kepercayaan sebuah tes dikatakan tinggi jika dapat memberikan hasil yang tetap.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa besar derajat kesukaran soal. Menurut Zainal Arifin 2013: 266 suatu soal
dikatakan baik, apabila memiliki Tingkat Kesukaran soal yang seimbang proporsional dalam artian soal tersebut tidak terlalu mudah
atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak dapat merangsang siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan
soal tersebut. Soal yang terlalu sulit akan membuat siswa menjadi putus asa untuk mencoba lagi karena di luar kemampuan siswa.
Menurut Nana Sudjana 2013: 135 soal dinyatakan baik apabila soal memiliki indeks kesukaran sesuai dengan tujuan dari tes tersebut.
Untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal dengan Tingkat Kesukaran tergolong sedang, untuk seleksi digunakan butir soal
dengan Tingkat Kesukaran tergolong sukar, dan untuk keperluan diagnosis digunakan butir soal dengan Tingkat Kesukaran tergolong
mudah. Berkualitas atau tidaknya butir soal dapat diketahui dari derajat
kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing soal. Anas Sudijono 2015: 370 mengemukakan bahwa sudah atau belum
memadainya derajat kesukaran item tes dapat diketahui dari besar
kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan tes tersebut. Rumus untuk mencari indeks kesukaran soal, yaitu:
� = �
� Keterangan:
P = indeks kesukaran soal B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh peserta tes
Suharsimi Arikunto, 2013: 223 Kategori untuk menafsirkan indeks kesukaran butir soal, yaitu:
P = 0,00 - 0, 30 kategori sukar P = 0,31 - 0,70 kategori sedang
P = 0,71 - 1,00 kategori mudah
Suharsimi Arikunto, 2013: 225 Selain itu dalam hal penyimpanan soal di bank soal dapat
digunakan kriteria sebagai berikut: a.
Soal yang termasuk ekstrem sukar atau ekstrem mudah tidak memberikan informasi yang berguna bagi sebagian besar peserta
didik. Oleh sebab itu, soal seperti ini kemungkinan distribusi jawaban pada alternatif jawaban ada yang tidak memenuhi syarat.
b. Jika ada soal ektrem sukar atau ekstrem mudah, tetapi setiap
pengecoh distribusi jawaban pada soal tersebut menunjukkan jawaban yang merata, logis, dan daya bedanya negatif kecuali
kunci, maka soal-soal tersebut masih memenuhi syarat untuk diterima.
c. Jika ada soal ekstrem sukar dan ekstrem mudah, tetapi memiliki
Daya Pembeda dan statistik pengecoh memenuhi kriteria, maka soal tersebut dapat dipilih dan diterima sebagai salah satu
alternatif untuk disimpan dalam bank soal.
d. Jika ada soal ekstrem sukar dan ekstrem mudah, Daya Pembeda
dan statistik pengecohnya belum memenuhi kriteria, maka soal tersebut perlu direvisi dan diuji coba lagi.
Zainal Arifin, 2013: 272-273 Dalam penyusunan tes yang patut diperhatikan hendaknya soal
tidaklah terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Bilangan yang
menunjukkan sulit dan mudahnya suatu soal dinamakan indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai
1,00. Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks
yang diperoleh, makin mudah soal tersebut.
4. Daya Pembeda