Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Landasan Teori

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Pengolah Buah Salak Agrina layak dikembangkan secara finansial dan bagaimana prospek pengembangannya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana ketersediaan bahan penunjang untuk usaha industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian? 2. Apakah usaha industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian menguntungkan? 3. Apakah usaha industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian layak dikembangkan secara finansial? 4. Bagaimana prospek pengembangan industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengidentifikasi ketersediaan bahan penunjang untuk industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian. 2. Untuk mengidentifikasi keuntungan yang diperoleh dalam industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian. 3. Untuk mengidentifikasi kelayakan dikembangkannya industri kecil pengolahan dodol salak secara finansial. Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. 4. Untuk mengidentifikasi prospek pengembangan industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha pengolahan dodol salak untuk meningkatkan usahanya supaya lebih efisien. 2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan usaha pengolahan dodol salak. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan. Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman asli Indonesia. Oleh karena itu, bila kita bertanam salak berarti kita melestarikan dan meningkatkan produksi negeri sendiri. Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua dioecus, artinya jenis tanaman yang membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah dari bunga betinanya. Dengan kata lain, setiap tanaman memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman berkelamin satu unisexualis Soetomo, 2001. Nama dagang internasional untuk buah asli Indonesia ini tergolong unik, snake fruit. Julukan ini diberikan pada buah salak mungkin karena kulit buahnya yang tersusun seperti sisik ular Redaksi Agromedia, 2007. Tanaman salak dapat ditanam di daerah dataran rendah mulai dari tanah ngarai, daerah pesisir dan tepi pantai sampai ke dataran tinggi dilereng – lereng bukit atau pegunungan sampai pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia terdapat banyak sekali jenis salak. Akan tetapi, yang banyak dikenal masyarakat diantaranya adalah : 1. Salak pondoh Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Jenis buah salak ini kecil – kecil. Ujudnya tidak menarik, tetapi memiliki daging buah yang rasanya manis dan enak karena sedikit sekali rasa sepet. Daging buahnya tipis sampai agak tebal dengan warna putih susu. Rasanya manis dan enak sejak buah masih muda sampai pada tingkat menjelang masak. Bila buah sudah masak betul masir rasa tersebut akan sedikit berkurang. 2. Salak bali Jenis buah salak ini besarnya sedang, dalam waktu lima bulan saja buah sudah masak. Buah yang masak berwarna merah cokelat. Daging buah yang masak rasanya manis. 3. Salak condet Salak ini berasal dari daerah cagar budaya Condet, Jakarta Timur dan identik dengan masyarakat betawi. Aroma salak ini paling harum dan tajam dibandingkan dengan salak jenis lain. Daging buahnya tebal, maser, kesat, tak berair, dan berwarna putih kekuningan. Rasanya bervariasi, dari kurang manis sampai manis. 4. Salak padang sidempuan Salak padang sidempuan berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Kulit buah salak ini berwarna hitam kecokelatan dan bersisik besar. Ciri khas utama salak ini adalah daging buahnya yang berwarna kuning tua berserabut merah. Rasa daging buahnya manis bercampur asam dan pada buah yang sudah tua rasa sepatnya hampir tidak ada. 5. Salak gading Jenis buahnya kecil – kecil dengan warna kulit kuning gading mengkilat. Daging buahnya berwarna putih kekuningan. Rasanya manis dan enak bila sudah masak. Daun salak gading lebih bersih dan agak kekuningan. 6. Salak gula pasir Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Salak gula pasir merupakan salah satu kultivar dari salak bali. Kelebihan salak ini adalah rasa daging buahnya yang sangat manis. Saking manisnya hingga mendekati kemanisan gula sehingga dinamakan salak gula pasir. 7. Salak manonjaya Salak ini berasal dari daerah Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kulit buah salak ini termasuk yang paling tebal dibandingkan dengan jenis salak lainnya Redaksi Agromedia, 2007.

