Saluran Pemasaran Kopra HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendapatan tenaga kerja langsung dari pengolahan kelapa kupas menjadi kopra merupakan pendapatan tenaga kerja langsung tertinggi yakni sebesar 48,16 . Bahan tambahan pengolahan tertinggi terdapat pada pengolahan kopra menjadi minyak yakni sebesar 21,49 dan keuntungan perusahaan tertinggi terdapat pada pengolahan kelapa yakni sebesar 95,73 .

5.2. Saluran Pemasaran Kopra

Saluran pemasaran kopra di daerah penelitian terdapat 2 saluran tataniaga, mulai dari produsen ke pedagang pengumpul hingga kepada konsumen dan mulai dari produsen langsung kepada konsumen. Keseluruhan saluran ini memiliki tujuan yang sama yaitu mendistribusikan kopra sampai ke konsumen. Saluran pemasaran kopra di daerah penelitian melibatkan beberapa lembaga pemasaran. Penelusuran yang dilakukan mulai dari petani kelapa, pedagang pengumpul yang mengolah kopra dan pedagang besar yang menjadi konsumen akhir dari kopra yaitu mengolah kopra menjadi tepung dan minyak. Petani kelapa yang menjadi sampel penelitian ini menjual kelapa kupas kepada pedagang pengumpul yang mengolah kelapa kupas menjadi kopra lalu menjualnya kepada pedagang besar atau kilang yang menjadi konsumen akhir. Ada juga petani kelapa yang mengolah kopra yang langsung menjualnya kepada pedagang besar atau kilang. Berdasarkan hasil penelitian maka skema saluran tataniaga kopra di Desa Silo Baru dapat digambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran Kopra Dari skema di atas diketahui bahwa terdapat dua saluran pemasaran kopra di Desa Silo Baru. Untuk lebih rinci, saluran pemasaran dapat dilihat pada bahasan berikut: 1 Saluran Pemasaran I Gambar 4. Skema Saluran I Tataniaga Kopra Pada saluran I, petani menjual kelapa kupas ke pedagang pengumpul kemudian pedagang pengumpul langsung menjualnya ke pedagang besar. Petani kelapa menjual kelapa kupas ke pedagang pengumpul yang ada di Desa Silo Baru. Petani menjual kelapa kupas dengan sistem menunggu yaitu pedagang pengumpul datang ke tempat pengolahan untuk membeli kelapa kupas. Kelapa kupas yang dibeli dalam jumlah berkisar 2000-2500 kg per hari yang dibungkus dengan karung goni. Biasanya pedagang pengumpul datang membeli kelapa kupas setiap hari dan membawanya dengan menggunakan kereta karena jarak antara rumah pedagang pengumpul dengan petani tidak jauh di dalam satu desa yang sama. Pedagang pengumpul kemudian mengolah kelapa kupas menjadi kopra. Pedagang pengumpul membeli kelapa kupas dengan harga Rp. 3.200kg. Pedagang Petani Kelapa Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Petani Kelapa Petani Kelapa Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Universitas Sumatera Utara pengumpul menghasilkan kopra putih yang digunakan untuk bahan baku tepung dan kulit kopra untuk bahan baku minyak. Volume penjualan kopra adalah 8.700kg dengan harga jual Rp. 4.500kg dan volume penjualan kulitnya adalah 1.550kg dengan harga jual rata-rata Rp. 800kg. Pedagang pengumpul lalu menjual kepada pedagang besar atau kilang minyak. 2 Saluran Pemasaran II Gambar 5. Skema Saluran II Tataniaga Kopra Pada saluran II, petani kelapa mengolah sendiri kelapa kupas sampai menjadi kopra yang kemudian langsung dijual kepada pedagang besar atau kilang minyak. Petani kelapa tidak menjual kelapa kupas namun langsung menjual kopra dengan harga Rp. 4.100kg dengan volume penjualan 350 kg dan menjual kulit kopra dengan harga Rp. 1.100kg dengan volume penjualan 45 kg. Fungsi-Fungsi Pemasaran Fungsi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pemasaran kopra. Perlakuan fungsi inilah yang menimbulkan biaya dalam pemasaran. Setiap lembaga pemasaran melakukan fungsi pemasaran sesuai dengan kebutuhan lembaga pemasaran itu. Berikut diuraikan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran. Petani Kelapa Pedagang Besar Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga pemasaran No Fungsi Pemasaran Produsen Pedagang Pengumpul Pedagang Besar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pembelian Penjualan Penanggulangan Resiko Pengumpulan Sortasi Penyimpanan Pengangkutan Permodalan Informasi Pasar Y Y Y Y T Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Sumber: Data Primer Diolah Keterangan: Y : Melakukan Fungsi Pemasaran T : Tidak Melakukan Fungsi Pemasaran Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa produsen petani melakukan enam jenis fungsi pemasaran yaitu pembelian, penjualan, penanggulangan resiko, penyimpanan, pengumpulan dan permodalan. Fungsi penanggulangan resiko dan penyimpanan dilakukan petani karena setelah kelapa dikumpulkan, petani melakukan kegiatan pencungkilan untuk menghasilkan kelapa kupas sehingga tidak selesai pada hari tersebut. Fungsi sortasi tidak dilakukan petani karena pedagang pengumpul yang menentukan sortasi mutu kelapa kupas. Fungsi pengangkutan tidak dilakukan petani karena pedagang pengumpul langsung datang ke tempat petani untuk mengambil kelapa kupas. Fungsi informasi pasar tidak dilakukan petani, karena harga pasaran kelapa kupas diketahui petani dari agen tanpa mengetahui harga pasar yang berlaku. Pedagang pengumpul melakukan semua fungsi pemasaran, yaitu pembelian, penjualan, penanggulangan resiko, pengumpulan, sortasi, penyimpanan, Universitas Sumatera Utara pengangkutan, permodalan, dan informasi pasar. Pedagang pengumpul mengumpulkan kelapa kupas dari beberapa petani kemudian menjualnya ke pedagang besar atau kilang. Pedagang besar melakukan semua fungsi pemasaran kecuali fungsi pengumpulan. Pedagang besar langsung memindah tangankan kelapa kupas yang dibelinya dari pedagang pengumpul tanpa melakukan pengumpulan dari pihak pedagang yang lain.

5.3. Biaya Pemasaran, Marjin Pemasaran, Price Spread, Share Margin dan

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Dan Prospek Pengembangan Kopra

28 245 101

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 14

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 1 1

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 2 9

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 1 17

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 2

Analisis Strategi Peningkatan Produksi Komoditi Kakako Rakyat di Kecamatan Silau Laut (Studi Kasus : Desa Lubuk Palas Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

0 0 27

Analisis Nilai Tambah Dan Pemasaran Kopra (Studi Kasus : Desa Silo Baru Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan)

0 0 30

Analisis Nilai Tambah Dan Pemasaran Kopra (Studi Kasus : Desa Silo Baru Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan)

0 2 11

ANALISIS USAHATANI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOPRA (Studi Kasus: Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan) SKRIPSI

0 12 11