Tempat Dan Waktu Penelitian Metode Dan Desain Penelitian Populasi Dan Sampel Teknik Analisis Data

41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ialah SMP Global Islamic School Jakarta yang beralamat di Jl. Condet Raya No. 5 Kramat Jati – Jakarta Timur. Adapun waktu penelitian pada bulan Desember 2010 untuk menyebarkan angket kepada siswa.

B. Metode Dan Desain Penelitian

Metode Penelitian adalah cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik korelasi. Metode survei yang digunakan untuk memperoleh data motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika, kemudian menganalisis keduanya untuk menghubungkan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas diduga terdapat hubungan yang signifikan anatara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut : X r Y Keterangan : X = Motivasi berprestasi siswa variabel bebas Y = Hasil belajar matematika siswa variabel terikat r = Hubungan antara X dan Y

C. Populasi Dan Sampel

Populasi keseluruhan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP Global Islamic School. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IX-A, IX-B, IX-C, IX-D dan IX-E SMP Global Islamic School yang berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling, dengan teknik ini, maka setiap kelas yang berada dalam populasi terjangkau memperoleh kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel penelitian. Masing-masing kelas diambil 40 dari jumlah populasi terjangkau.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Devinisi Operasional dan Konseptual

a. Devinisi konseptual Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berbuat baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain. b. Devinisi Operasional Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain, yang dapat diukur melalui berusaha untuk unggul dalam kelompoknya, menyelesaikan tugas dengan baik, rasional dalam meraih keberhasilan, menyukai tantangan, menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses, dan menyukai situasi pelajaran dengan tanggung jawab pribadi. Instrumen ini menggunakan skala Likert skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau fenomena pendidikan. Tes ini terdiri dari 20 dua puluh pertanyaan yang isinya ada pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pilihan jawaban dalam tes tersebut yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang sekali, tidak pernah. Adapun kisi-kisi penyusunan instrumen skala penilaian dan penskoran tes untuk mengukur motivasi berprestasi ini ialah sebagai berikut: Tabel 1 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi Variabel Indikator Kode Pernyataan Jumlah Positif Negatif + - Σ Motivasi Berprestasi 1. Berusaha unggul A1 1,2 3,4 2 2 4 2. Menyelesaikan tugas dengan baik. A2 5 6 1 1 2 3. Rasional dalam meraih keberhasilan A3 7 8 1 1 2 4. Menyukai tantangan. A4 9,10 11,12 2 2 4 5. Menerima tanggungjawab pribadi untuk meraih keberhasilan. A5 13,14 15,16 2 2 4 6. Menyukai situasi pembelajaran dengan tanggung jawab pribadi untuk mendapatkan hasil yang baik. A6 17,18 19,20 2 2 4 Jumlah pernyataan 10 10 20 Tabel 2 Keterangan Skor Jawaban Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang kemudian di kuantitaifkan.

2. Instrumen Penelitian a. Validitas

Salah satu ciri tes itu baik ialah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Dalam penelitian pengujian validitas instrumen motivasi berprestasi dengan soal tes kontinum berupa skala sikap dengan skor butir 1-5 maka rumus validitas yang digunakan ialah :    2 2 t i t i it x x x x r Keterangan : r it = Koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.  i x = Jumlah kuadrat deviasi skor dari X i.  t x = Jumlah kuadrat deviasi skor dari X t. Sedangkan pengujian validitas instrumen hasil belajar matematika siswa kelas 9, skor butir soal dis-kontinum skor 0 dan 1 maka koefisien korelasi biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes ialah : i i t t i bis q p S X X r   Keterangan : r bis : Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total Skor Jawaban a b c d e Pernyataan positif 5 4 3 2 1 Pernyataan negatif 1 2 3 4 5 X i : Rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i X t : Rata-rata skor total semua responden S t : Standar deviasi skor total semua responden p i : Proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i q i : Proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i Kriteria penentuan suatu butir soal tes dikatakan valid, jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel r hitung ≥ r tabel dan dikatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel r hitung ≤ r tabel .