2.1.1. Tinjauan Teknologi

Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan yang cepat. Penggunaan teknologi akan mengubah input menjadi output yang diinginkan Gumbira, dkk, 2001. Dalam lingkup industri pengolahan hasil pertanian, teknologi ditujukan untuk meningkat nilai tambah suatu komoditas. Semakin tinggi nilai produk olahan diharapkan devisa yang diterima oleh negara juga meningkat, serta keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku industri pengolahan juga relatif tinggi Mangunwidjaja dan Illah, 2005 . Banyaknya produksi buah, terutama salak, memerlukan suatu industri yang dapat mengolah buah tersebut dalam bentuk yang awet. Pabrik pengolahan dalam bentuk terpadu, artinya pabrik tersebut mampu megolah buah berbagai jenis dengan berbagai bentuk produk akan sangat tepat bagi pengembangan ekonomi Daerah Anonim a, 2009. Melalui penelitian oleh Tim Ahli Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina, telah menemukan beberapa produk unggulan yang terbuat dari buah salak, diantaranya Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. dodol salak, keripik salak, kurma salak, madu salak, sirup salak, nagogo drink, natabo salak, agar – agar salak, bakso salak dan bakwan salak Dinas Perindustrian Perdagangan dan KoperasiUKM Kab. Tapsel Sumatera Utara, 2008. Teknologi yang digunakan dalam pengolahan salak menjadi dodol salak masih merupakan teknologi yang semi mekanis. Karena lebih banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan alat dan mesin peralatan yang canggih. Industri kecil pengolahan dodol salak ini bernama Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina, memiliki 31 orang tenaga kerja.

2.1.2. Tinjauan Ekonomi

Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang sangat diperlukan oleh industri pengolah pertanian, meliputi usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah tinggi nilainya Karmadi, 2003. Salak termasuk jenis buah yang diprioritaskan pemerintah Indonesia sebagai komoditi yang hendak ditingkatkan ekspornya bersama jenis buah – buah lain seperti alpokat, durian, mangga, rambutan, dan lain – lain Tim Penulis Penebar Swadaya, 1992. Kota Padangsidimpuan yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan Tapsel lebih dikenal dengan sebutan kota salak. Wajar, karena kota ini merupakan “gudang”nya buah salak yang cukup dikenal di tanah air khususnya Propinsi Sumatera Utara. Itu karena salak dari kota ini memiliki rasa khas tersendiri dibanding kota penghasil salak lain. Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Alasan itu pula, Menteri Pertanian beberapa tahun lalu melepas buah berasa sepat dan manis ini sebagai salah satu komoditas unggulan asli Sumatera Utara Naibaho a, 2009. Areal produksi salak terdapat di Kecamatan PSP Barat, PSP Timur dan Siais. Luas pertanaman salak 13.928 Ha dengan produksi 236.793 ton tahun. Areal pengembangan salak masih tersedia 15.000 Ha. Demikian pula pertumbuhan luas tanam dan produksi masih positif yang berarti bahwa potensi dan kecenderungannya terus meningkat. Disamping itu permintaan buah segar cenderung konstan. Sehingga pengolahan buah salak sangat diperlukan Anonim a, 2009. Beranjak dari latar belakang yang digambarkan di atas, maka Dinas Perindustrian Pedagangan dan KoperasiUKM Kab. Tapanuli Selatan, sejak tahun 2006 sampai pada saat ini terus berupaya meningkatkan pengolahan buah salak ini menjadi produk yang dapat meningkatkan nilai tambah, baik dalam membuka lapangan kerja baru, diservikasi buah salak, maupun membangun sentra produksi yang disesuaikan dengan potensi daerah masing – masing Dinas Perindustrian Perdagangan dan KoperasiUKM Kab. Tapsel Sumut, 2008. Dengan didirikannya Sentra Workshop Salak Agrina di Jl. Psp-Sibolga Km.12 Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Selatan ini, diharapkan dapat menjadi motor untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk yang bahan bakunya dari buah salak. Sehingga kedepan terciptalah produk – produk unggulan yang dapat dipasarkan di dalam negeri maupun internasional, demi untuk menggairahkan ekonomi masyarakat petani salak khususnya di Kec. Angkola Barat dan umumnya di Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Kabupaten Tapanuli Selatan Dinas Perindustrian Perdagangan dan KoperasiUKM Kab. Tapsel Sumatera Utara, 2008.

