Diperoleh harga konstanta a sebesar -48,12 dan koefisien arahnya b sebesar 1,42. Sehingga persamaan regresinya
Ŷ = -48,12 + 1,42X.
Untuk menentukan keberartian model regresi digunakan analisis varians ANAVA. Dengan kriteria pengujiannya: jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka data variable X terhadap Y linier, dan jika F
hitung
F
tabel
, maka data variabel X terhadap Y tidak linier.
Derajat kebebasan dk untuk pembilang = k – 2 = 20, dan derajat
kebebasan untuk penyebut = n – k = 18. Dari hasil perhitungan di atas,
diperoleh F
hitung
= 1,63 dan F
tabel
= 2,19 dengan demikian 1,63 2,19 atau F
hitung
F
tabel
. Terlihat bahwa variabel X terhadap variabel Y linier karena F
hitung
F
tabel
. Rangkuman hasil pengujian linieritas regresi disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 12 Analisis Varians ANAVA Linearitas Regresi
dk JK
KT F
hitung
F
tabel
Keterangan Tuna
Cocok 20
747,59 33,98
1,63 2,19
F
hitung
F
tabel
Kekeliruan 18
412,5 22,92
2 Uji Keberartian Regresi
Uji keberartian regresi dilakukan untuk mengetahui berarti atau tidaknya persamaan regresi yang diperoleh dengan taraf signifikan
= 0,05. Hipotesis yang dilakukan adalah :
H :
= 0 H
t
: 0
Statistik uji menggunakan uji Analisis Varians ANAVA dengan kriteria pengujian adalah tolak H
jika F
hitung
F
1- 1,n-2
, dengan taraf signifikan
= 0,05. Dari hasil pengujian diperoleh F
hitung
= 159,44 dan F
tabel
= 4,10, sehingga H ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa model regresi berarti.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan Uji Keberartian Regresi disajikan dalam tabel analisis varians ANAVA sebagai berikut :
Tabel 13 Analisis Varians ANAVA Keberartian Regresi
dk JK
KT F
hitung
F
tabel
Keterangan Total
40 158550
159,44 4,10
F
hitung
F
tabel
Regresi a 1
152523 Regresi b│a
1 4867,41
4867,41 Residu
38 1160,09
30,53
C. Pengujian Hipotesis
Dari data nilai yang diperoleh dan berdasarkan uji normalitas untuk instrumen baik motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika berdistribusi
normal lampiran, peneliti dapat menganalisa lebih lanjut untuk mengetahui tingkat hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment tabel pada lampiran.
Dengan menggunakan rumus Product Moment :
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
2 2
2470 158550
40 3087
240647 40
2470 3087
194050 40
xy
r
8997 ,
0112 ,
152383 137110
xy
r
Berdasarkan perhitungan di atas maka berkorelasi atau berhubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa, diperoleh
r
tabel
untuk dk 38 dan = 0,05 nilai
899 ,
xy
r
lebih besar dari r
tabel
r
hitung
= 0,899 r
tabel
= 0, 320 maka hipotesa H
1
diterima ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa
Besar kontribusi variabel X motivasi berprestasi terhadap naik turunnya variabel Y hasil belajar bangun ruang dapat ditentukan dengan cara
mengkuadratkan koefisien korelasi maka diperoleh : KD = r
2
x 100 = 0,90
2
x 100 = 0,81x 100
= 81
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan menggunakan rumus korelasi product moment, penolakan H memberi indikasi bahwa hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar
matematika siswa yang diperoleh dari sampel yang termasuk kategori kuat dapat diberlakukan pada seluruh siswa kelas 9 SMP Global Islamic School
Jakarta. Hal tersebut terlihat dari besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar r
2
x 100 = 81 . Dengan demikian berarti masih ada 19 yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa khususnya materi
bangun ruang kelas 9 selain dari motivasi berprestasi di kelas itu sendiri seperti misalnya kondisi siswa saat melakukan tes dan tingkat penguasaan
materi pada pokok bahasan tersebut. Karena pada dasarnya siswa memiliki 4 empat kemampuan dasar untuk belajar yaitu kemampuan memahami logika
angka, bidang dan ruang seperti berhitung, mengukur bidang, mengukur ruang matematical reasong ability, berbagai bidang studi membuktikan bahwa
semakin tinggi matematical reasong ability seseorang maka semakin tinggi pula ketajaman berfikirnya, tetapi itu semua tidak lepas dari faktor-faktor lain
yang mendukungnya yang salah satunya adalah penguasaan materi. Namun demikian motivasi berprestasi memiliki keterkaitan yang erat dengan hasil
belajar seseorang. Sehingga dalam hal ini siswa dituntut memiliki daya kreatif dalam hal peningkatan intelegensinya yang pada akhirnya peningkatan hasil
belajarnya akan memuaskan.