11 Buah dan sayuran yang mengandung kalium baik dikonsumsi penderita darah
tinggi, karena keberadaan kalium sangat penting untuk mengimbangi natrium. Kalium bersifat hipotensif, yaitu memiliki efek penurunan tekanan darah. Oleh karena itu, rasio
kalium terhadap natrium yang tinggi berperan penting dalam pencegahan hipertensi Astawan, 2009. Kebutuhan kalium
diperkirakan sebesar 2000 mghari Almatsier,
2004 .
Kalium merupakan bagian essensial semua sel hidup, sehingga banyak terdapat dalam bahan makanan. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg
sehari. Kalium terdapat dalam semua makanan mentahsegar, terutama buah, sayuran dan kacang – kacangan Almatsier, 2004.
2.2.3 Natrium
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. 35-40 natrium ada di dalam kerangka tubuh. Makanan sehari – hari biasanya cukup mengandung natrium yang
dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg.
Kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan natrium melalui keringat dan sekresi lain. Dianjurkan untuk membatasi konsumsi garam dapur
hingga 6 gram sehari ekivalen dengan 2400 mg natrium. Pembatasan ini dilakukan karena peranan potensial natrium dalam menimbulkan tekanan darah tinggi Almatsier,
2004.
2.3 Spektrofptometri Serapan Atom
Spektrofotometri serapan atom SSA adalah suatu metode yangdigunakan untuk mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini seringkali mengandalkan nyala
Universitas Sumatera Utara
12 untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi atom-atom logam berbentuk gas
yang digunakan untuk analisis kuantitatif darilogam dalam sampel Bender, 1987. Terdapat berbagai macam metode penetapan kadar kalsium antara lain
kompleksometri, spektrofotometri serapan atomdan gravimetri Khopkar, 1985. Penetapan kadar kalium dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri
serapan atom dan gravimetri. Penetapan kadar natrium dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom dan metode gravimetri Bassett, dkk., 1994.
Prinsip dari spektofotometer serapan atom adalah atom atom pada keadaan dasar mampu menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang pada umumnya adalah
panjang gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom atom itu bila kembali ke keadaan dasar dari keadaan tereksitasi. Jika pada cahaya dengan panjang gelombang tertentu
dilewatkan nyala yang mengandung atom atom yang bersangkutan maka sebagian cahaya itu akan diserap dan banyaknya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya
atom keadaan dasar yang berada dalam nyala.Lampu yang digunakan disebut ‘lampu katode rongga’ dan katode tersebut dilapisi dengan logam yang akan dianalisis. Kerugian
teknik ini adalah bahwa lampu harus selalu diganti tiap kali suatu unsur yang berbeda sedang dianalisis dan hanya satu unsur yang dapat dianalisis pada sewaktu-waktu.
Instrumen-instrumen modern memiliki sekitar 12 lampu yang tersusun, yang dapat secara otomatis berputar Watson, 2005.
Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur mineral dalam jumlah sekelumit trace dan sangat sekelumit ultratrace. Cara analisis
ini memberikan kadar total unsur mineral dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul mineral dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis sekelumit
Universitas Sumatera Utara
13 mineral karena mempunyai kepekaan yang tinggi batas deteksi kurang dari 1 ppm dan
pelaksanaannya relatif cepat dan sederhana Gandjar dan Rohman, 2007. Bagian instrumentasi spektrofotometer serapan atom adalah sebagai berikut:
a. Sumber Radiasi Sumber radiasi yang digunakan adalah lampu katoda berongga hollow cathode
lamp. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang dilapisi dengan mineral tertentu
Gandjar dan Rohman, 2007. b. Tempat Sampel
Dalam analisis dengan spektrofotometer serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan azas. Ada
berbagai macam alat yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom- atomnya, yaitu:
1. Dengan nyala Flame Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa cairan menjadi bentuk
uap atomnya dan untuk proses atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas yang digunakan, misalnya untuk gas asetilen-udara suhunya sebesar 2200
C. Sumber nyala asetilen-udara ini merupakan sumber nyala yang paling banyak digunakan.
Padasumber nyala tersebut asetilen sebagai bahan pembakar, sedangkan udara sebagai bahan pengoksidasi Gandjar dan Rohman, 2007. Gasasetilen-udara digunakan untuk
logam- logam yang bersifat refractory sukar diuraikan dalam nyala api seperti logam kalsium. Sedangkan untuk logam natrium dan kalium tepat menggunakan gas propana-
udara Khopkar, 1985. 2. Tanpa nyala Flameless
Universitas Sumatera Utara
14 Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Sejumlah sampel diambil
sedikit hanya beberapa µL, lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada
grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda
berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif Gandjar dan Rohman, 2007.
c. Monokromator Monokromator merupakan alat untuk memisahkan dan memilih spektrum sesuai
dengan panjang gelombang yang digunakan dalam analisis dari sekian banyak spektrum yang dihasilkan lampu katoda berongga Gandjar dan Rohman, 2007.
d. Detektor Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat
pengatoman Gandjar dan Rohman, 2007. e. Amplifier
Amplifier merupakan suatu alat untuk memperkuat signal yang diterima dari detektor sehingga dapat dibaca alat pencatat hasil Readout Gandjar dan Rohman,
2007. f. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatat hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan
absorbansi atau intensitas emisi Gandjar dan Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 1. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom
2.3.1Gangguan-gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom
Gangguan-gangguan interference pada Spektrofotometri Serapan Atom adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis
menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel Gandjar dan Rohman, 2007. Secara luas dapat dikategorikan menjadi dua
kelompok, yakni interferensi spektral dan interferensi kimia Khopkar, 1985. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, gangguan-gangguan yang terjadi pada
spektrofotometri serapan atom adalah: 1.
Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala.
2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah atau banyaknya atom yang
terjadi di dalam nyala. 3.
Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di
dalam nyala. 4.
Gangguan oleh penyerapan non-atomik.
Universitas Sumatera Utara
16
2.4 Validasi Metode Analisis