Faktor Pencetus Migren Gejala klinik migren

Migren tanpa aura mungkin sekali disebabkan depresi penyebaran kortikal, yaitu suatu gelombang depolarisasi dari neuron dan sel-sel glia yang meluas keseluruh korteks serebri . 2,21,26

2.4. Faktor Pencetus Migren

Beberapa faktor yang mempengaruhi atau menjadi predisposisi terjadinya migren adalah riwayat keluarga menderita migren genetik, usia lebih sering pada pubertas, menstruasi, terlambat makan, adanya rangsangan berlebihan sorotan cahaya, bau yang menyengat, perubahan cuaca, terlalu banyak atau kurang tidur dan stres. 3,4 Gambar 2.4. Serangan migren 28 Pencetus migren berasal dari beberapa faktor seperti korteks serebri sebagai respon terhadap emosi atau stres, talamus akibat stimulasi aferen yang berlebihan misalnya cahaya yang menyilaukan, suara bising dan makanan. Hipotalamus juga sebagai pencetus akibat perubahan hormonal serta sirkulasi karotis interna dan karotis eksterna sebagai respon terhadap vasodilator. Pencetus yang paling umum pada anak adalah stres, termasuk konflik keluarga, depresi, ansietas, gangguan tidur, masalah di sekolah serta gangguan emosional dan fisik. 10,25,28 Migren terjadi bila ambang migren telah dilewati gambar 2.4, dengan stimulus yang ringan saja, seperti perubahan hormonal, cuaca atau hal-hal yang tidak jelas terdefinisikan. Terdapatnya suatu ambang migren yang dapat mencetuskan serangan migren seperti makanan, merupakan faktor-faktor yang mendorong suatu penderita melewati ambang migren. 1,10,26,28

2.5. Gejala klinik migren

Gejala prodromal seperti mual, hilangnya penglihatan dalam sebagian lapangan penglihatan dan aura selalu muncul setengah sampai satu jam sebelum migren. Emosi dan ketegangan yang lama menyebabkan vasospasme refleks dari beberapa arteri kepala, termasuk arteri yang mensuplai otak itu sendiri. Spasme pembuluh darah itu menyebabkan iskemia bagian otak, sehingga timbul gejala prodromal. Terjadi iskemia berat berakibat dinding vaskuler lemah dan tidak dapat mempertahankan tonus vaskuler selama 24 sampai 48 jam. Tekanan darah di dalam pembuluh darah tersebut menyebabkan berdilatasi dan berpulsasi dengan hebat, dan terjadi peregangan berlebihan dari dinding arteri termasuk arteri temporalis sehingga berakibat nyeri kepala pada migren. 21,26 Nyeri kepala berdenyut disebabkan beberapa proses tertentu mencetuskan reaksi pada sistim noradrenergik batang otak melalui lokus koruleus, sistem serotonergik melalui nukleus rafe dorsalis dan sistem trigeminovaskular. Reaksi-reaksi tersebut menginduksi dilatasi arteri dan anastomosa arteriovenosa pada sirkulasi kranial, selanjutnya menstimulasi impuls sensorik perivaskular aferen dari nervus trigeminus. Sensasi nyeri akan semakin meningkat akibat inflamasi neurogenik melalui pelepasan retrograd neuropeptida vasoaktif dan lokal iskemia karena adanya hubungan arteriovenosa. 3,10,21 Mual dan muntah disebabkan oleh kerja dopamin atau serotonin pada pusat muntah di batang otak serta formasio retikularis lateral dari medulla oblongata. Adanya stimuli sensoris seperti nyeri, bau dan ketakutan akan timbul input stimuli pada area pencetus kemoreseptor di area basis ventrikel empat. Nukleus traktus solitarius dan nukleus motorik dorsal dari vagus sebagai pusat muntah secara bersamaan berfungsi mengkoordinasi antara integrasi signal emesis yang muncul dan perbagai respon sensoris, viseral, somatik dan otonom yang berhubungan dengan nausea dan muntah. 26,27 Aura timbul disebabkan reaksi neuronal terhadap rangsangan yang berlebihan pada korteks serebri, terutama di korteks oksipital dan timbul proses depresi penyebaran kortikal yang menyebabkan gangguan aliran darah. Aura pada migren berupa suatu gelombang eksitasi neuron dengan kecepatan 2 sampai 6 mmmenit, perjalanan dan meluasnya gelombang sama dengan yang terjadi waktu kita melempar batu ke dalam air. Penyebaran ini diikuti oleh gelombang penekanan neuronal pada tempat yang sama. Pembuluh darah pada area ini secara simultan berdilatasi dan kemudian konstriksi. 4,25,27 Depresi penyebaran kortikal adalah suatu depolarisasi membran neuroglial yang mempunyai kontribusi pada aktivitas trigeminal. Dasar neurokimiawi depresi penyebaran kortikal adalah lepasnya kalium dan atau glutamat dari jaringan neuronal yang menimbulkan depolarisasi dan melepaskan neurotransmitter. Timbulnya aura dan nyeri kepala dimulai dari pengurangan aliran darah otak maksimal yang dimulai dari daerah oksipital dan meluas ke korteks, hal ini berlangsung beberapa jam dan diikuti proses hiperemia. Terapi profilaktik pada anak migren bermanfaat dalam mengurangi insiden dan keparahan depresi penyebaran kortikal. 10,26 Migren tanpa aura menunjukkan adanya perubahan kompensasi dan komposisi kadar magnesium dan fosfolipid membran. Depresi penyebaran kortikal pada migren tanpa aura hanya menyebar ke dalam area yang tidak muncul secara klinis yaitu jaringan subkortikal seperti hipokampus dan serebelum. Migren dengan atau tanpa aura mempunyai patofisiologi yang sama, tergantung intensitas iskemik pada serebral yang akan menimbulkan ada atau tidak adanya aura. 26

2.6. Diagnosa