8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan
beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen
diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik
keagenan. Untuk itu, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen. Auditor adalah pihak yang
dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal shareholders dengan pihak agen manajer dalam mengelola keuangan perusahaan
Praptitorini dan Putri 2011.
2.1.2 Auditing
Auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen Arens,
et al., 2008:14. Hasil kegiatan audit yang dilakukan auditor atas laporan
keuangan suatu perusahaan akan menyatakan suatu opini yang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
9 keadaaan perusahaan yang sebenarnya. Opini ini akan dipublikasikan kepada
masyarakat sehingga para investor dapat membuat keputusan investasi.
2.1.3 Opini Audit
Lapoan audit penting sekali dalam menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang telah dilakukan auditor dan kesimpulan yang
diperolehnya. Paragraf terakhir dalam laporan audit menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian ini
merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga sering kali seluruh laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat
auditor opini audit. Dalam SA Seksi 508 Paragraf 10 terdapat 5 tipe opini auditor, yaitu IAPI,
2011: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion
Pendapat ini diberikan bila laporan keuangan disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku unqualified opinion with
expla na tory la ngua ge. Pendapat ini diberikan bila pendapat auditor sebagian didasarkan atas
laporan auditor independen lain, laporan keuangan menyimpang dari prinsip
akuntansi yang
berlaku umum,
auditor menyangsikan
kelangsungan usaha perusahaan, terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi, data keuangan kuartalan tertentu yang
Universitas Sumatera Utara
10 diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam namun tidak
disajikan atau tidak di-review, auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit tambahan diharuskan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yang
berkaitan dengan informasi tersebut. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion
Pendapat ini diberikan bila tidak ada bukti yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit, auditor yakin bahwa laporan keuangan
berisi penyimpangan dari standar akuntansi keuangan di Indonesia. 4. Pendapat tidak wajar adverse opinion
Pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia. 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion
Auditor tidak dapat menyatakan suatu pendapat bila tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
2.1.4 Opini Audit Going Concern