Uji Perolehan Kembali Recovery Simpangan Baku Relatif Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi Limit of Quantitation

27 F o = 2 2 2 1 S S Keterangan : F o = Beda nilai yang dihitung S 1 = Standar deviasi terbesar S 2 = Standar deviasi terkecil Apabila dari hasilnya diperoleh F o tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus: X 1 – X 2 t o = Sp √1n 1 + 1n 2 Keterangan : X 1 = kadar rata-rata sampel 1 n 1 = Jumlah perlakuan sampel 1 X 2 = kadar rata-rata sampel 2 n 2 = Jumlah perlakuan sampel 2 Sp = Simpangan baku jika F o melewati nilai kritis F, dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus : X 1 – X 2 t o = √S 1 2 n 1 + S 2 2 n 2 Keterangan: X 1 = kadar rata-rata sampel 1 S 1 = Standar deviasi sampel 1 X 2 = kadar rata-rata sampel 2 S 2 = Standar deviasi sampel2 n 1 = Jumlah perlakuan sampel 1 n 2 = Jumlah perlakuan sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya.

3.5.8 Uji Perolehan Kembali Recovery

Menurut Harmita 2004, uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan standar dengan konsentrasi Universitas Sumatera Utara 28 tertentu Miller, 2005. Larutan baku yang ditambahkan yaitu, 0,3 ml larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgml, 7,5 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml dan 1 ml larutan baku natrium konsentrasi1000 µgml. Apel hijau yang kulitnya dikupas yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 25 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 0,3 ml larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgml, 7,5 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml dan 1 ml larutan baku natrium 1000 µgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan Kembali= C F - C A x 100 C A Keterangan : C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.5.9 Simpangan Baku Relatif

Menurut Harmita 2004, keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah : Universitas Sumatera Utara 29 RSD = 100 × X SD Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD= Relative Standard Deviation

3.5.10 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi Limit of Quantitation

Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004,batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Simpangan Baku X SY = 2 2 − − ∑ n Yi Y Batas deteksi LOD = slope X SY x 3 Batas kuantitasi LOQ = slope X SY x 10 Universitas Sumatera Utara 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya ion-ion kalsium, kalium dan natrium dalam sampel. Data dapat dilihat pada Tabel 1dan Lampiran 5, halaman 45. Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif dalam Sampel Apel Hijau yang kulitnya Dikupas dan Tanpa Dikupas yang Telah Didestruksi No. Ion yang dianalisis Pereaksi Hasil Reaksi Hasil 1. Ca Uji Nyala Merah Bata + Asam sulfat 1 N Kristal jarum + 2. K Uji Nyala Ungu + Asam pikrat 1 bv Kristal jarum kasar + 3. Na Uji Nyala Kuning keemasan + Asam pikrat 1 bv Kristal jarum halus + Keterangan : + : Mengandung ion Tabel di atas menunjukkan bahwa larutan sampel yang diperiksa mengandung ion kalsium, kalium dan natrium. Sampel positif mengandung ion kalsium karena menghasilkan endapan putih CaSO 4 berbentuk kristal jarum dengan penambahan asam sulfat 1N serta memberikan warna nyala merah bata saat dibakar mengunakan kawat NiCr. Juga mengandung ion kalium karena menghasilkan kristal jarum kasar kalium pikrat dengan penambahan asam pikrat 1 serta memberikan warna nyala ungu saat dibakar mengunakan kawat NiCr, dan mengandung ion natrium karena menghasilkan kristal natrium pikrat berupa jarum halus dengan penambahan asam pikrat serta memberikan warna nyala kuning keemasansaat dibakar mengunakan kawat NiCr. Berdasarkan hasil reaksi warna nyala maupun reaksi kristal dari masing-masing ketiga ion tersebut membuktikan larutan sampel mengandung ion kalsium, kalium dan natrium. Universitas Sumatera Utara