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat ukur evaluasi. Jadi suatu tes dikatakan valid jika dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif. Untuk mengukur reliabilitas instrumen motivasi berprestasi dengan skor 1-5, maka menghitung koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach, yaitu : r ii =            2 2 1 1 t i s s k k Keterangan : r ii = Koefisien reliabilitas tes k = Cacah butir S i 2 = Varian skor butir S t 2 = Varian skor total Sedangkan untuk menghitung reliabilitas tes hasil belajar matematika siswa digunakan rumus KR-20 Kuder Richardson , yaitu :             2 1 1 t i i ii s q p k k r Keterangan: r ii = Koefisien reliabilitas tes k = Cacah butir p i q i = Varian skor butir p i = Proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i q i = Proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i s t 2 = Varian skor total Kriteria suatu alat ukur dalam hal ini instrumen dikatakan reliabel atau tidak dengan membandingkan r hitung lebih kecil dari r tabel maka alat ukur tersebut tidak reliabel dan tidak dapat digunakan dalam penelitian ini.

c. Taraf Kesukaran

Analisis taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan, yaitu berkategori mudah, sedang dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1 P = JS B Kriteria yang digunakan ialah makin kecil indeks yang diperoleh, maka sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal tersebut adalah sebagai berikut: Soal dengan p 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan p 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah 1 Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta Bumi Aksara, 2006, h.207- 208 Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes Tabel 3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir soal Jumlah Keterangan - - Sukar 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,18,19,21,22 18 Sedang 2,12 2 Mudah Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran diperoleh bahwa dari soal yang valid terdapat 18 soal kategori sedang, 2 soal kategori mudah

d. Daya Pembeda Soal Daya

pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Cara yang biasa dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 2 B A B B A A P P J B J B D     Keterangan : D = Daya pembeda B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J A = Banyaknya peserta pada kelompok atas J B = Banyaknya peserta pada kelompok bawah   A A A J B P Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar 2 Suharsimi Arikunto, Dasar- dasar…, h.213-214   B B B J B P Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: D : 0 = Sangat jelek D : 0,00 – 0,20 = Jelek D : 0,20 – 0,40 = Cukup D : 0,40 – 0,70 = Baik D : 0,70 – 1,00 = Baik sekali Tabel 4 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Butir Soal Jumlah Soal Keterangan 1,2,4,5,8,10,11,13,15,1 6,18,19,22 13 Baik 3,6,7,12,14,21 6 Cukup 9 1 Jelek Dari 20 soal yang valid ternyata ada 13 soal yang bekategori baik, 6 soal yang berkategoti cukup, dan 1 soal yang berkategori jelek.

E. Teknik Analisis Data

Sebelum mengadakan uji hipotesis maka dilakukan pemeriksaan data penelitian melalui uji persyaratan analisis, yaitu : 1 Uji linearitas dan 2 Uji normalitas. Uji linearitas dengan menggunakan analisis residu dan dilanjutkan uji normalitas menggunakan data residu. Setelah persyaratan terpenuhi maka melalui teknik analisis regresi dan korelasi sederhana dicari keberartian model regresi dan bentuk hubungan antara motivasi berprestasi X dan hasil belajar matematika Y. Untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menghitung koefisien kor elasi antara X dan Y dengan menggunakan rumus “Pearson Product Moment” yaitu :                       2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan : r xy : Koefisien korelasi antara variabel ∑XY : Jumlah perkalian X dan Y ∑X : Jumlah variabel X ∑Y : Jumlah variabel Y Kemudian untuk melihat besarnya kontribusi antara motivasi berprestasi dengan peningkatan hasil belajar matematika siswa digunakan rumus koefisien determinasi. Besar r 2 dinyatakan dengan yang menunjukkan besarnya kontribusi atau hubungan motivasi berprestasi X dengan hasil belajar matematika siswa Y, dengan rumus : KD = r 2 x 100 Keterangan : KD : Koefisien Determininasi r : Koefisien korelasi

F. Hipotesis Statistik