Diagnosa Terapi profilaktik TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Diagnosa

Diagnosis migren umumnya didasarkan pada observasi klinis dan tidak memerlukan uji diagnostik. Namun bila nyeri kepala bersifat kronis dan diagnosis meragukan sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pencitraan untuk menyingkirkan adanya kelainan organik. 1-4,16 Kriteria diagnostik migren pada anak dapat ditegakkan berdasarkan kriteria International Headache Society IHS. 4,14,21,29 Diagnosa klinik IHS sebagai standard baku emas migren sebab lebih mudah dan mempunyai akurasi yang baik. 17 Diagnosa migren menurut IHS : 29 Migren tanpa aura pada anak: A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D B. Serangan nyeri kepala berlangsung 1 sampai 72 jam C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut: 1. Lokasi unilateral, mungkin bilateral, frontotemporal tanpa oksipital 2. Kualitas berdenyut 3. Intensitas nyeri sedang atau berat 4. Keadaan bertambah berat oleh aktifitas fisik atau penderita menghindari aktifitas fisik rutin seperti berjalan atau naik tangga D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini : 1. Nausea dan atau muntah 2. Fotofobia dan fonofobia E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain Migren dengan aura pada anak: A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B B. Adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini: 1. Gangguan visual yang reversibel termasuk: positif atau negatif seperti cahaya yang berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis 2. Gangguan sensoris yang reversibel termasuk positif seperti diuji dengan peniti dan jarum atau negatif hilang rasakebas 3. Gangguan bicara disfasia yang reversibel sempurna C. Paling sedikit dua dari dibawah ini: 1. Gejala visual homonim atau gejala sensoris unilateral 2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual ≥ 5 menit atau aura yang lainnnya ≥ 5 menit 3. Tiap gejala berlangsung ≥ 5 menit dan ≤ 60 menit D. Tidak berkaitan dengan kelainan lain

2.7. Terapi profilaktik

Pengobatan migren adalah akut abortif dan preventif profilaktik. Pengobatan akut tergantung dari pemilihan anak terhadap beratnya serangan dan timbulnya gejala komorbid serta respon anak terhadap migren. Tujuan prevensi migren adalah untuk mengurangi frekwensi, berat dan lamanya serangan migren dan memperbaiki respons terhadap pengobatan dari serangan akut dan memperbaiki fungsi dan mengurangi disabilitas. 1,12 Menurut AAN, tujuan utama pengobatan jangka panjang pada penderita migren adalah : 23 1. Menurunkan frekuensi, keparahan, durasi dan ketidakmampuan akibat sakit kepala 2. Menurunkan ketergantungan terhadap obat-obatan yang toleransinya kurang dan tidak efektif 3. Meningkatkan kualitas hidup 4. Mencegah penggunaan obat pada masa akut dengan dosis yang terus meningkat 5. Edukasi pasien untuk dapat menangani penyakitnya sendiri 6. Mengurangi distress dan gejala psikologis akibat nyeri kepala Indikasi terapi profilaksis migren adalah serangan berulang, yang secara bermakna mempengaruhi kegiatan sehari-hari, seperti ketidakhadiran di sekolah serta aktivitas anak lainnya walaupun telah diberi terapi akut. 4 Terapi juga diberi pada serangan migren yang sering, efek samping pada terapi akut, dan terdapatnya jenis migren yang tidak lazim seperti migren hemiplegik, migren basiler atau migren dengan aura yang panjang. Terapi adekuat untuk profilaktik migren secara umum tampak perbaikan sedikitnya satu sampai dua bulan. 9 Terdapat beberapa obat untuk prevensi migren yang sering digunakan yaitu antagonis reseptor serotonin seperti metisergid, penghambat reseptor beta adrenergik seperti propranolol dan timolol, antidepresan seperti amitriptilin, serta antikonvulsan seperti natrium valproat dan topiramat. 30,31 Antagonis serotonin seperti metisergid merupakan ergot alkaloid semisintetik, namun akibat efek samping seperti nyeri otot sepintas, gangguan pencernaan, mual, peningkatan berat badan, sehingga obat ini diindikasikan hanya pada kasus hebat dimana terapi preventif migren yang lain tidak efektif. Cara kerja obat antiepileptik seperti natrium valproat dan topiramat dalam pencegah migren adalah dengan menginhibisi saluran ion natrium serta memfasilitasi kerjanya reseptor asam gamma-aminobutirik. 31 Obat-obat penghambat reseptor beta seperti propranolol, timolol dan nadolol mencegah melebarnya arteri di dalam kepala dengan jalan menghambat reseptor beta dan melancarkan aliran darah dengan jalan mencegah menumpuknya trombosit dalam pembuluh darah. 25 Namun obat- obat penghambat saluran beta ini dapat menghambat irama jantung dan menurunkan tekanan darah, cepat lelah, insomnia dan menambah berat badan, tetapi semua gejala-gejal tersebut reversibel setelah obat dihentikan. 21,32 Antidepresan seperti amitriptilin bekerja dengan menghambat noradrenalin dan re-uptake dari serotonin atau antagonis pada reseptor 5- HT2 5-hydroxytryptamine. Efek samping disebabkan karena interaksi dengan banyak neurotransmiter dan reseptornya. Efek samping antimuskarinik dan aktivitas adrenergik obat ini adalah seperti mulut kering, sedasi, retensi urin, berat badan meningkat, penurunan tekanan darah, nausea, tetapi gejala-gejala ini akan hilang bila obat dihentikan. 30,32-34

2.8. Siproheptadin sebagai antiserotonergik