Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

37 hampir seluruh penonton ikut berjoget mengikuti irama musik badutan dan menyaksikan pertunjukan hingga berakhir.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan sebagai tujuan utama sebuah penelitian. Ada berbagai macam strategi yang digunakan dalam pengumpulan data. Istilah strategi dapat diartikan sebagai kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan dengan menggunakan teknik, taktik, dan kiat tertentu Nugrahani, 2014:46. Adapun strategi penelitian yang dipakai adalah strategi penelitian etnografi. Strategi penelitian etnografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan data wawancara Cresswell, 2010:20. Strategi pengumpulan data yang akan digunakan dalam strategi etnografi, dengan melakukan: 1. Observasi Dalam strategi penelitian etnografi, observasi dilakukan untuk menetapkan informan dan subyek yang akan diteliti. Adapun penelitian yang dipakai adalah informan yang memiliki syarat enkulturasi penuh, keterlibatan langsung, memiliki waktu yang cukup dan non analitis atau informan mendiskripsikan berbagai kejadian dan 38 tindakan tanpa analisis mengenai arti, atau signifikansi dari kejadian dan tindakan itu Spradley dalam Dirgantara, 2012:39. Dalam penelitian ini warga sebagai pemilik budaya adalah anggota grub kesenian yaitu pengrawit, ketua paguyuban, pesinden, serta warga masyarakat sebagai penikmat musik dan penonton. Dalam observasi, peneliti juga melakukan pengamatan. Dalam melakukan pengamatan, peneliti mencatat semua aktivitas dalam lokasi penelitian terutama pada saat pementasan berlangsung. Selain itu peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada informan dan partisipan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Peneliti saat melakukan observasi membawa buku sebagai media pencatatan dan alat rekam. Adapun rambu-rambu yang harus ditaati oleh peneliti saat melakukan observasi, antara lain : a. Sejarah Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan tokoh adat setempat mengenai sejarah lahir dan berkembangnya musik badutan. b. InstrumentAlat musik Peneliti melakukan pengamatan pada alat musik apa saja yang digunakan, tata letak alat-alat gamelan, posisi dan cara memainkannya dengan melihat pentas musik badutan. c. Akulturasi Budaya Observasi dilakukan dengan narasumber tokoh adat sekitar dan 39 beberapa anggota pengrawit musik badutan. d. Perpaduan Instrumen dan NyanyianVokal Peneliti melakukan pengamatan pada perpaduan instrument dan nyanyiannya pada saat pentas dan persiapannya. Selain itu juga melakukan wawancara dengan anggota pengrawit dan pesinden. e. Karakter masing-masing Instrumen Karakter yang dimaksud mengacu pada melodi, irama, harmoni, dan tempo. Observasi dilakukan dalam dua tahap yaitu obervasi awal pra penelitian dan observasi saat penelitian. Observasi pra penelitian dilakukan pada tanggal 3 Mei 2015, 11 Juni 2015, dan 25 Juni 2015. Pada observasi awal ini bertujuan untuk sekedar mengenal dan mengamati instrument yang dipakai dalam kesenian badutan, anggota kelompok kesenian, dan waktu kesenian diselenggarakan. Observasi tahap saat penelitian dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2015, 17 September 2015, 21 September 2015, 26 September 2015, dan 2 Oktober 2015. Pada tahap kedua ini observasi dilakukan bertujuan untuk meneliti lebih lanjut mengenai karakter kesenian badutan yakni melodi, irama, harmoni, dan tempo serta wujud kesenian Badutan secara lebih mendalam. 40 2. Wawancara Wawancara dalam etnografi sebaiknya dilakukan dengan penuh persahabatan. Wawancara sebaiknya dilakukan ketika informan memiliki banyak waktu misalnya saat hari minggu atau saat libur, sehingga informasi yang didapat lengkap dan lebih mendalam. Wawancara yang dipakai adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara ini bertujuan untuk menemukan pemasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya Sugiyono, 2011:223. Kisi-kisi yang disampaikan dalam melakukan wawancara antara lain : a. Instrumen yang dipakai dalam Kesenian Badutan Wawancara akan dilakukan dengan Hendi Kristanto selaku pimpinan dalam kelompok kesenian Badutan Palupi Laras. Wawancara ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana permainan melodi dan fungsi masing-masing instrument gamelan dalam mengiringi lagu-lagu diatonik. b. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam Kesenian Badutan Wawancara akan dilakukan dengan Wiwin Suhesti selaku pesinden dalam kelompok kesenian Badutan Palupi Laras. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui lagu apa saja yang 41 dibawakan oleh pesinden sehingga peneliti dapat mengkaji lagu- lagu tersebut sebagai lagu diatonik. Dan peran apa saja yang harus dilakoni oleh seorang pesinden. c. Irama dan Tempo yang dimainkan dalam Kesenian Badutan Wawancara akan dilakukan dengan Hendi Kristanto selaku pemegang instrumen kendang sebagai pengendali tempo dan irama dalam Kesenian Badutan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tempo dan perubahannya pada sebuah lagu dalam permainan Kesenian Badutan. d. Harmoni dan Melodi yang dimainkan dalam Kesenian Badutan Wawancara akan dilakukan dengan Ratno selaku key informan dan pemegang instrumen Saron Demung sebagai pemain melodi intro dan pembuat notasi dalam Kesenian Badutan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana permainan melodi dari masing-masing intrumen gamelan dan Harmoni dari seperangkat instrument gamelan yang dimainkan secara bersamaan. e. Sejarah Kesenian Badutan Wawancara akan dilakukan dengan Hery Sukamto selaku ketua RT dan tokoh masyarakat desa Bakalan Jumapolo. Beliau juga yang mengetahui perkembangan Kesenian Badutan dari waktu ke waktu. f. Antusias masyarakat mengenai Kesenian Badutan Wawancara dilakukan dengan Agus sebagai penonton dan 42 penanggap Kesenian Badutan. Wawancara dilakukan secara langsung atau face to face interview. Dengan wawancara secara langsung, data yang diperoleh akan lebih jelas dan lengkap. Wawancara secara intensif dilakukan pada tanggal 6 September 2015, 13 September 2015, 20 September 2015, 27 September 2015, dan 2 Oktober 2015. Wawancara dilakukan dengan pemimpin Paguyuban Palupi Laras Hendi Kristanto, Pesinden Wiwin Suhesti, Pemegang instrument dan key informan demung Ratno, pengamat seni karawitan Hery Sukamto, dan selaku penonton Agus. 3. Pengumpulan data melalui materi audio dan visual. Data ini bisa berupa foto, objek-objek seni, videotape, atau segala jenis suarabunyi Creswell, 2010:267. Data dapat berupa foto berisi tentang gambar masing-masing instrumen gamelan dalam kesenian Badutan, serta cara memainkannya. Selain itu juga foto pada saat pementasan berlangsung. Kemudian data berupa video berisi tentang video pementasan Badutan. Dalam pendokumentasian video pada saat pementasan peneliti dibantu oleh ananda video shothing sebagai usaha memenuhi kelengkapan data. 43 4. Pengumpulan data dengan dokumen Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono, 2011:240. Dokumen yang berbentuk gambar berisi foto-foto dari kegiatan kesenian Badutan. Dokumen yang berbentuk tulisan berisi tentang catatan sejarah kesenian Badutan dan Gamelan Jawa, serta dokumen yang berupa video pementasan Badutan. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada Sugiyono, 2011:240.

E. Instrumen Penelitian