biasanya akan merasa lebih baik pada trimester kedua 14-26 minggu, saat itulah energi ibu hamil biasanya kembali. Banyak efek dari awal kehamilan berkurang
pada trimester kedua, termasuk mual, muntah, dan kelelahan, meskipun tidak semua hilang begitu saja setelah minggu ke 14 dimulai. Pertambahan berat badan
yang paling optimal terjadi pada usia kehamilan 20 minggu dan menurut Baker dan Tower akan mulai menurun pada usia kehamilan 32 minggu. Oleh karena itu,
pemberian PMT pada ibu hamil KEK sangat efektif apabila diberikan pada usia kehamilan 20 minggu atau pada trimester kedua.
B. Gambaran Proses Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok
Selain input komponen lain yang dibutuhkan untuk mengukur efektivitas program adalah dengan mengeveluasi proses. Evaluasi proses merupakan evaluasi
yang dilakukan terhadap berbagai program yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang berkaitan dengan penyediaan dan penerimaan pelayanan. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengevaluasi proses program PMT ibu hamil KEK apakah telah berjalan dengan baik atau tidak yaitu melihat perencanaan yang ditetapkan
untuk program PMT ibu hamil serta mengidentifikasi kendala dan masalah yang dihadapi serta pemecahannya, menilai pelaksanaan program apakah telah mencapai
target yang ditetapkan pada proses perencanaan dan melihat penilaian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan program PMT ibu hamil
KEK ini.
1. Perencanaan Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok
Perencanaan program PMT untuk ibu hamil KEK merupakan suatu proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan hingga menetapkan alternatif program
untuk mencapainya. Menurut Depkes 1997 perencanaan program dianggap baik apabila terdapat komponen-komponen seperti persiapan petugas yang meliputi
penentuan lokasi, mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program, melakukan bimbingan dan supervisi, menyiapkan sarana peralatan serta
menyiapkan pencatatan dan pelaporan. Komponen lainnya yaitu adanya penyelenggaraan orientasi bagi tenaga pelaksana dari pemegang program.
Hasil dari wawancara mendalam kepada informan utama menyebutkan bahwa informan telah melakukan proses perencanaan dengan cukup baik karena
penentuan jumlah sasaran mengikuti jumlah pendanaan yang tersedia. Selain itu, dalam perencanaan kali ini juga telah mengidentifikasi hambatan-hambatan yang
kemungkinan terjadi berdasarkan pertimbangan program PMT tahun sebelumnya. Meskipun belum semua hambatan dapat tertangani dengan baik. Adapun
hambatan yang terjadi pada program PMT tahun ini adalah program PMT belum sepenuhnya menyentuh seluruhnya sasaran dari penanganan KEK, format laporan
yang belum seragam di seluruh Puskesmas yang ada di Kota Depok, serta belum seluruhnya karakteristik ibu hamil yang dicantumkan dalam laporan program
monitoring Ibu hamil KEK. Pada tahun ini, perencanaan bertujuan untuk memperbaiki sasaran PMT Bumil dari tahun sebelumnya yang belum seluruhnya
menyentuh sasaran dari penanganan KEK itu sendiri. Untuk menangani permasalahan tersebut, staf gizi di Dinas Kesehatan pada tahun ini selain
melakukan pengumpulan data terkait pelaksanaan program PMT diminta juga agar dicantumkan proses kelahiran bayi pada Ibu yang mendapatkan PMT
tersebut. Sehingga dibuat form yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan agar dapat menilai keefektifan program PMT Bumil KEK tersebut. Oleh
karena itu, seluruh Puskesmas Kota Depok hendaknya selalu mengacu pada format yang telah ditetapkan dan disosialisasikan oleh penanggung jawab program
PMT ibu hamil KEK di Kota Depok. Namun, berdasarkan hasil wawancara belum ada ketentuan khusus atau
pedoman secara tertulis mengenai perencanaan program PMT, perencanaan hanya dibuat dalam bentuk Kerangka Acuan Kerja sehingga masing-masing institusi
pelaksana dalam hal ini puskesmas menjalankan arahan mengenai perencanaan program PMT secara berbeda. Sehingga diperlukan format baku mengenai
program PMT ibu hamil KEK dimulai dari pedoman tertulis mengenai perencanaan, pendistribusian PMT serta format laporan hasil program PMT ibu
hamil KEK di Kota Depok. Dalam rencana penilaian program PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok,
staf gizi hanya merancang penilaian sebatas pendistribusian tidak dilakukan untuk menilai dampak yang terjadi dari program PMT tersebut. Hal inilah yang menjadi
dasar mengapa pertambahan berat badan tidak dilihat apakah sudah naik dan sesuai dengan usia kehamilan serta tidak dicantumkannya beberapa variabel yang
terkait dengan status gizi ibu dan dampak dari kondisi KEK tersebut. Sehingga efektivitas dari program PMT tersebut belum dapat dinilai seberapa besar
keberhasilan dari program tersebut.
