sangat cepat, dengan gejala nyeri, pembengkakan pada daerah wajah, gangguan orbita dan gangguan saraf pusat yang disebabkan perluasan penyakit pada daerah sekitarnya.
Diagnosis awal rinosinusitis jamur fulminan sangatlah penting oleh karena penyakit ini perjalanannya sangat singkat dan dapat terjadi kematian dalam beberapa jam.
McCaffrey, 1997
Tabel 2.6 : Gejala dan tanda infeksi jamur Dhong, Lanza, 2001
Sumbatan Hidung
Gangguan Penglihatan
Rinore Defisit
neurologis Gangguan
penciuman Kejang
Nyeri wajah sakit kepala Proptosis
2.5.1 Rinosinusitis ekstramukosa jamur non invasif
Keadaan ini timbul pada saat infeksi jamur ekstramukosa yang menyebabkan inflamasi pada sinus. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan, faktor pejamu,
terutama pengaruh genetik yang diperantarai oleh imunoglobulin E IgE mediasi alergi Dhong, Lanza, 2001
2.5.1.1 Mikosis sinus superfisial
Mikosis sinus superfisial adalah merupakan suatu keadaan inflamasi mukosa sinus paranasal yang disebabakan infeksi jamur ekstramukosal. Pemeriksaan kultur sekret
yang dicurigai dapat ditemukan adanya jamur. Keadaan ini jarang ditemukan dalam keadaan yang berat oleh karena patogenisitasnya rendah. Dhong, Lanza, 2001
Manifestasi klinis
Tidak ada keluhan yang khas pada penderita. Penderita hanya melaporkan adanya tercium bau tidak enak pada hidung yang disertai krusta atau debris. Bentuk rinosinusitis
jamur ini paling khas diidentifikasi pada saat nasoendoskopi, tampak materi jamur yang tumbuh pada krusta hidung. Biasanya krusta tersebut terdapat pada daerah hidung yang
M. Tri Andika Nasution : Frekuensi Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis Yang Disebabkan Infeksi Jamur…, 2007 USU e-Repository © 2008
M. Tri Andika Nasution : Frekuensi Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis Yang Disebabkan Infeksi Jamur…, 2007 USU e-Repository © 2008
tinggi aliran udaranya seperti pada bagian tepi anterior konka dan dapat juga pada rongga sinus yang luas. Pada pemeriksaan dengan menggunakan endoskopi tampak pada bagian
dibawah krusta memperlihatkan mukosa yang eritem, edema dan disertai adanya pus. Pemeriksaan Kultur pada krusta tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri dan
jamur Dhong, Lanza, 2001
Pengobatan
Terapi meliputi pembersihan daerah yang terinfeksi dan meminimalkan penggunaan antihistamin dan steroid topikal. Perlu dilakukan pemberian antibiotika
untuk bakteri yang mendasari infeksi jamur, hidung dilembabkan dengan irigasi dan perlu diberikan mukolitik seperti guaifenesin. Anti jamur sistemik tidak digunakan secara
khusus pada kondisi ini. Karena mikosis sinonasal superfisial cenderung timbul kembali maka endoskopi ulangan diperlukan untuk memonitor hasil pengobatan. Pada kondisi
yang berbeda apabila infeksi jamur disebabkan oleh Candida Sp, maka perlu
pertimbangan untuk memberikan anti jamur sistemik atau topikal. Dhong, Lanza, 2001 Patogenesitas
Infeksi jamur tipe ini tidak akan menjadi infeksi yang berat. tetapi potensial menjadi penyebab rinosinusitis kronis. Beberapa pendapat menyatakan bahwa kondisi
ini timbul oleh karena berkumpulnya spora jamur dengan konsentrasi yang tinggi sehingga dapat mencetuskan rinosinusitis pada individu yang memiliki kemungkinan
untuk alergi terhadap jamur. Dhong, Lanza, 2001
2.5.1.2 Fungal ball Misetoma