Pengujian Model .1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model Overall Model

33 0,05 maka disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut Ghozali, 2012:121. 3.6.3 Pengujian Model 3.6.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model Overall Model Fit Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H a : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Agar model fit dengan data maka H0 diterima dan Ha ditolak. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likehood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi - 2LogL. Dengan alpha α 5, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut Ghozali, 2012:341: a. Jika nilai -2LogL 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa model fit dengan data. b. Jika nilai -2LogL 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa model tidak fit dengan data. Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Ghozali, 2012:341. Universitas Sumatera Utara 34

3.6.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dapat diuji dengan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model tidak ada perbedaan antaramodel dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi adalah: H : Tidak ada perbedaan model dengan data H a : Ada perbedaan model dengan data Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness Fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya Ghozali, 2012:341.

3.6.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabilitas variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkarke R Square. Nilai Koefisien determinasi Universitas Sumatera Utara 35 dapat diinterprestasikan seperti nilai R Square pada multiple regression. Bila nilai Nagelkarke R Square kecil berarti kemampuan variable independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan jika Nagelkarke R Square mendekati 1 berarti variable independen dapat memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali, 2012:341.

3.6.3.4 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee. Dalam output regresi logistik, angka ini dapat dilihat pada Classification Table Ghozali, 2012:342.

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT, DEBT DEFAULT, AUDITOR SWITCHING, DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Emiten Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

0 9 19

PENGARUH DEBT DEFAULT, KUALITAS AUDIT DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)

1 8 64

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, DEBT DEFAULT, AUDITOR CHANGES DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI

1 6 76

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

1 7 80

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3