2. Pelaksanaan Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok
Pelaksanaan program PMT merupakan bentuk implementasi dari perencanaan program PMT agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seperti yang sudah dipaparkan pada hasil pelaksanaan, bahwa pendistribusian dilaksanakan oleh rekanan kepada 30 puskesmas dalam satu kali pengiriman
dengan menggunakan Surat Bukti Barang Keluar SBBK didampingi oleh bendahara barang di Dinas Kesehatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama dilakukan pemantauan dalam pelaksanaan program PMT Bumil KEK. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah program berjalan dengan lancar atau terdapat kendala di lapangan dan menjadi perbaikan bagi pelaksanaan untuk tahun selanjutnya.
Meskipun yang melakukan pendistribusian adalah rekanan yang menyediakan produk PMT, tetap dilakukan pengawasan berdasarkan SBBK yang dikeluarkan
oleh Gudang yang terletak di Kantor Pemerintahan Kota Depok. Dalam pelaksanaannya petugas gizi di Puskesmas tidak mendapatkan
dokumen KAK yang dibuat oleh Dinkes. Informasi yang didapat hanya berdasarkan sosialisasi ketika rapat bulanan dengan staf gizi Dinkes. Meskipun
ketika sudah mendekati waktu pelaksanaan diberikan satu map yang berisi form laporan program, jumlah sasaran yang menerima, namun belum dicantumkan
tujuan yang ingin dicapai dari program PMT tersebut. Hal ini yang mungkin menyebabkan kurangnya informasi yang didapat
petugas gizi yang ada di Puskesmas dan mengakibatkan perbedaan persepsi mengenai tujuan yang dicapai antara staf gizi di Dinkes dengan petugas gizi di
Puskesmas. Sehingga format laporan dan hasil yang diberikan bervariasi antara Puskesmas satu dengan Puskesmas lainnya.
Selain itu, dalam pelaksanaannya ibu hamil yang terdeteksi berisiko KEK ketika memeriksakan kandungannya ke bagian KIA sebaiknya langsung diberikan
konsultasi gizi di klinik gizi untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan mengkonsumsi makanan pokok serta makanan
tambahan yang bergizi agar persalinan lancar dan bayi yang dilahirkan pun sehat sehingga mengurangi resiko terjadinya BBLR.
3. Pengawasan dan Penilaian Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok
Dalam menilai program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok, dilakukan
beberapa tahapan, yaitu:
Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam program ini yang dievaluasi hanya berupa input atau pengadaan dan pendistribusian PMT Ibu hamil KEK .
Dinkes Kota Depok tidak melakukan evaluasi sumber daya, keluaran, efek atau bahkan dampak dari program PMT ini. Padahal untuk mengetahui apakah
program tersebut sudah berjalan efektif atau tidak, perlu dievaluasi efek dari program PMT ibu hamil KEK ini.
Melakukan pengamatan, pengukuran, dan analisis. Dinkes melakukan pengamatan, pengukuran, dan analisis dalam program PMT ibu hamil KEK
ini. Pengamatan dan pengukuran dilakukan dari awal persiapan pengadaan PMT ibu hamil, hingga pelaksanaan pendisribusian PMT ibu hamil KEK
hingga ke sasaran. Data juga dianalisis, seperti yang diuraikan sebelumnya
laporan yang dianalisis hanya berdasarkan permasalahan pendistribusian produk makanan tambahan.
Membuat kesimpulan dan pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari proses evaluasi oleh staf gizi di Dinkes Kota Depok disajikan dalam bentuk laporan
sesuai dengan permintaan dari instansi yang berwenang. Dalam hal ini, Dinkes Kota Depok hanya membuat pelaporan ke pemerintah daerah Kota Depok
sebagai pemberi anggaran dalam program PMT Ibu hamil KEK . Berdasarkan wawancara dengan informan utama, alasan dilakukannya
penilaian program PMT Ibu hamil KEK yang dilakukan di Kota Depok adalah, mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dari program PMT Ibu hamil KEK
tersebut. Agar dapat memperkuat program itu sendiri. Namun, evaluasi belum bertujuan untuk melihat apakah program PMT ibu hamil ini sudah dilakukan
secara efektif atau belum. Sehingga diperlukan penambahan data proses persalinan Ibu hamil yang mendapatkan PMT selain laporan pendistribusian PMT.
Data proses persalinan itulah yang nantinya dapat dilihat seberapa besar keefektifan program yang telah dilaksanakan dengan dampak yang diharapkan
dari program tersebut. Diperlukan pengawasan dan penilaian output secara rutin setiap program
PMT telah selesai dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk melihat dan mengukur keberhasilan program PMT ibu hamil KEK. Sehingga dapat dilihat apakah
program PMT memang memberikan perubahan bagi status gizi ibu hamil dan juga bayi yang dikandungnya serta diperlukan koordinasi dengan kader dalam hal
pengawasan apakah ibu hamil yang mendapatkan PMT tersebut benar-benar mengkonsumsi sesuai dengan anjuran yang diberikan.
C. Gambaran Efektivitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok