b. Saluran Pemasaran II
Tabel 17. Price spread dan Share margin pemasaran saluran II No
Uraian Price Spread
RpKg Share Margin
1 2
Petani Harga Jual Petani
Biaya Produksi Marketing lost
Total Biaya Profit Margin
Nisbah Margin Keuntungan Harga Beli Pedagang Besar
4.100 817,07
788 1.605,07
2.494,93 1,56
4.100 19,93
19,22 39,15
60,85
0,04 100
Perhitungan Elastisitas Transmisi Harga
Nj = 1
b �
Pf Pr
Dimana b = Xi x Yi
Xi
2
b = 4100 x 3200
3200 x 3200 = 1,28
Nj = 1
1,28 �
3200 4100
= 0,6
Pada tabel di atas dapat dilihat harga jual petani Rp. 3.200kg, dimana biaya produksi sebesar Rp.
817,07kg dan marketing lost sebesar Rp. 788kg dan keuntungan yang diperoleh petani adalah sebesar Rp. 2494,93kg dengan share
margin sebesar 60,85. Nisbah margin keuntungan sebesar 1,56. Harga beli
pedagang besar adalah Rp. 4.100kg kopra. Elastisitas transmisi harga sebesar 0,6. Jika Et 1, artinya perubahan harga 1
ditingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga yang kurang dari 1 ditingkat produsen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18. Rekapitulasi margin tataniaga, price spread dan share margin pada setiap saluran tataniaga
Uraian Saluran I
Saluran II Price spread
RpKg Share
margin Price spread
RpKg Share
margin
Harga jual Petani
3.200 71,11
4.100 100
Biaya Tataniaga 2.172,24
48,27 1.605,07
39,15
Profit Pedagang
412,17 9,16
Marketing Margin
1.300 28,89
Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa biaya tataniaga, profit pedagang dan marketing
margin tertinggi adalah pada saluran I walaupun harga jual produsen di saluran ini
tidak yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan panjangnya rantai atau saluran tataniaga yaitu mulai dari produsen dijual ke pedagang pengumpul, lalu
menjualnya ke pedagang besarkonsumen. Sedangkan saluran II dari produsen langsung menjualnya kepada pedagang besarkonsumen.
3.4. Efisiensi Pemasaran Kopra
Untuk menghitung nilai efisiensi pemasaran kopra digunakan rumus:
E = Jl + Jp
Ot + Op
Keterangan: Jl
: Keuntungan lembaga tata niaga Jp
: Keuntungan produsen petani Ot
: Ongkos tata niaga Op
: Ongkos yang dikeluarkan oleh produsen petani Hasil perhitungan efisiensi dari Saluran I diperoleh sebagai berikut:
E = 1915,6 + 412,17
1284,41 + 887,83 =
2327,77 2172,24
= 1, O72 efisien
Universitas Sumatera Utara
Nilai efisiensi yang diperoleh adalah sebesar 1,072, atau nilai efisiensi 1, artinya saluran tata niaga kopra yang dilakukan di Desa Silo Baru tersebut tergolong
efisien. Hasil perhitungan Efisiensi dari Saluran II adalah sebagai berikut:
E = 2494,93
1605,07 = 1,56 efisien
Nilai efisiensi yang diperoleh adalah sebesar 1,56 atau nilai efisiensi 1, artinya saluran tata niaga kopra yang ada di Desa Silo Baru tersebut tergolong efisien.
Tabel 19. Nilai efisiensi setiap saluran pemasaran
Saluran Pemasaran Efisiensi
1 2
1,072 1,56
Menurut kriteria, jika nilai efisiensi lebih besar dari 1 maka saluran pemasaran kopra dikatakan efisien. Nilai yang lebih besar berarti lebih efisien. Nilai efisiensi
tertinggi terdapat pada saluran II sebesar 1,56, sedangkan terendah pada saluran I sebesar 1,072. Sehingga saluran II lebih efisien daripada saluran I.
Besarnya biaya pemasaran pada saluran dipengaruhi panjang atau pendeknya
saluran pemasaran yang harus dilalui dari petani hingga ke tangan konsumen, karena fungsi pemasaran yang dilakukan juga akan bertambah. Tingginya biaya
pemasaran pada saluran pertama karena panjangnya saluran pemasaran yang harus dilalui dan besarnya biaya transportasi di pedagang pengumpul pada saat
mengumpulkan kelapa dari masing-masing petani. Dan juga buruknya prasarana jalan, sangat menghambat kelancaran pemasaran kopra di daerah penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
membuat bertambahnya marketing lost produk karena buruknya prasarana jalan di daerah penelitian.
Efisiensi pemasaran dapat ditingkatkan dengan cara memperkecil biaya
pemasaran dan hal ini akan terjadi bila para pelaku pasar dapat mengorganisir biaya pemasaran dengan baik. Jika biaya pemasaran dapat ditekan tentunya
keuntungan yang didapat juga semakin besar sehingga tingkat efisiensi pemasaran akan bertambah dan keuntungan juga dapat terbagi merata antar pelaku pasar.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN