Program Pembelajaran Individual PPI

18 d. Memiliki hambatan dalam melakukan soal yang berbentuk pemecahan masalah soal cerita. e. Sulit membedakan angka yang memiliki bentuk hampir sama. f. Sering terbalik dalam membilang dengan urutan yang seharusnya. g. Terbalik dalam menuliskan angka bilangan, misalnya: tujuh belas menjadi 71. Kesulitan belajar matematika dapat diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan dalam mengoperasikan soal matematika, seperti halnya karakteristik yang telah disebutkan di atas. Kesulitan belajar matematika harus diberikan pelayanan yang sesuai sejak dini. Jika tidak, siswa akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai dengan bidang kajiannya.

B. Program Pembelajaran Individual PPI

1. Pengertian dan Fungsi Program Pembelajaran Individual PPI Fleksibilitas kurikulum bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk anak berkesulitan belajar matematika perlu dituangkan dalam Program Pendidikan Individual PPI. PPI dikenal dengan The Individualized Education Program IEP yang diprakarsai oleh Samuel Gridley Howe tahun 1871, yang merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. 19 PPI merupakan program pembelajaran yang disusun sesuai kebutuhan individu dengan bobot materi berbeda dari kelompok dalam kelas dan dilaksanakan dalam seting klasikal Dedy Kustawan, 2013: 98. PPI menunjuk pada suatu program pembelajaran dimana siswa bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi dan motivasinya. Dengan PPI guru dapat mengadaptasi program pendidikan untuk anak normal ke dalam program khusus yang sesuai dengan kebutuhan anak Parwoto, 2007: 49. Berdasarkan pengertian di atas, tentu saja dapat ditegaskan bahwa PPI merupakan suatu program pembelajaran yang mengacu pada kondisi dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus dengan bobot materi yang berbeda dari siswa regular yang telah dilakukan adaptasi dan modifikasi. Direktorat PLB 2004 mengemukakan bahwa fungsi dari PPI bagi pembelajaran siswa berkebutuhan khusus di antaranya sebagai berikut. a. Untuk memberi arah pengajaran, dengan mengetahui kekuatan, kelemahan dan minat siswa maka program yang diindividualisasikan terarah pada tujuan atas dasar kebutuhan dan sesuai dengan tahap kemampuannya saat ini. b. Menjamin setiap ABK memiliki suatu progrm yang diindividualkan untuk mempertemukan kebutuhan khas mereka dan mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan. c. Meningkatkan keterampilan guru dalam melakukan asesmen tentang karakteristik kebutuhan belajar tiap anak dan melakukan usaha mempertemukan dengan kebutuhan-kebutuhan siswa. d. Meningkatkan potensi untuk komunikasi antardengan anggota tim, khususnya keterlibatan orang tua, sehingga sering bertemu dan saling mendukung untuk keberhasilan ABK dalam pendidikan. e. Menjadi wahana bagi peningkatan usaha untuk memberikan pelayanan pendidikan yang lebih efektif. 20 Pendapat lain mengenai kegunaan dari Program Pendidikan Individual dikemukakan oleh Haryanto 2012: 275. Kegunaan PPI adalah untuk menjamin bahwa tiap anak berkebutuhan khusus memiliki suatu program yang diindividualkan untuk mempertemukan kebutuhan-kebutuhan khas yang dimiliki mereka, dan mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan dalam bentuk suatu program secara tertulis. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditegaskan bahwa fungsi dari PPI dalam pelaksanaan pendidikan bagi siswa berkesulitan belajar ialah untuk mengetahui arah pengajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka, untuk memenuhi hak pendidikan mereka, serta meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua dalam pemenuhan layanan pendidikan bagi siswa berkesulitan belajar matematika. 2. Langkah-langkah Pembuatan Program Pembelajaran Individual PPI Menurut Lovaas O.I. dalam Haryanto, 2012: 276 ada lima langkah utama dalam merancang PPI. Kelima langkah tersebut yaitu: a membentuk tim PPI, b menilai kebutuhan anak, c menentukan tujuan program, d menentukan metode dan prosedur pencapaian, e evaluasi. Berikut merupakan penjelasannya. a. Membentuk tim PPI atau TP3I Pembentukan tim penilai PPI sebaiknya melibatkan orang-orang yang memiliki informasi tentang anak yang menjadi sasaran. Mereka sebaiknya dapat menyumbangkan pemikiran dalam menyusun rancangan 21 pendidikan yang komprehensif bagi anak. Secara umum, tim penilai PPI mencakup guru khusus, guru reguler, kepala sekolah, orangtua, diagnostician, dan spesialis lain konselor dan speech therapist, serta anak yang bersangkutan. b. Menilai Kebutuhan Anak Kesulitan, kekuatan, dan minat anak merupakan faktor pendukung yang dapat digunakan dalam merancang tujuan khusus pembelajaran. Menurut Scot Danforth dalam Haryanto, 2012: 277, Informasi yang dapat digunakan sebagai bahan dalam penentuan kebutuhan anak dapat bersumber dari hasil tes formal, hasil observasi keseharian, hasil survei minat anak, serta hasil dari pendapat orang tua atau sumber lain yang relevan. c. Mengembangkan tujuan jangka panjang longrange or annual goals dan tujuan jangka pendek shortterm objectives Tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Tujuan jangka panjang diturunkan secara langsung dari kurikulum umum sedangkan tujuan jangka pendek dirumuskan oleh guru. Penentuan tujuan program hendaknya jelas, spesifik, dan dapat terukur. Dengan begitu guru akan lebih mudah melakukan evaluasi program pembelajaran. 22 d. Merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan Merancang metode dan prosedur pembelajaran pengalaman belajar, yang dicantumkan dalam garis-garis besar PPI hendaknya menjelaskan bagaimana tiap tujuan pembelajaran khusus akan diselesaikan dan bagaimana mengevaluasi keberhasilan anak mencapai tujuan pembelajaran khusus tersebut. e. Menentukan metode evaluasi untuk menentukan kemajuan anak Evaluasi kemajuan belajar hendaknya mengukur derajat pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang telah diselesaikan. Metode evaluasi meliputi, tes secara tertulis, lisan, catatan observasi guru, membandingkan suatu produk dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, review yang dilakukan oleh sesama anak berdasarkan standar yang telah ditentukan, penilaian sendiri, dan evaluasi bersama oleh anak dan guru. Penentuan jenis evaluasi tersebut harus menyesuaikan dengan kondisi dan karakteristik anak. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa pembuatan Program Pendidikan Individual PPI untuk anak berkesulitan belajar matematika sebaiknya diawali dengan pembentukan tim penilai PPI, mengidentifikasi kebutuhan pada siswa, merumuskan jangka panjang dan jangka pendek, merumuskan prosedur serta metode yang akan digunakan dalam pencapaian program pembelajaran, serta merumuskan metode evaluasi hasil belajar siswa. 23 Secara garis besar komponen di dalam PPI meliputi: 1 deskripsi tingkat kecakapankemampuan saat ini performance levels, 2 sasaran program tahunantujuan pengajaran tahunan, 3 sasaran belajar jangka pendek, 4 deskripsi pelayanan, 5 tanggal pelayanan, dan 6 penilaian evaluasi Direktorat PLB: 2004. Penentuan performance levels, tentu saja harus dilakukan berdasarkan hasil assesmen, sehingga dalam pembuatan komponen berikutnya tidak akan mengalami kesalahan karena telah disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa saat itu.

C. Asesmen bagi Anak Berkesulitan Belajar Matematika