Faktor genetik Faktor neurovaskular

Bila dibandingkan dengan migren umum, migren klasik lebih jarang ditemukan pada anak dan remaja. 4 Muntah siklik termasuk jenis migren yang tampak pada anak terutama usia 4 sampai 8 tahun berupa serangan mual dan muntah secara terus menerus, bisa 1 jam sampai 5 hari. Serangan akan mereda sendiri dan diantara serangan pasien dalam keadaan normal. Diagnosis muntah siklik ditegakkan bila pada eksplorasi tidak ada kelainan gastrointestinal yang berarti dan ada riwayat keluarga migren. 1,2,21 Migren abdominal juga terjadi pada anak, gejala yang timbul berupa serangan nyeri di daerah tengah abdomen secara episodik berulang yang berlangsung selama 1 sampai 72 jam diikuti gejala mual dan muntah dengan masa diantara serangan anak dalam keadaan normal. 1,21,23

2.3. Etiologi dan patogenesis

Penyebab migren belum diketahui secara pasti, namun faktor genetik memegang peranan pada kepekaan seseorang untuk migren. Teori lain juga menjelaskan tentang peranan neurovaskular serta faktor-faktor lain seperti agregasi trombosit dan depresi penyebaran kortikal. 2,4

2.3.1 Faktor genetik

Walaupun migren suatu istilah yang dipakai untuk suatu nyeri kepala dengan latar belakang vaskular, namun terdapat banyak bukti-bukti, yang menunjukkan bahwa migren suatu penyakit yang diturunkan secara dominan. Terdapat suatu transmisi genetik, dengan suatu pola yang autosomal dominan, atau suatu komponen genetik untuk mencetuskan suatu serangan migren, yaitu suatu faktor intrinsik dari otak. 1,3,4,21 Terdapat dua gen yang berperan dalam autosomal dominan pada migren yaitu FHM1 kode gen pada lengan pendek kromosom dan FHM2 gen pada lengan panjang kromosom 21,24 Faktor keturunan berperan dalam patofisiologi migren juga tampak dari banyaknya pasien yang mempunyai keluarga yang juga migren. Tetapi faktor keturunan ini tidak selalu menentukan, ada juga anak yang mempunyai predisposisi demikian, tetapi baru mendapat serangan migren bila ada faktor- faktor lain yang memicunya, misalnya faktor lingkungan. 24,25

2.3.2 Faktor neurovaskular

Teori neurovaskular melibatkan dua sistem yaitu sistem saraf dan pembuluh darah perifer. Pada penderita migren terdapat nyeri intrakranial disertai peninggian sensitivitas kulit. Sehingga patofisiologi migren diduga bukan hanya adanya iritasi serat nyeri perifer yang terdapat di pembuluh darah intrakranial, akan tetapi juga terjadi kenaikan sensitisasi sel saraf sentral terutama pada sistem trigeminal, yang memproses informasi yang berasal dari struktur intrakranial dan kulit. 21,26 Gambar 2.3. Patofisiologi dan target terapi migren 20 Nervus trigeminus berperan sebagai mediator pada batang otak dalam proses migren gambar 2.3. 20 Terdapat dua komponen yang penting pada nervus trigeminus, yaitu bagian perifer dan sentral. Bagian perifer mengirim signal dari area di kepala kedalam batang otak, dimana terjadi sinaps pertama dalam nukleus trigeminus kaudalis. Bagian dari nervus trigeminus yang terletak distal dari nukleus trigeminus kaudalis merupakan bagian perifer dari sirkuit, sedangkan bagian sentral termasuk neuron yang menghubungkan nukleus trigeminus kaudalis dengan talamus ke korteks serebri. 20,26,27 Terdapat disfungsi atau sensitisasi nervus trigeminus pada pembuluh darah meningeal yang terletak intrakranial serta juga pembuluh darah ekstraserebral. Nervus trigeminus melepaskan berbagai peptide, antara lain calcitonin gene related peptide CGRP yang merupakan vasodilator kuat. 7 Sensitisasi menyebabkan suatu neuron telah berubah dari keadaan normal menjadi abnormal atau berada dalam suatu tingkat sensitisasi. Sensitisasi dapat perifer atau sentral. Suatu keadaan yang dianggap sebagai marker dari sensitisasi sentral adalah alodinia kutaneus. Alodinia menggambarkan suatu kejadian nyeri oleh suatu stimulus yang biasanya tidak menyebabkan nyeri, sekitar 80 penderita migren menderita alodinia selama serangan. Disfungsi nervus trigeminus yang menyebabkan migren juga terjadi pada ketiga cabangnya, yaitu oftalmikus, maksilaris dan mandibularis, yang membuat sinaps di nukleus trigeminus kaudalis. 21,27,28 Hormon sangat berpengaruh terhadap patofisiologi migren, terbukti ditemukannya wanita yang lebih banyak menderita migren pada usia pubertas. Rangsang nyeri dari struktur kranial lain, terutama struktur miofasial dapat terintegrasi dengan rangsang nyeri vaskuler dari pembuluh darah kepala. Kedua rangsang nyeri ini berkumpul di inti spinal nervus trigeminus di batang otak, selanjutnya disalurkan ke talamus. Inti batang otak ini mendapat pengaruh fasilitasi dan inhibisi dari supraspinal yang umumnya bergantung pada faktor emosi dan psikososial. 21,27,28 Pada proses agregasi trombosit, serotonin dalam darah yang diangkut trombosit dilepas ke dalam darah, yang membuat trombosit lain lebih peka terhadap induktor seperti adrenalin. Serotonin menimbulkan vasodilatasi atau konstriksi tergantung tipe reseptor yang berada dalam pembuluh tertentu. Migren tanpa aura mungkin sekali disebabkan depresi penyebaran kortikal, yaitu suatu gelombang depolarisasi dari neuron dan sel-sel glia yang meluas keseluruh korteks serebri . 2,21,26

2.4. Faktor Pencetus Migren