12 keringat dan dapat diulang dengan meletakkan pada ketiak bola pingpong
yang disalut dengan campuran serbuk biru bromfenol yang dibalut dengan kain kasa. Salutan berubah menjadi biru. Kepekatan warna yang dihasilkan
menunjukan kecepatan sekresi keringat. 2.
Metode pencatatan kontinyu dan gravimetri Metode gravimetri adalah metode paling baik untuk mengevaluasi efektifitas
antiperspiran. Dalam metode ini bahan absorbennya adalah kain kasa yang telah ditara. Metode pencatatan kontinyu adalah metode paling teliti karena
menggunakan higrometer elektrolit.
2.3.2 Deodoran
Deodoran adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap keringat, menutupi bau badan dan mengurangi bau badan Rahayu, dkk., 2009.
Deodoran dapat juga diaplikasikan pada ketiak, kaki, tangan dan seluruh tubuh biasanya dalam bentuk spray Egbuobi, dkk., 2013. Bahan aktif yang digunakan
dalam deodoran dapat berupa: Wasitaatmadja, 1997, Butler, 2000. 1.
Pewangi parfum; untuk menutupi bau badan yang tidak disukai. Dengan adanya pewangi maka deodoran dapat digolongkan dalam kosmetik pewangi
perfumery. 2.
Pembunuh mikroba yang dapat mengurangi jumlah mikroba pada tempat asal bau badan.
a. Antiseptik: pembunuh kuman apatogen atau patogen, misalnya
heksaklorofen, triklosan, triklokarbanilid, amonium kwartener, ion exchange resin. Sirih merupakan antiseptik tradisional yang banyak
digunakan.
13 b.
Antibiotik topikal: pembunuh segala kuman, misalnya neomisin, aureomisin. Pemakaian antibiotik tidak dianjurkan karena dapat
menimbulkan resistensi dan sensitisasi. c.
Antienzim yang berperan dalam proses pembentukan bau, misalnya asam malonat, metal chelating, klorofil. Dosis yang diperlukan terlalu tinggi
sehingga dapat menimbulkan efek samping. 3.
Eliminasi bau odor eliminator; yang dapat mengikat, menyerap, atau merusak struktur kimia bau menjadi struktur yang tidak bau, misalnya seng
risinoleat, sitronelik senesiona, ion exchange resin.
2.3.3 Deodoran antiperspiran stick
Deodoran antiperspiran stick, berbentuk batang padat, mudah dioles dan merata pada kulit, bau sedap, stik transparan atau berwarna. Pembuatannya
berbeda dengan pembuatan lipstik karena deodoran ini merupakan gel sabun. Pembuatannya mirip dengan pembuatan emulsi, yaitu suatu fase minyak fatty
acid diadukkan dalam suatu fase larutan alkali dalam airalkohol pada suhu sekitar 70
o
C. Gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam cetakan pada suhu sekitar 60 - 65
o
C dan dibiarkan memadat Ditjen POM, 1985; Tranggono dan Latifah, 2007.
Deodoran antiperspiran stick adalah kosmetika yang berbahan dasar; natrium stearat asam sterat dan natrium hidroksida dan sebagai pelarut
menggunakan propilen glikol atau alkohol Bulter, 2000. Untuk mencegah kristalisasi garam aluminium maka digunakan gliserin atau propilen glikol dan
untuk alasan yang sama maka hanya sejumlah kecil alkohol yang ditambahkan pada formula Poucher, 1978.
14 Garam kompleks aluminium dibuat dengan penambahan laktat ke dalam
aluminium klorhidrat. Garam kompleks natrium aluminium klorhidrosilaktat dapat bercampur dengan natrium stearat atau sabun lain, karena ionisasi
aluminium dapat ditekan jika pH larutan meningkat Ditjen POM, 1985. Pertengahan tahun 1950, diperkenalkan natrium aluminium klorhidrosilaktat
kompleks yang stabil di dalam dasar deodoran stik. Sediaan yang mengandung kompleks ini mempunyai aktifitas antibakteri tetapi, efektifitas sebagai
antiperspiran menjadi berkurang Butler, 2000.
2.4 Mekanisme Kerja Sediaan Deodoran Antiperspiran