Pedagang Perantara Krakteristik Sampel .1 Karakteristik Petani Kelapa

5. Tanaman kelapa di Desa Silo Baru rata-rata berumur 25,61 tahun. Itu berarti tanaman kelapa sudah tua dan mulai merosot produksinya karena pohon kelapa setelah berumur 20 tahun produksi berangsur-angsur turun dan setelah 40 tahun produksi merosot. 6. Rata-rata produksi kelapa 1.836,88 butir dalam satu musim tanam dengan rentang produksi 900 sampai 3.800 butir kelapa. 7. Rata-rata produksi kelapa kupas rata-rata 599,375 kg dengan rentang produksi 300 kg sampai 1.250 kg kelapa kupas.

4.2.2 Pedagang Perantara

Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan penelurusan dengan cara bertanya kepada petani kepada siapa mereka menjual kelapa. Untuk pedagang pengumpul diperoleh dengan menanyakan kepada petani. Untuk pedagang besar diperoleh dengan menanyakan kepada pedagang pengumpul. Karakteristik pedagang sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 9. Karakteristik Pedagang Sampel No Karakteristik Pedagang Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Kopra Kulit Tepung Minyak Bungkil Rata-rata Range Rata-rata Range 1 2 3 Vol.Penjualan Kg Harga Beli RpKg Harga Jual RpKg 2900 3200 4333,33 1700-2000 3200 4100-4500 516,67 866,67 250-1000 700-1100 16.000 4100 13.000 2.900 800 4.700 1.700 800 1.600 Sumber : Data Primer diolah, Lampiran 3 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa: 1. Rata-rata volume penjualan kopra pedagang pengumpul per harinya sebanyak 2.900 kg dan penjualan kulit sebanyak 516,67 kg. Pada pedagang besar kopra digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung dan minyak. Rata-rata volume penjualan tepung sebanyak 16.000 kg dan penjualan minyak sebanyak Universitas Sumatera Utara 2.900 kg. Dari pembuatan minyak diperoleh bungkil dengan penjualan sebanyak 1.700 kg. 2. Rata-rata harga beli kelapa pada pedagang pengumpul adalah Rp. 3.200kg. Harga beli kopra pada pedagang besar adalah Rp. 4.100kg. Harga beli kulit kopra pada pedagang besar adalah Rp. 800kg. 3. Rata-rata harga jual kopra pada pedagang pengumpul adalah Rp. 4.333,33kg dan rata-rata harga jual kulit kopra adalah Rp. 866,67kg. Harga jual tepung pada pedagang besar adalah Rp. 13.000kg, harga jual minyak adalah Rp. 4.700kg dan harga jual bungkil adalah Rp. 1.600kg. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Nilai Tambah Yang Diperoleh Petani Dan Pengolah Kopra

Sebelum menjadi kopra, petani kelapa mengolah kelapa kupas. Proses pembuatan kelapa kupas yang pertama adalah mengkait, mengkait adalah proses yang dilakukan sewaktu panen. Yang kedua, mengumpulkan. Kelapa-kelapa yang telah dikait dikumpulkan di suatu tempat. Selanjutnya dilakukan pengupasan sabut. Pengupasan sabut dilakukan dengan menggunakan alat yang terbuat dari besi seperti parang. Sabut digunakan untuk menutup lubang-lubang. Pengupasan dilakukan sampai bagian demi bagian sabutnya dikupas sehingga diperoleh kelapa butir. Kemudian dilakukan pembelahan kelapa, pembelahan ini dilakukan dengan golok atau kampak. Air kelapanya sebagian dikonsumsi sebagian lagi dibuang. Selanjutnya dilakukan pencungkilan, dari proses pencungkilan ini diperoleh daging kelapa. Kegiatan yang terakhir dilakukan adalah pengemasan dan selanjutnya dijual kepada pedagang pengumpul yang melakukan proses pengolahan kopra. Metode analisis yang digunakan untuk menjelaskan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kelapa kupas adalah Metode Hayami. Perhitungan nilai tambah yang dilakukan pada proses pengolahan kelapa kupas dengan tujuan untuk mengukur besarnya nilai tambah yang terjadi akibat adanya proses pengolahan kelapa kupas. Berikut ini ditampilkan tabel perhitungan nilai tambah dengan menggunakan Metode Hayami. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Dan Prospek Pengembangan Kopra

28 245 101

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 14

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 1 1

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 2 9

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 1 17

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 2

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 27

Analisis Nilai Tambah Dan Pemasaran Kopra (Studi Kasus : Desa Silo Baru Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan)

0 0 30

Analisis Nilai Tambah Dan Pemasaran Kopra (Studi Kasus : Desa Silo Baru Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan)

0 2 11

ANALISIS USAHATANI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOPRA (Studi Kasus: Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan) SKRIPSI

0 12 11