Uji Antiperspiran METODE PENELITIAN

33 kosentrasi tertinggi 30. Lalu kain dicuci dengan menggunakan air tanpa sabun kemudian kain rayon dikeringkan dilihat kerusakan kainnya, dilakukan hal yang sama selama 6 hari dengan kain yang sama dilihat efeknya terhadap kain. Uji ini dilakukan pada pagi hari setelah relawan mandi, dibiarkan hingga sore hari Navarre, 1975.

3.6 Uji Bau Badan

Uji bau badan ditentukan dengan cara penciuman terhadap kain kasa yang telah digunakan relawan. Untuk percobaan ini dilakukan terhadap 6 orang relawan sehat setiap konsentrasi sediaan dibutuhkan 6 orang relawan, berjenis kelamin wanita berusia 20-30 tahun. Sebelum pengujian relawan dianjurkan tidak menggunakan produk deodoran lainnya sehari sebelum pengujian dilakukan Ditjen POM, 1985. Uji ini dilakukan pada pagi hari setelah relawan mandi, ketiak relawan dikeringkan, sediaan dioleskan pada salah satu ketiak relawan hingga merata dan salah satu ketiak sebagai kontrol. Lalu ditempelkan kain kasa pada kedua ketiak dengan menggunakan plester, dibiarkan melekat selama 9 jam. Pada pengujian ini relawan dianjurkan melakukan aktivitas seperti biasanya.

3.7 Uji Antiperspiran

Uji antiperspiran dilakukan menggunakan kain kasa sebagai adsorben. Kain kasa dibuat dengan panjang 8 cm dan lebar 5 cm dan berat kain kasa sekitar 2 gram. Pada pengujian ini menggunakan 6 orang relawan setiap konsentrasi sediaan dibutuhkan 6 orang relawan, sehat, berjenis kelamin wanita, dan berusia 20-30 tahun. Pada pengujian ini relawan dianjurkan tidak boleh memakai produk 34 deodoran antiperspiran lainnya sehari sebelum pengujian dan selama pengujian dilakukan Ditjen POM, 1985. Uji ini dilakuan pada pagi hari, setelah relawan mandi. Sediaan dioleskan pada ketiak kanan secara merata dan ketiak kiri tidak dioleskan sediaan kontrol, kedua ketiak relawan dipasangkan kain kasa yang telah ditimbang, ditutupi semua dengan plester. Dibiarkan selama 3 jam, setelah 3 jam kain kasa ditimbang kembali uji ini dilakukan selama 6 hari berturut-turut untuk setiap relawan Ditjen POM, 1985. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Formulasi Sediaan Antiperspiran Bentuk Batang

Sediaan Antiperspiran yang diperoleh berbentuk batang, padat, mudah dioles dan merata, terasa lembut dan dingin saat dioleskan, tidak terdapat partikel- partikel kasar, berwarna putih seperti susu, dan beraroma khas parfum. Variasi konsentrasi 10, 15, 20, 25, dan 30 tawas yang digunakan tidak menghasilkan perbedaan bentuk dan daya oles pada setiap sediaan.

4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan

4.2.1 Penentuan pH sediaan

Diperoleh pH sediaan antiperspiran bentuk batang masing-masing konsentrasi dengan tiga kali pengukuran, hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Data pengukuran pH sediaan Formula Pengukuran pH sediaan pH rata- rata I II III A 3,8 3,7 3,7 3,7 B 3,7 3,6 3,7 3,7 C 3,7 3,7 3,8 3,7 D 3,7 3,7 3,7 3,7 E 3,6 3,7 3,7 3,7 Keterangan: Formula A : Sediaan dengan konsetrasi tawas 10 Formula B : Sediaan dengan konsentrasi tawas 15 Formula C : Sediaan dengan konsentrasi tawas 20 Formula D : Sediaan dengan konsentrasi tawas 25 Formula E : Sediaan dengan konsentrasi tawas 30 Hasil pemeriksaan pH menunjukkan bahwa sediaan antiperspiran yang dibuat memiliki pH 3,7. pH ini mendekati pH fisiologis kulit yaitu 3,5 - 5