BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 Proses pengolahan kelapa kupas yang dilakukan petani kelapa di Desa Silo
Baru terdiri dari mengkait, mengumpulkan, pengupasan sabut, pembelahan kelapa, dan pencungkilan.
2 Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kelapa kupas tergolong tinggi yaitu sebesar Rp. 1.007,47kg dengan rasio nilai tambah sebesar 96.
3 Proses pengolahan kelapa kupas menjadi kopra terdiri dari 4 tahapan yaitu penimbangan, ngoncek, pencucian atau perendaman dan pengemasan.
4 Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kelapa kupas menjadi kopra tergolong rendah yaitu sebesar Rp. 1.026,16kg dengan rasio nilai tambah
sebesar 24. 5 Proses pengolahan kopra menjadi tepung yang dilakukan oleh Kilang Minyak
Sejati terdiri dari 7 tahapan yaitu penimbangan, perendaman, sortir, pencucian dengan air panas, penghancuran, pengovenan dan pengayakan
6 Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kopra menjadi tepung tergolong rendah yaitu sebesar Rp. 947,4kg dengan rasio nilai tambah sebesar 18,22.
7 Proses pengolahan kopra menjadi minyak yang dilakukan oleh Kilang Minyak Sejati terdiri dari 5 tahapan yang terdiri dari: penimbangan, pemarutan,
pemasakan, pengepresan dan penyaringan.
Universitas Sumatera Utara
8 Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kopra menjadi minyak tergolong tinggi yaitu sebesar Rp. 2.939,07kg dengan rasio nilai tambah sebesar
64,69. 9 Terdapat dua tipe saluran pemasaran kopra di daerah penelitian yaitu :
a. Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Saluran I b. Petani Pedagang Besar Saluran II
10 Fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran kopra meliputi fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi penanggulangan resiko, fungsi sortasi,
fungsi penyimpanan dan fungsi pengangkutan, dimana setiap lembaga pemasaran yang melakukan fungsi tersebut mengeluarkan biaya pemasaran.
Terdapat perbedaan price spread dan share margin pada setiap masing- masing saluran.
11 Biaya pemasaran tertinggi terdapat pada saluran I sebesar Rp. 2172,24kg 48,27, sedangkan biaya pemasaran terendah terdapat pada saluran
pemasaran II sebesar Rp. 1.605,07kg 39,15. 12 Saluran tataniaga yang ada sudah efisien, karena nilai efisiensi 1. Nilai
efisiensi saluran I sebesar 1,072 dan nilai efisiensi saluran II sebesar 1,56. Saluran pemasaran yang terpendek yaitu saluran pemasaran II. Saluran
pemasaran II lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran I. 13 Elastisitas transmisi harga pada saluran pemasaran I sebesar 0,5 dan pada
saluran pemasaran II sebesar 0,6. Artinya perubahan harga 1 ditingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga yang kurang dari 1
ditingkat produsen.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran Kepada Petani