyesuaian Akademik Academic Adjustment Penyesuaian akademik adalah kemampuan mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan perkuliahan dan mencapai tingkat kepuasan pada prestasi akademisnya. Aspek ini meliputi motivasi sikap terhadap tujuan akademis, motivasi untuk mencapai tujuan akademis dan untuk berkuliah, aplikasi seberapa jauh motivasi diubah menjadi suatu usaha untuk mencapai tujuan akademis, performa keberhasilan dan keefektifan dalam mencapai tujuan akademis, dan lingkungan akademis kepuasan terhadap prestasi akademis. 17 b. Penyesuaian Sosial Social Adjustment Penyesuaian sosial adalah kemampuan mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus. Aspek ini meliputi keterlibatan individu dalam kegiatan di lingkungan kampus secara umum, keterlibatan dan hubungan individu dengan orang lain di lingkungan kampus, dan kepuasan terhadap lingkungan kampus. c. Penyesuaian Emosional Emotional Adjustment Penyesuaian emosional adalah kemampuan mahasiswa untuk menyesuaikan diri terhadap masalah emosional dan masalah fisik yang dihadapi sebagai mahasiswa baru. Aspek ini meliputi kesejahteraan psikologis psychological well-being dan kesejahteraan fisik physical well-being. d. Kelekatan terhadap Institusi Komitmen Institutional Attachment Komitmen institutional attachment adalah kemampuan mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan membangun kelekatan antar dirinya dengan kampus dan kegiatan perkuliahan yang dijalani yang berpengaruh terhadap keputusan individu untuk melanjutkan perkuliahan. Aspek ini meliputi perasaan dan kepuasan terhadap lingkungan atau kegiatan perkuliahan secara umum dan kepuasan terhadap kegiatan perkuliahan secara khusus khusus jurusan atau mata kuliah. 18

5. Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri