20
2.7 Komposisi Keringat
Keringat merupakan bagian dari fungsi ekskresi dan termoregulasi, serta mengandung air, elektrolit, glukosa, protein, dan asam laktat. Derajat keasaman
pH keringat biasanya sekitar 4 - 6,8 Djuanda, 2008. Terdapat perbedaan jelas antara komposisi kimia keringat ekrin dan
apokrin. Keringat apokrin mengandung protein, sedikit gula, ion feri, dan amonia sedangkan keringat ekrin 98 - 99 terdiri dari air, sisanya campuran senyawa
anorganik dan organik. Fraksi anorganik terutama natrium klorida, sehingga keringat rasanya asin, juga mengandung kalium, kalsium, magnesium, besi,
tembaga, dan mangan. Navarre, 1975; Ditjen POM, 1985. Senyawa organik dalam sekresi ekrin terdiri dari asam laktat, asam sitrat,
asam format, asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam askorbat juga mengandung urea dan asam urat. Bahan yang sangat penting adalah asam laktat,
yang membentuk dapar asam laktat, menstabilkan pH sekresi ekrin dalam interval 4 - 7. Kandungan asam laktat yang relatif tinggi dalam keringat ekrin
menyebabkan pH juga lebih rendah dibandingkan dengan pH sekresi apokrin yang berkisar antara 6,2 - 7,5, karena mengandung amonia yang relatif tinggi.
Kandungan nitrogen dalam keringat ekrin berkisar antara 23 - 60 dimana yang 35 - 50 dalam bentuk urea, juga terdapat sedikit asam amino Ditjen POM,
1985.
2.8 Gangguan Kelenjar Keringat
Gangguan fungsi kelenjar keringat dapat dibagi menjadi: hiperdrosis, androsis, bromidrosis, dan kromidrosis.
21 1.
Hiperhidrosis Sinonim: idrosis, hiperdrosis, sudatoria, sudorrhea.
Hiperdrosis adalah suatu keadaan bertambahnya jumlah keringat pada permukaan kulit melebihi keadaan normal Darbre, 2005. Hiperhidrosis pada
ketiak didefinisikan sebagai pengeluaran keringat berlebihan oleh kelenjar ekrin di ketiak yang berguna untuk mendinginkan tubuh. Sesorang dikatakan
menderita hiperdrosis jika berkeringat melebihi 20 mgmenit bagi laki-laki dan melebihi 10 mgmenit bagi wanita Swaile, dkk., 2011. Hal ini dapat
disebabkan karena meningkatnya hasil produksi kelenjar keringat ekrin. Hiperdrosis sering kali mengganggu bagi diri penderita maupun bagi orang
lain. Hiperdrosis dapat terjadi di seluruh permukaan tubuh atau lokal setempat, misalnya pada telapak tangan dan kaki. Hiperdrosis dapat
merupakan tanda adanya gangguan pada kelenjar endokrin, saraf, atau merupakan hiperdrosis murni. Hiperdrosis dapat juga terjadi dalam
penyesuaian diri seseorang dengan iklim lingkungan tropis Harahap, 2000. Hiperdrosis bagian ketiak dapat diterapi oleh profesional kesehatan
menggunakan teknologi seperti garam-garam aluminium, inotophoresis, botulinum toxin tipe A dan pada kasus ekstrim, dioperasi Swaile, dkk.,
2011. 2.
Bromhidrosis Sinonim: bromidrosis, osmidrosis.
Bromhidrosis adalah suatu keadaan dimana bau keringat berlebihan, biasanya bau tajam tidak enak yang berasal dari permukaan kulit. Bromhidrosis
disebabkan penguraian keringat oleh bakteri yang menghasilkan bau.
22 Bromhidrosis tergantung pada jumlah sekresi keringat apokrin dan kebersihan
tubuh masing-masing individu. Sediaan deodoran dapat diaplikasikan untuk mengurangi bau badan bromhidrosis Seeley, dkk., 2011; Egbuobi, dkk.,
2013. 3.
Anhidrosis Sinonim: hipohidrosis, anidrosis
Anidrosis adalah penguraian atau penghentian sekresi kelenjar keringat. Kondisi ini jarang sekali terjadi Harahap, 2000.
4. Kromhidrosis
Kromhidrosis adalah istilah yang ditujukan untuk keadaan dimana keringat berwarna. Biasanya ini menunjukkan terjadinya infeksi baik oleh bakteri atau
jamur sehingga cairan yang diekskresikan berwarna Jarrett, 1966.
2.9 Bau Badan