Metode Analisis Data Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel)

Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. satunya pembuat dodol salak di daerah penelitian. Dalam hal ini sampel adalah ”Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina”.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait seperti Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Selatan, Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Selatan, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1 ketersediaan bahan penunjang pada industri pengolahan dodol salak di daerah penelitian dianalisis secara deskriptif. Dengan kriteria : Jika ketersediaan konsumsi maka ketersediaan tercukupi Hipotesis diterima Jika ketersediaan konsumsi maka ketersediaan tercukupi Hipotesis ditolak Untuk identifikasi masalah 2 keuntungan industri pengolahan dodol salak dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ヾ = TR – TC Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Keterangan : ヾ = Keuntungan usaha dodol salak Rp TR = Total Revenue Total Penerimaan dodol salak Rp TC = Total Cost Total Biaya dodol salak Rp Kriteria yang dipakai adalah : Bila TR TC maka industri pengolahan dodol salak tersebut menguntungkan Hipotesis diterima Bila TR TC maka industri pengolahan dodol salak tersebut tidak menguntungkan Hipotesis ditolak Soekartawi b, 1995. Dalam hal ini diperlukan perhitungan dari total penerimaan yang diterima dan total biaya yang dikeluarkan. Total penerimaan industri pengolahan dodol salak dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TR = Y.Py Keterangan : TR = Total Revenue Total Penerimaan penjualan dodol salak Rp Y = Produksi yang diperoleh dalam pembuatan dodol salak Kg Py = Harga jual dodol salak RpKg Dan untuk menganalisis biaya industri pengolahan dodol salak digunakan rumus : TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Cost Total Biaya pengolahan dodol salak Rp FC = Fix Cost Biaya Tetap pengolahan dodol salak Rp VC = Variable Cost Biaya Variabel pengolahan dodol salak Rp Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan analisis kelayakan yaitu Net BC dan IRR, yaitu : Keterangan : Net BC : Net Benefit Cost Ratio B t : Benefit sosial kotor usaha pada waktu t C t : Cost sosial kotor sehubungan dengan usaha pada waktu t i : Tingkat suku bunga yang berlaku t : Jangka waktu usaha pengolahan dodol salak n : Umur ekonomis usaha Kriteria yang dipakai adalah : Bila Net BC 1 maka usaha tersebut layak dikembangkan secara finansial Hipotesis diterima Bila Net BC 1 maka usaha tersebut tidak layak dikembangkan secara finansial Hipotesis ditolak Nilai IRR dihitung dengan rumus : Keterangan : IRR : Internal Rate Return NPV 1 : Net Present Value yang pertama + NPV 2 : Net Present Value yang kedua - Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. i 1 : Tingkat bunga yang pertama i 2 : Tingkat bunga yang kedua Kriteria yang dipakai adalah : Bila IRR i maka usaha tersebut layak dikembangkan secara finansial Hipotesis diterima Bila IRR i maka usaha tersebut tidak layak dikembangkan secara finansial Hipotesis ditolak Gray ,dkk, 2002. Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats Rangkuti, 1997. Menurut Situmorang dan Dilham 2007 dalam membuat analisis SWOT dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Persiapan : Menyamakan Pemahaman Persepsi a. Perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya organisasi dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistis dalam mewujudkan visi dan misinya. b. Mengumpulkan jenis dan kualitas data dan informasi yang internal dan eksternal yang diperlukan c. Menyamakan langkah – langkah prosedur dalam melakukan analisis eksternal dan internal Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. 2. Mengidentifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal a. Internal Faktor Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan b.Eksternal Faktor Identifikasi Peluang dan Ancaman c. Melakukan Pembobotan Faktor – faktor yang dimonitoring berikut hasil monitoring dimasukkan ke dalam lembar kerja dengan langkah – langkah sebagai berikut : • Identifikasi faktor – faktor kunci internal yang merupakan kekuatan beri tanda “K” dan kelemahan beri tanda “L” pada kolom sifat. Faktor – faktor kunci eksternal yang merupakan peluang beri tanda “P” dan ancaman beri tanda “A” pada kolom sifat. • Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 sampai 1,00 pada kolom bobot. Untuk mempermudah pembobotan, beri nilai 1 sampai 4 pada kolom nilai, 1 = tidak penting; 2 = agak penting; 3 = penting; dan 4 = sangat penting. Setelah diberi nilai, nilai tersebut dijumlah dan bobot untuk suatu factor kunci internal adalah nilai yang dibagi dengan jumlah nilai semua faktor. • Berikan peringkat 1,2 dan 3 untuk faktor kunci internal yang merupakan kekuatan utamamayorperingkat 3, kekuatan minor utama peringkat 2 dan kekuatan minor tidak utama peringkat 1. Sedangkan untuk kelemahan yang utamamayor peringkat 1, kelemahan minor utama peringkat 2, dan kelemahan minor tidak utama peringkat 3. Begitu juga dengan faktor kunci eksternal, yang merupakan peluang 1 = besar, 2 = sedang, dan 3 = kecil, sedangkan untuk kelemahan 1 = kecil, 2 = sedang, dan 3 = besar. 3. Membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI dan Evaluasi Faktor Eksternal EFE Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Hasil identifikasi faktor – faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI untuk diberi skor : bobot dikali rating. Skor faktor – faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan masing – masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan. Sedangkan hasil identifikasi faktor – faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksterna EFE untuk diberi skor : bobot dikalikan rating. Skor faktor – faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman masing – masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan. 4. Membuat Matriks Posisi Perusahaan Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisis Organisasi dengan cara sebagai berikut : a. Sumbu horizontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal y menunjukkan peluang dan ancaman. b.Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut : • Kalau peluang lebih besar dari ancaman maka nilai y0 dan sebaliknya ancaman lebih besar dari peluang maka nilai y0. • Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x0. y + Kuadran III: Kuadran I: I N T E R N A L F A EKSTERNAL FAKTOR Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. strategi turn – around strategi agresif x - x + Kuadran IV: Kuadran II: strategi defensive strategi diversivikasi - y Gambar 2. Matriks Posisi Analisis SWOT Kuadran I • Posisi yang sangat menguntungkan untuk dikembangkan • Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal • Seyogianya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Kuadran II • Posisi dapat dikembangkan • Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya • Perusahaan – perusahaan pada posisi ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang • Dilakukan melalui penggunaan strategi diversivikasi produk atau pasar Kuadran III • Posisi dapat dikembangkan Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. • Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal focus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala – kendala internal perusahaan Kuadran IV • Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan dan tidak dapat dikembangkan • Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan • Strategi yang diambil: defensif, penciutan atau likuidasi Dengan kriteria : Jika hipotesis yang diajukan benar maka hipótesis tersebut diterima Jika hipotesis yang diajukan salah maka hipótesis tersebut ditolak Situmorang dan Dilham, 2007. Matrik ini menggambarkan dengan jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat set alternatif strategis, yaitu : a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya. b. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO Laila Nurhasanah Siregar : Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak Dan Prospek Pengembangannya Di Kabupaten Tapanuli Selatan Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, 2010. Strategi ini memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Matriks ini dapat menghasilkan empat set alternatif strategis. Tabel 1. Matriks SWOT Internal Eksternal STRENGTHS S • Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal WEAKNESSES W • Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal OPPORTUNITIES O 1. Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal STRATEGI SO STRATEGI WO TREATS T 2. Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal STRATEGI ST STRATEGI WT Rangkuti, 1997.

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional