BAB VI PEMBAHASAN
A. Gambaran Input Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok
Input merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam menjalankan sebuah program. Dalam program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok, seluruh unsur sudah
berjalan dan terintegrasi dengan cukup baik. Namun, terdapat beberapa komponen dalam input yang harus diperbaiki dan sangat mempengaruhi efektivitas program
PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok ini. Komponen input yang masih belum memenuhi untuk mengukur efektivitas program PMT yaitu:
1. Data
Data merupakan komponen yang penting untuk sebagai penunjang untuk melihat efektivitas dari suatu program. Sehingga dibutuhkan proses pengumpulan
data yang baik agar dapat mengetahui kondisi real yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini DinKes tidak melakukan program monev monitoring dan evaluasi
dari proses pengumpulan data ibu hamil KEK tersebut. Proses evaluasi yang dilakukan hanya melalui laporan Pemberian Makanan Tambahan yang diberikan
ke Puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program PMT
Bumil KEK selama tahun 2011, belum semua Makanan Tambahan diberikan pada sasaran yang sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan Dinas Kesehatan.
Sehingga belum dapat dilihat seberapa besar sebenarnya pengaruh program PMT terhadap ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi.
Selain itu, format laporan yang belum seragam antara setiap Puskesmas yang ada di Kota Depok dan belum adanya pemisahan laporan antara ibu hamil
KEK dan ibu hamil yang memang berasal dari keluarga miskin. Sehingga data yang didapat masih bersifat global dan belum memasukkan seluruh karakteristik
ibu hamil KEK yang berkaitan dengan penambahan berat badan dan proses kelahiran dari ibu hamil KEK tersebut. Dengan format yang belum seragam antar
Dinkes, prosentase efektivitas yang dihasilkan dalam analisis data sekunder juga belum dapat menggambarkan secara keseluruhan gambaran dan dampak yang
dihasilkan dari program tersebut. Laporan program yang dimasukkan dan dan diolah hanyalah data yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan dari penelitian
ini. Sehingga tidak semua laporan Puskesmas yang ada di Kota Depok masuk dalam hasil penilaian efektivitas program PMT ibu hamil.
Oleh karena itu, diperlukan penambahan karakteristik ibu yang dicantumkan dalam laporan program PMT ibu hamil KEK yang terkait dengan
penambahan berat badan ibu hamil maupun berat bayi ketika lahir. Sehingga dapat diketahui faktor penyebab apabila ibu hamil tidak bertambah berat
badannya. Selain itu, data berat bayi lahir pada ibu hamil KEK yang mendapatkan
PMT juga perlu dicantumkan untuk melihat kaitan antara perubahan status gizi ibu hamil setelah diberikan PMT dengan berat bayi lahir pada ibu tersebut.
2. Sumber daya
Banyaknya program terkait program gizi yang dikoordinir oleh informan utama menjadi salah satu komponen yang mempengaruhi efektivitas program
PMT pada ibu hamil KEK di Kota Depok ini. Hal ini, diakibatkan sulitnya pengawasan dan penilaian terhadap program PMT dan menjadi salah satu alasan
mengapa PMT hanya dinilai sebatas pendistribusian hingga ke Puskesmas. Beban ganda yang dialami petugas gizi yang ada di Puskesmas pun
menjadi faktor penunjang dan mempengaruhi keefektifan program PMT. Terbatasnya sumber daya yang terdapat di Puskesmas mengakibatkan program
PMT untuk Ibu hamil KEK kurang berjalan dengan optimal dan juga akan mempengaruhi pengawasan pelaksanaan program PMT hingga ke sasaran. Hal
inilah yang juga menjadi salah satu faktor efektivitas program PMT ibu hamil hanya sebesar 65, meskipun angka tersebut telah memenuhi harapan dari staf
sendiri. 3.
Sasaran Variabel karakteristik ibu yang dicantumkan dalam laporan monitoring
program PMT dan data kohort ibu hamil belum seluruhnya dicantumkan agar dapat menggambarkan karakteristik ibu hamil KEK secara jelas yang terkait
dengan penambahan berat badan sebagai prediktor dari BBLR yang merupakan salah satu dampak dari kondisi KEK tersebut. Perlu ditambahkan variabel lain
yang terkait agar dapat menggambarkan secara jelas ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT. Variabel karakteristik sasaran yang perlu ditambahkan
berupa, jarak kehamilan, tinggi badan, berat badan pra kehamilan serta berat bayi
ketika lahir. Penambahan variabel ini juga dapat menjadikan salah satu alasan ketika penambahan berat badan ibu hamil KEK tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Selain itu juga, diperlukan keaktifan petugas gizi di Puskesmas untuk mencari dan menemukan ibu hamil dengan risiko KEK meskipun tidak
memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Pada analisis data sekunder ini, pertambahan berat badan ibu hamil
umumnya terjadi pada ibu yang usia kehamilannya kurang dari 20 minggu. Meskipun nilainya hanya 30 dari empat kriteria yang diolah. Sedangkan
karakteristik lain seperti usia ibu hamil, jarak kelahiran, dan paritas tidak begitu berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ibu hamil. Staf gizi di Dinkes
tidak menetapkan secara spesifik pada usia kehamilan berapa bulan idealnya diberikan PMT, ibu hamil yang mendapatkan PMT hanya yang usia kehamilannya
tidak boleh kurang dari dua bulan atau tepat pada usia tujuh bulan. Usia dua bulan dipertimbangkan karena adanya morning sickness, sedangkan pada usia tujuh
bulan dikhawatirkan ibu mengalami hemodilusi pengenceran konsentrasi darah. Pada penelitian ini, ibu hamil dengan usia trimester pertama tidak
dimasukkan untuk perhitungan sampel, dikarenakan pada usia trimester pertama ibu hamil tidak perlu makan lebih banyak, karena bayi sangat kecil beratnya
hanya sekitar satu ons pada akhir pertumbuhan dan janin trimester pertama, meskipun cepat namun belum membutuhkan energi tambahan. Selain itu, faktor
morning sickness pada kehamilan trimester awal juga akan mempengaruhi sedikitnya berat badan ibu yang bertambah. Waktu yang paling tepat untuk
pemberian PMT pada usia kehamilan trimester dua, hal ini dikarenakan ibu
biasanya akan merasa lebih baik pada trimester kedua 14-26 minggu, saat itulah energi ibu hamil biasanya kembali. Banyak efek dari awal kehamilan berkurang
pada trimester kedua, termasuk mual, muntah, dan kelelahan, meskipun tidak semua hilang begitu saja setelah minggu ke 14 dimulai. Pertambahan berat badan
yang paling optimal terjadi pada usia kehamilan 20 minggu dan menurut Baker dan Tower akan mulai menurun pada usia kehamilan 32 minggu. Oleh karena itu,
pemberian PMT pada ibu hamil KEK sangat efektif apabila diberikan pada usia kehamilan 20 minggu atau pada trimester kedua.
B. Gambaran Proses Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok