Kelenjar Keringat dan Perspirasi

17 4. Asam stearat Asam stearat berbentuk padatan berwarna putih kekuningan Wade dan Weller, 1994. Asam stearat memiliki atom karbon C 18 yang merupakan asam lemak jenuh dan berperan dalam memberikan konsistensi dan kekerasan pada produk Mitsui, 1997. Asam stearat mempunyai titik lebur pada suhu 69,4 o C Ketaren, 1986. 5. Asam laktat Asam laktat merupakan asam organik. Ditambahkan dalam sediaan antiperspiran stik untuk menekan ionisasi logam aluminium sehingga garam aluminium mudah bercampur dengan sabun Ditjen POM, 1985. 6. Natrium hidroksida NaOH NaOH merupakan salahsatu jenis alkali basa kuat yang bersifat korosif serta mudah menghancurkan jaringan lunak. NaOH berbentuk butiran padat berwarna putih dan memiliki sifat higroskopis Wade dan Weller, 1994. Ion Na + bereaksi dengan asam lemak membentuk sabun Fessenden dan Fessenden, 1994.

2.6 Kelenjar Keringat dan Perspirasi

Prespirasi merupakan proses berkeringat. Prespirasi sangat penting, karena merupakan proses fisiologi normal yang berguna untuk mengeluarkan air dan garam elektrolit dari tubuh dan mengatur temperatur tubuh Darbre, 2005. Kelenjar keringat yang paling utama berperan dalam proses fisiologi normal perspirasi adalah kelenjar ekrin Edgar dan Semken, 1991. 18 Kelenjar yang menghasilkan keringat adalah kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental Montagna, 1963; Djuanda, 2008. Kelenjar keringat ekrin terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai kulit kepala dan ketiak. Jumlahnya diseluruh badan sekitar 2 juta – 3 juta, bentuknya langsing, bergulung-gulung, dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya Edgar dan Semken, 1991. Sekresi bergantung pada beberapa faktor seperti faktor panas, demam peningkatan suhu tubuh dan stres emosional, serta mekanismenya diatur oleh saraf kolinergik. Kelenjar ekrin sudah ada sejak lahir, telah terbentuk sempurna pada usia kehamilan 28 minggu dan baru berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Kelenjar ekrin berfungsi mengatur suhu tubuh. Jika suhu kamar naik, keringat akan keluar, suhu badan akan kembali normal akibat penguapan keringat tersebut. Pada orang sehat kejadiaan ini berlangsung otomatis. Kelenjar keringat ekrin dapat melengkapi fungsi ginjal Ditjen POM, 1985; Djuanda, 2008. Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik. Ukurannya lebih besar daripada ekrin dan pembuluh sekresinya berakhir pada folikel rambut. Kelenjar apokrin hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, daerah anal dan genital Montagna, 1963. Kelenjar apokrin dianggap mempunyai sifat seksual sekunder. Meskipun telah ada sejak lahir, tetapi berkembang lambat pada masa anak-anak, mulai berfungsi setelah meningkat remaja. Perkembangan lebih cepat pada wanita daripada pria, dan aktivitasnya mencapai puncak jika kehidupan seks telah matang, kemudian menurun setelah menopause putus haid. Kelenjar ekrin 19 dianggap berperan kontinyu, sedangkan kelenjar apokrin, makin lama peranannya makin lambat Ditjen POM, 1985; Trangggono dan Latifah, 2007. Perbedaan saluran kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Diagram saluran kelenjar keringat ekrin dan apokrin Montagna, 1963 Keterangan gambar: a Kelenjar apokrin dengan saluran yang berakhir pada folikel rambut. b kelenjar ekrin a b 20

2.7 Komposisi Keringat