Ketidaktepatan Bentuk Kata Penggunaan Kata

Bukunya pun sakit pun ia tetap berangkat kerja. b kata pun yang ditulis serangkai pada kata yang mendahuluinya terdapat pada : a. pun yang berfungsi sama dengan kata yang menyatakan perlawanan. Contoh : meskipun, walaupun. b. pun yang merupakan klitika. 5 kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Penulisan kata si dan sang digunakan pada judul dan uraian materi. “Penulisan kata si dan sang berbentuk kapital apabila berada dalam judul” Santosa, 2010: 29. Contoh : Si Kancil dan Bekicot, Sang Pemburu Hantu, Penulisan si dan sang tidak menggunakan huruf kapital apabila berada dalam uraian materi, kecuali di awal kalimat Santosa, 2010: 29. Seperti contoh berikut. Bekicot itu senang karena dapat mengalahkan sang kancil yang sombong. Si Kancil ketakutan karena sang pemilik kebun mengetahui kebunnya berantakan.

2.2.3 Ketidaktepatan Bentuk Kata

Sebuah kata harus terpahami maknanya, oleh sebab itu pemakaiannya pun harus tepat. Ketidaktepatan pemakaian kata akan menimbulkan keganjilan, kekaburan, dan salah tafsir Putrayasa, 2010: 116. Seperti pada contoh berikut: 1. Kemarin Roni diberikan layang-layang oleh Radit, kakaknya. Dengan hati gembira dia menerimanya. “Terima Kasih,” sampainya pada Radit. 1a Kemarin Roni diberikan layang-layang oleh Radit, kakaknya. Dengan hati gembira dia menerimanya. “Terima kasih,” ucapnya pada Radit. Arti kata sampai dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ‘dapat mencapai tujuannya’. Jadi pemakaian kata ‘sampai’ pada kalimat tersebut tidak tepat. Kalimat 1a lebih tepat karena makna kata ‘ucap’ yang berarti ‘ujar’ atau ‘apa yang ingin dikatakan terus dilaksanakan’ lebih tepat apabila digunakan untuk melengkapi kalimat percakapan di atas. Kesalahan pembentukan kata disebut juga dengan kesalahan morfologis. Klasifikasi kesalahan antara lain: penghilangan afiks, bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan, peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh, penggantian morf, penyingkatan morf mem-, men-, meng-, meny-, dan menge-, pemakaian afiks yang tidak tepat, penentuan bentuk dasar yang tidak tepat, penempatan afiks yang tidak tepatpada gabungan kata, dan pengulangan kata majemuk yang tidak tepat Setyawati, 2010:49 dalam Diah, 2012:22. Sementara itu, Tarigan 1999:198 berpendapat “kesalahan morfologis adalah kesalahan pemakai bahasa karena salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata”. Contoh: Banyak pelajar-pelajar berlari-larian di lapangan Universitas Jember. Pada contoh kalimat di atas ditemukan kesalahan bentuk kata, khususnya penggunaan kata ulang. Kata banyak sudah menunjukkan bahwa subjek lebih dari satu, sehingga tidak perlu digunakan kata ulang pelajar-pelajar. Selain itu kata berlari-larian merupakan bentuk kata yang tidak tepat, seharusnya menggunakan kata berlari. Dengan demikian, kalimat di atas ditulis “Banyak pelajar berlari di lapangan Universitas Jember”.

2.2.4 Pemakaian Kata Baku