pengawasan apakah ibu hamil yang mendapatkan PMT tersebut benar-benar mengkonsumsi sesuai dengan anjuran yang diberikan.
C. Gambaran Efektivitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok
Program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok bertujuan sebagai upaya peningkatan status gizi dan mencegah resiko dan dampak KEK ibu hamil serta
menyediakan dan mendistribusikan makanan tambahan pemulihan bagi ibu hamil keluarga miskin. Hal ini sejalan dengan salah satu ketetapan Kemenkes mengenai
acuan strategi penanggulangan masalah gizi makro, khususnya pada Ibu hamil dengan melakukan subsidi langsung berupa PMT.
Berdasarkan ketetapan Kemenkes, subsidi dalam diberikan dalam bentuk paket dana untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan kepada wanita usia
subur kurang energi kronis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam program PMT Ibu hamil KEK ini berupa:
1. Identifikasi sasaran yang perlu disubsidi target sasaran.
Target sasaran ditentukan berdasarkan hasil antropometri yang dilaksanakan langsung di lapangan dengan beberapa tambahan kriteria antara lain
ibu hamil tergolong miskin, jumlah anggota keluarga lebih dari 3, kondisi rumah dan sarana air bersih kurang memadai.
2. Distribusi dana subsidi secara langsung ke keluarga melalui bidan di desa. Bidan
di desa menjelaskan cara penggunaan dana dan mekanisme PMT 3.
Evaluasi PMT : penggunaan dana, proses PMT dan perubahan status gizi
Dalam posisi ini, Dinkes Kota Depok berfungsi sebagai perumusan kebijakan teknis dinas di bidang perencanaan dan pelaksanaan program PMT Ibu
hamil KEK. Dinkes juga berperan sebagai bahan perumusan kebijakan program PMT dan penyelenggara program PMT di wilayah Kota Depok.
Untuk melihat efektivitas program PMT, dalam hal ini di lihat dengan 3 pendekatan, yaitu:
1 Pendekatan sumber dengan melihat efektivitas dari input yang terdiri dari data,
sumber daya manusia, dana, sarana dan pra sarana, materi, dan sasaran dari program PMT ibu hamil KEK.
2 Pendekatan proses dengan melihat efektivitas dari pelaksanaan program dari
semua program proses internal dengan dimensi yang dilihat berupa proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program PMT Ibu hamil
KEK. 3
Pendekatan sasaran dengan melihat efektivitas yang dipusatkan pada output dengan mengukur keberhasilan program untuk mencapai hasil output yang
diharapkan dari program PMT Ibu hamil KEK. Efektivitas program PMT dilihat dari tiga pendekatan, baik dari
pendekatan sumber, proses maupun sasaran. Efektivitas program PMT yang dilihat berdasarkan pendekatan sasaran, dilihat dari output dari program PMT ibu
hamil KEK ini. Efektivitas diukur berdasarkan pendekatan sasaran goals approach agar dapat mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil
output yang sesuai dengan rencana. Untuk mengetahui nilai output yang
dihasilkan pada program PMT ini dilakukan analisis data sekunder dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
prosentase ibu hamil KEK yang bertambah berat badannya yang sesuai dengan usia kehamilan. Pertambahan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan
memiliki korelasi positif dengan berat bayi lahir. Setidaknya dengan melihat pertambahan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan dapat dijadikan
sebagai prediksi berat bayi lahir ibu yang memang pada saat ini belum dicantumkan data berat bayi lahir pada ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT.
Dengan melihat hasil yang dicapai dapat ditentukan apakah program PMT untuk penanganan kondisi KEK pada ibu hamil dapat dikatakan efektif atau tidak.
Penentuan efektif atau tidaknya juga dilihat berdasarkan ketetapan dari Dinkes untuk mengukur seberapa besar prosentase berat badan ibu yang bertambah sesuai
dengan usia kehamilan. Target Dinkes untuk pertambahan berat badan ibu hamil ini adalah 50. Berdasarkan hasil analisis data sekunder prosentase kenaikan
berat badan ibu hamil yang sesuai dengan umur kehamilan sebesar 65. Program PMT ibu hamil KEK dapat dikatakan efektif karena telah melebihi 50 kenaikan
berat badan sesuai usia kehamilan. 3 diantaranya berat badannya justru berkurang setelah diberikan PMT, hal ini kemungkinan dikarenakan usia
kehamilan yang masih 16 minggu sehingga ibu masih mengalami mual. Sedangkan 32 dari ibu hamil yang mendapatkan PMT pertambahan berat
badannya kurang dari berat badan yang seharusnya pada usia kehamilan tertentu. Meskipun prosentase yang dihasilkan telah melebihi standar yang ditetapkan oleh
Dinkes, namun masih sekitar 32 ibu hamil berat badannya kurang dari usia
kehamilan. Hal ini kemungkinan diakibatkan ibu yang tidak rutin mengkonsumsi makanan tambahan, ataupun asupan gizi pokok baik kuantitas maupun kualitas
masih belum memenuhi asupan gizi seimbang ataupun faktor karakteristik ibu yang dilihat berdasarkan usia, jarak kehamilan dan paritas serta gaya hidup ibu
yang tidak sehat. Berdasarkan paparan hasil yang didapat, efektivitas program PMT ibu
hamil KEK di Kota Depok dipengaruhi oleh input dan proses dari program tersebut. Dalam input, komponen yang berpengaruh secara signifikan terhadap
program PMT yaitu, data, sumber daya dan sasaran. Untuk data, diperlukan penambahan karakteristik ibu hamil pada laporan program PMT ibu hamil KEK
seperti tinggi badan, jarak kelahiran, berat badan pra hamil serta proses persalinan pada ibu hamil yang mendapatkan PMT tersebut. Selain itu, diperlukan
penyeragaman format laporan dari seluruh Puskesmas yang ada di kota Depok. Sehingga data dapat diolah dengan baik. Terkait sumber daya, diperlukan tinjauan
ulang untuk pembagian job desk antara petugas gizi dengan bidan KIA yang berkaitan langsung dengan sasaran. Sehingga ibu hamil yang berisiko KEK dapat
langsung ditangani oleh petugas gizi terkait. Sehingga sasaran dapat dipantau secara langsung serta dapat juga disisipkan konseling mengenai gizi ibu hamil
yang baik agar persalinan dapat berjalan lancar dan risiko berat bayi lahir rendah dapat dikurangi.
Pada proses program PMT, seluruh komponen mempengaruhi keberhasilan efektivitas program. Proses program PMT dimulai dari perencanaan
hingga penilaian. Pada perencanaan, diperlukan penetapan target yang spesifik
serta tujuan yang ingin dicapai. Sehingga akan terbentuk format pelaksanaan program, cara pengawasan hingga metode penilaian dari program tersebut.
Pelaksanaan, pengawasan dan penilaian PMT akan terkait dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Dinkes Kota Depok. Apabila perencanaan dapat dirancang
dan ditetapkan dengan baik, maka untuk penilaian dan pengawasan pun akan lebih mudah, karena mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan pada proses
perencanaan sebelumnya.
D. Gambaran Alur Efektifitas Kegiatan PMT Ibu Hamil KEK