Perkumpulan koperasi itu sengaja didirikan oleh anggota untuk kesejahteraan anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu melayani para anggota secara
khusus. Akan tetapi karena koperasi itu organisasi ekonomi yang berwatak sosial, maka koperasipun harus memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya
Widiyanti, dan Sinindhia, 1992.
2.2 Landasan Teori
- Meningkatkan Produksi, Mewujudkan Pendapatan Yang Adil dan Kemakmuran
Yang Merata
Menurut Kartasapoetra 1985, secara kenyataan bahwa rakyat Indonesia di pelosok- pelosok tanah air dan yang tinggal di kota-kota, dari dahulu hingga
sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi, tetapi secara kenyataan pula hanya sebagian kecil sekali yang mampu mengembangkan produksinya,
sedangkan sebagian yang lainnya merupakan usahawan-usahawan perorangan yang sulit mengembangkan usaha produsinya home industry dan tetap hidup
dibawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan : • Modal yang mereka miliki sangat terbatas,
• Pengetahuan ekonomi mereka terbatas, • Usaha hanya ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarga,
• Cara dan teknik pemasaran produksi yang menguntungkan belum dikuasai dengan wajar,
• Kesadaran untuk menyatukan usaha sehingga merupakan suatu usaha yang besar masih kurang.
Universitas Sumatera Utara
KUD sebagai Koperasi Serba Usaha yang mengelola bidang usaha tani agribisnis dalam melaksanakan peran dan tugasnya memperlihatkan hasil-hasil
nyata sebagai berikut: a.
Mempersatukan Usaha Pertanian b.
Menimbulkan Kegairan Kerja c.
Melenyapkan Sistem Ijon dan Lintah Darat d.
Pembangunan Lingkungan
- Mempertinggi Taraf Hidup dan Tingkat Kecerdasan Rakyat Menurut Setiady 1985, keberhasilan Koperasi mencapai tujuannya tergantung
dari aktivitas para anggotanya, apakah mampu bekerja sama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijaksanaan yang
telah ditetapkan Rapat Anggota. Sesungguhnya dalam peran dan tugas koperasi untuk mempertinggi taraf hidup para anggotanya secara sekaligus terangkum
peranan dan tugas koperasi untuk mempertinggi kecerdasan para anggota koperasi tersebut karena :
a. Meningkatnya kesejahteraan hidup para anggota, sangat berkaitan
dengan terwujudnya peningkatan pendapatan para anggotanya. b.
Terwujudnya peningkatan pendapatan para anggota, dikarenakan para anggota dapat meningkatkan produksinya baik kualitas maupun
kuantitas yang melalui koperasi dipasarkan dengan harga yang layak, yang memuaskan para anggotanya.
c. Peningkatan produksi hanya akan tercapai, selain karena adanya
kegairahan kerja para anggota adalah juga karena pihak koperasi
Universitas Sumatera Utara
mampu memberikan pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan tentang pola kerja yang menguntungkan efektif, jenis dan kualitas benda
yang harus diproduksi, cara dan teknik pengolahan, dan pengelolaan yang berkaitan dengan itu.
d. Karena para anggota menginginkan terwujudnya peningkatan
produksi, dimana mereka dapat memperoleh peningkatan pendapatan dan peningkatan taraf hidupnya maka segala pembinaan, pengarahan
dan penyuluhan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan terkandung pengetahuan
yang mudah diserap oleh mereka. Koperasi aktif menyelenggarakan pendidikan, kursus-kursus, pembinaan,
pengarahan, dan penyuluhan-penyuluhan, mengharapkan agar para anggotanya dapat ditingkatkan mutunya secara mental dan dapat mengerti perjuangan
ekonomi secara berkoperasi, juga agar para anggotanya dapat menyumbangkan pikiran secara aktif bagi perkembangan Koperasi.
- Pengembangan Koperasi dengan Analisis SWOT Menurut Kotler 1997, memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut: analisis internal merupakan proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian, dan
pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan
mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkanpeluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman
dalam lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan dasar- dasar bagi manjer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan
yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk melindungi perusahaan terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang
tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan. Masih menurut Kotler 1997, untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat
diuraikan sebagai berikut: disini seorang manajer akan berusaha mengidentifikasi peluang dan ancaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua hal ini
merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis, sehingga memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setiap pihak yang berkepentingan
akan terangsang untuk menyiapkan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan
kepada yang lebih penting dan mendesak. Pengembangan
koperasi dalam
analisis SWOT
menurut Freddy Rangkuti 1997, sub- sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dengan berbagai indikator. 1. Kekuatan dengan indikator:
a. Telah memiliki badan hukum
b. Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi
c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela
d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil
e. Biaya rendah
f. Kepengurusan yang demokratis
g. Banyaknya unit usaha yang dikelola
Universitas Sumatera Utara
2. Kelemahan dengan indikator: a.
Lemahnya struktur pemodalan koperasi b.
Lemahnya dalam pengelolaan manajemen usaha c.
Kurangnya pengalaman usaha d.
Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai e.
Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi f.
Pengelola kurang inovatif g.
Kurang pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang dilakukan h.
Kurang dalam penguasaan teknologi i.
Sulit menetukan bisnis inti j.
Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya partisipasi anggota rendah
3. Peluang dengan indikator: a.
Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah b.
Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi primer kedalam koperasi sekunder
c. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan
masyarakat untuk lebih membangun koperasi d.
Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi e.
Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia
f. Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis, agroindustri
dan industri pedesaan lainnya
Universitas Sumatera Utara
g. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi
h. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi
i. Dukungan kebijakan dari pemerintah
j. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman
mendorong diversifikasi usaha koperasi 4. Ancaman dengan indikator:
a. Persaingan usaha yang semakin ketat
b. Peranan iptek yang semakin meningkat
c. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku
ekonomi lain dan antar koperasi d.
Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi
e. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta
kurangnyakepedulian dan kepercayaan masyarakatterhadap kopersi f.
Pasar bebas g.
Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya lembaga kekuangan, produksi dan pemasaran
h. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program
pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah i.
Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi j.
Lingkungan usaha yang tidak kondusif k.
Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi l.
Tarif harga yang ditetapkan pemerintah m.
Menurunnya daya beli masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan instruksi Presiden No.4 Tahun 1973. BUUD Badan Usaha Unit Desa yang padadasarnya dibentuk disetiap wilayah unit desa adalah
merupakansuatu lembaga ekonomi berbentuk koperasi yang pada tahap awal pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari koperasi-
koperasi pertanian, koperasi-koperasi desa yang terdapat di dalam wilayah unit desa tersebut. Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden N0.2 Tahun 1978
BUUDKUD.Maka sejak itulah yang semula merupakan bentuk antara untuk disebut menjadi KUD, dipisahkan dari struktur KUD. Pada tahap permulaannya
KUD hanya mencakup koperasi pertanian, koperasi desa dan koperasi serba usaha di desa-desa, akan tetapi selanjutnya KUD mengembangkan usahanya kebidang-
bidang lain seperti bidang kerajinan rakyat, perkebunan dan perkreditan dan kegiatan lainnya Hadhikusuma, 2005.
Keberadaan KUD di desa sangat penting dalam menepis berkembangnya sistem yang tidak sehat dikalangan petani yang terdesak kebutuhan konsumtifnya.
Misalnya : pengijon dan rentenir yang sangat menyengsarakan petani. Untuk itulah maka KUD memasukkan komponen pemberian kredit sebagai salah satu
bagian usahanya untuk mensejahterakan petani dan membebaskan petani Nugroho, 1995.
Sumber modal utama bagi pelaksanaan usaha koperasi yaitu berasal dari simpanan-simpanan pokok, wajib dan sukarela. Jika usahanya berkembang dapat
bertambah dengan sisa hasil usaha yang disihkan untuk permodalan. Perkembangan usaha memerlukan modal yang banyak. Modal tersebut sulit atau
tidak akan memadai kalau hanya mengandalkan dari simpanan-simpanan dan sisa hasi usaha tadi. Oleh karena itu menurut pasal 32 UU No 12 Tahun 1967 koperasi
Universitas Sumatera Utara
dibenarkan untuk mengusahakan pinjaman-pinjaman dari pihak luar dengan bunga yang rendah dan bank-bank pemerintah. Pembentukan modal dalam
koperasi dilakukan secara bertahap dan penuh dengan ketekunan serta loyalitas para anggota dan para simpatisan koperasi, maka oleh karena itu penggunaannya
harus benar-benar terncana secara mantap dengan didasari disiplin rencana dan disiplin anggaran, agar modal yang terkelola dengan baik sehingga dapat
berkembang Kartasapoetra, 1990. Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan
merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Salah satu
kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan berkoperasi yaitu memasarkan hasil produk pertanian. Masyarakat pedesaan dapat dengan mudah memasarkan
produk pertaniannya tanpa perlu menjual ke tengkulak dengan harga murah Chaniago dan Ijod, 1994.
KUD dalam fungsinya sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian memiliki fungsi :
a. Perkreditan
b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi barang-barang keperluan
sehari-hari c.
Pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi d.
Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdaganganSudarsono dan Edilius, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Hambatan-hambatan bagi terlaksannya kegiatan KUD didaerah pedesaan yang mungkin sulit untuk diatasi seperti Kartasapoetra, 2001 :
a. Hambatan terhadap sikap dan pandangan hidup sikap pasif,
familisentris, sikap nrimo, sikap acuh tak acuh, orientasi pada masa lampau.
b. Hambatan kelembagaan penggunaan tanah, lembaga perkreditan,
utang piutang yang masih bersifat pribadi, mobilisasi sosial vertical masih rendah, enterpreneurship belum berkembang.
c. Hambatan lingkungan keadaan kesehatan belum memuaskan,
keadaan gizi yang berada dibawah standar nasional, tingkat pendidikan yang belum maju, pengangguran musiman selalu
terjadi. Matrik SWOT atau matrik TOWS
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatanstrength dan peluangopportunities, namunsecara bersamaan dapat meminimalkan kelemahanweakness dan ancamanthreats.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini
Rangkuti,2009 :
Universitas Sumatera Utara
SW OT
Strength S - Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal Weaknesses W
- Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal
Opportunities -Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal Strategi SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang.
Strategi WO Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
Threats -Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal Strategi ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 1. Matrik SWOT
- Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan fikiran organisasi yaitu untuk memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. - Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
- Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada - Strategi WT
Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Rangkuti, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Proses pengambilan keputusan straetgi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencanaan strrategi strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam
kondisi yang ada saat ini Rangkuti, 1997. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja organisasiKUD dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan
3Mendukung 1. mendukung
Strategi strategi
turn-around agresif
4 Mendukung 2. Mendukung
Strategi defensif strategi diversifikasi
Gambar 2. Analisis SWOT
Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat mengutungkan perusahaan tersebut sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang haarus
diterpakan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif growth oriented strategy.
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
Universitas Sumatera Utara
Kuadran 2 : Dengan beberapa ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan dari sisi internal strategi yang harus diterapkan adalah penggunaan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
Kuadran 3 : Perusahaan memiliki kekuatan eksternal misalkan penguasaan pasar, namun masih ada beberapa kendala dari sisi internal. Fokus strategi
perusahaan pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Adalah merupakan situasi yang paling sulit perusahaan tersebut mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal
2.3 Kerangka Pemikiran