Peran Modal Sosial Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Jaringan sosial antara masyarakat desa Tembi dengan pengelola desa wisata Tembi menghasilkan kelompok sosial yang di beri nama Pokdarwis yaitu singkatan dari kelompok sadar wisata yang membagi masyarakat ke dalam beberapa kelompok. Kelompok ini membantu memudahkan dalam pembagian tanggung jawab. b. Resiprocity Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini bukanlah sesuatu yang dilakukan secara resiprokal seketika seperti dalam proses jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan jangka panjang dalam nuansa altruism semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang lain. Timbal balik dapat dijumpai dalam bentuk saling memberi, saling menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari proses interaksi. Adanya interaksi antara masyarakat desa Tembi tidak hanya di dalam intern wisata, beberapa orang yang mempunyai peran atau jabatan tertentu mengharuskan mereka berinteraksi juga dengan pihak lain. Sehingga didapatkan suatu hubungan timbal balik diantara beberapa pihak tersebut. Tanpa disadari mereka telah membuat suatu jaringan sosial. c. Kepercayaan Fukuyama dalam John Field, 2010: 102 mengatakan bahwa kepercayaan itu sendiri sebagai unsur dasar modal sosial dimana modal sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan abadi di tengah-tengah masyarakat atau pada bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Terdapat suatu kepercayaan pada masyarakat desa Tembi terhadap pihak pengelola, pemerintah dan swasta sehingga dapat terbentuk suatu kawasan desa wisata Tembi d. Norma Norma biasanya dibangun, tumbuh dan dipertahankan untuk memperkuat masyarakat itu sendiri. Norma-norma sosial diciptakan secara sengaja. Orang-orang yang memperkarsai ikut mempertahankan suatu norma merasa diuntungkan oleh kepatuhannya pada norma dan merugi karena melanggar norma Coleman, 2009: 333. Norma-norma yang menjaga hubungan sosial antara masyarakat desa Tembi dengan pengelola desa wisata Tembi dalam wadah Pokdarwis serta norma dengan pihak swasta dan pemerintah. Kepatuhan para pelaku usaha wisata terhadap norma-norma sosial yang telah disepakati dapat meningkatkan solidaritas dan mengembangkan kerjasama dengan mengacu pada norma-norma sosial yang telah menjadi patokan. e. Nilai Nilai adalah suatu yang dianggap benar dan penting oleh anggota masyarakat. Misalnya nilai harmoni, prestasi, kerja keras, kompetisi dan lainnya merupakan contoh nilai yang sangat umum dikenal dalam masyarakat. Nilai senantiasa memiliki kandungan konsekuensi yang ambivalen. Modal sosial yang kuat juga sangat ditentukan oleh konfigurasi yang tercipta pada suatu kelompok masyarakat. Jika suatu kelompok memberikan bobot tinggi pada nilai-nilai kompetensi, pencapaian, keterusterangan dan kejujuran, maka kelompok masyarakat tersebut cenderung jauh lebih cepat berkembang dan maju.

D. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Ratna Sari Endang Dwi, mahasiswi jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM pada tahun 2010 yang berjudul “Modal Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal Studi Kasus tentang Strategi Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Ketingan Tirtodadi Mlati Sleman”. Persamaan yakni sama-sama meneliti tentang modal sosial dan sama- sama melakukan penelitian di desa wisata, namun disisi lain terdapat perbedaan dimana penelitian yang dilakukan oleh saudari Ratna lebih fokus pada bagaimana perbedaan strategi yang dilakukan oleh masyarakat yang pro dan kontra dalam rangka pengembangan desa wisata Ketingan terutama