Gambar 2.4. LMP-1 dikutip dari Damania, 2004
5. LMP–2A dan LMP–2B
LMP-2 terdri atas LMP–2A dan LMP–2B. Struktur LMP-2A dan 2B mirip, keduanya mempunyai 12 domain transmembran dan 27 asam amino
sitoplasma pada gugus C terminal. LMP-2A mempunyai 119 asam amino pada gugus N terminal di dalam sitoplasma. LMP–2A dikode di dalam exon 1, tapi
LMP–2B tidak. Gugus NH
2
terminal LMP-2A berada di dalam sitoplasmik dan mengandung immunoreseptor tirosin. LMP–2 ini merupakan modifikasi EBV di
dalam perkembangan sel B untuk mempertahankan latensi EBV di dalam sumsum tulang. LMP-2A dan 2B penting sebagai transformasi sel B Thomson, 2004.
Gugus terminal NH
2
pada domain sitoplasma dari LMP-2A mengandung delapan residu tirosin, tiga sebagai mediator yang berhubungan dengan Src family
Rusdiana: Hubungan anti bodi anti Epstein - Barr - Virus EBNA-1 Dengan Karsinoma Nasofaring Pada Pasien Etnis Batak Di Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
protein tirosine kinase PTKs sama dengan Syk, keduanya merupakan mediator penting sebagai sinyal transduksi untuk BCR. Hubungan LMP-2A dengan tirosin
kinase ini penting untuk menghambat BCR yang menstimulasi mobilisasi kalsium, fosforilasi tirosin dan aktivasi infeksi lisis dari EBV di dalam sel B.
Ekspresi LMP-2A mengakibatkan perubahan perkembangan sel B, yang diikuti oleh sinyal BCR yang negative pada sel B untuk keluar sumsum tulang dan
bertahan hidup di dalam organ limfoid perifer. LMP-2A mempertahankan latensi dari virus dengan mencegah aktivasi BCR yang normal, yang merupakan awal
dari replikasi lisis virus, dan ini merupakan jalur untuk menopang hidup didalam infeksi sel B yang laten Damania, 2004.
Gambar 2.5. LMP-2A dikutip dari Damania, 2004
2. Infeksi lisis
Rusdiana: Hubungan anti bodi anti Epstein - Barr - Virus EBNA-1 Dengan Karsinoma Nasofaring Pada Pasien Etnis Batak Di Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
Di dalam sel limfosit B, setelah EBV berikatan dengan reseptor CD21, maka EBV akan masuk ke dalam sel host dan akan mengalami penetrasi secara
komplit. Virus akan keluar dari sel yang mati dan akan menginfeksi sel yang lain. Di dalam sel tersebut virus mengalami replikasi dan akan dihasilkan genom virus
dengan double strand yang linear, di mana sebelumnya genom virus berbentuk sirkuler. Fase lisis ini ditandai oleh ekspresi dari transkripsi protein virus yaitu
salah satunya adalah viral capsid antigen Damania, 2004.
2.7. Hubungan Infeksi Virus Epstein-Barr dengan Karsinoma Nasofaring