2.2. Landasan Teori

Pembangunan pertanian berwawasan agroindustri dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada sehingga seluruh masyarakat dapat berpartisipasi didalamnya dan memperoleh manfaat yang nyata. Salah satu usaha pemerintah dalam mengembangkan agroindustri adalah dengan menggalakkan program diversifikasi pengolahan yang disebut juga dengan diversifikasi vertikal. Diversifikasi pengolahan produk diarahkan agar dapat menciptakan keterkaitan antara sektor pertanian dan industri, sehingga mampu menumbuhkan kegiatan ekonomi di daerah-daerah Anonim b, 2009. Usaha pengolahan hasil akan memberikan beberapa keuntungan antara lain : 1. Mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan hasil pertanian 2. Meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian 3. Memperpanjang masa ketersediaan hasil pertanian baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan 4. Meningkatkan keanekaragaman produk pertanian 5. Mempermudah penyimpanan dan pengangkutan Muzhar, 1994. Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan sebagai berikut : 1. Meningkatkan Nilai Tambah Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan yang baik oleh produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. Kegiatan petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai fasilitas pengolahan pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan, keterampilan mengolah hasil, mesin pengolah, dan lain-lain. Sedangkan bagi pengusaha ini menjadikan kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri 2. Kualitas Hasil Salah satu tujuan dari pengolahan hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas. Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi. 3. Penyerapan Tenaga Kerja Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap. Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja yang relatif besar pada kegiatan pengolahan 4. Meningkatkan keterampilan Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh hasil penerimaan usahatani yang lebih besar 5. Peningkatan Pendapatan Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. baik yang harganya tinggi dan juga akhirnya akan mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar Soekartawi a, 1999. Dalam menjalankan suatu usaha dibutuhkan biaya. Biaya ialah pengorbanan- pengorbanan yang mutlak harus diadakan atau harus dikeluarkan agar dapat diperoleh suatu hasil. Untuk menghasilkan suatu barang atau jasa tentu ada bahan baku, tenaga kerja dan jenis pengorbanan lain yang tidak dapat dihindarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak akan dapat diperoleh suatu hasil Wasis, 1992. Biaya dalam suatu usaha dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap fixed cost didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun terjadi perubahan volume produksi yang diperoleh. Jadi, besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Disisi lain biaya tidak tetap variable cost didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh Soekartawi b, 1995. Dari biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost dapat diperoleh penerimaan dan pendapatan suatu usaha. Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga jual. Sedangkan keuntungan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali periode produksi Samuelson, 2001. Perhitungan Benefit dan biaya proyek pada dasarnya dapat dilakukan melalui 2 pendekatan, tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung dalam proyek. Suatu perhitungan dikatakan perhitungan privat atau analisis finansial, bila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya proyek adalah individu atau pengusaha. Dalam hal ini yang dihitung sebagai benefit adalah apa yang diperoleh orang-orang atau badan-badan Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. swasta yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut. Sebaliknya, perhitungan dikatakan perhitungan sosial atau analisa ekonomi, bila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya proyek adalah pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini yang dihitung adalah seluruh benefit yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai hasil dari proyek dan semua biaya yang terpakai terlepas dari siapa saja yang menikmati benefit dan siapa yang mengorbankan sumber-sumber tersebut Gray, dkk, 2002. Menurut Sofyan 2004 analisis finansial merupakan suatu studi yang bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak layak dijalankan dilihat dari aspek finansial atau keuangan. Analisis finansial lebih memusatkan penilaian usaha dari sudut pandang investor dan pemilik usaha sehingga dapat dikatakan analisis finansial berorientasi pada profit motive. Sasaran utama dari analisis finansial adalah menemukan dan berusaha untuk mewujudkan besarnya penerimaan usaha yang diharapkan oleh investor selaku penyandang dana dan usaha. Dalam rangka mencari suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar persekutuan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam cara yang dinamakan investmen criteria atau kriteria investasi. Ada tiga macam kriteria investasi yang umum dikenal, antara lain : Internal Rate of Return IRR dan Net Benefit Cost Net BC. Net BC merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif + total NPV dengan net benefit yang telah di discount negatif - total biaya investasi. Dikatakan suatu usaha layak untuk dikembangkan secara finansial jika nilai Net BC lebih besar dari satu dan jika lebih kecil dari satu berarti usaha tersebut tidak layak dikembangkan secara finansial. Sedangkan untuk menentukan besarnya nilai IRR Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. harus dihitung nilai NPV 1 dan nilai NPV 2 dengan cara coba – coba dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu. Jika NPV pada percobaan pertama NPV 1 positif, maka untuk percobaan kedua pilih nilai suku bunga yang lebih tinggi sedemikian rupa supaya menghasilkan NPV yang mendekati nol sebaliknya bila NPV pada percobaan yang pertama negatif, kita harus memilih suku bunga kedua yang lebih rendah sedemikian rupa supaya menghasilkan NPV yang mendekati nol. Jika ternyata nilai dari IRR lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku maka usaha tersebut layak. untuk dikembangkan secara finansial dan sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku maka usaha tersebut tidak layak untuk dikembangkan secara finansial. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih ini dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan, dalam artian semua penerimaan dan pengeluaran perusahaan diestimasi sedemikian rupa sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan dating. Untuk menganalisis prospek suatu perusahaan akan digunakan pendekatan yaitu analisis SWOT. SWOT adalah akronim untuk Strengths kekuatan, Weaknesses kelemahan, Opportunities Peluang, Threats ancaman. Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran – sasaran organisasi selama 3-5 tahun ke Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder Situmorang dan Dilham, 2007.

2.3. Kerangka Pemikiran