siklus tersebut menunjukkan bahwa program penelitian produktivitas merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan
perusahaan. Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya
adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk di perbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat
produktivitas aktual dengan rencana productivity gap merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan
kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi itu, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Konsep siklus produktivitas ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus didahului oleh kegiatan
pengukuran, penilaian, dan perencanaan produktivitas itu sendiri. Untuk mencapai produktivitas yang direncanakan ini berbagai program formal dapat dilakukan
untuk peningkatan produktivitas terus-menerus. Analisis Produktivitas adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi antara
tingkat produktivitas aktual dengan rencana masalah produktivitas yang menimbulkan kesenjangan produktivitas.
3.4 Model Pengukuran Produktivitas
Ada beberapa macam model pengukuran produktivitas di tingkat perusahaan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Model American Productivity Center APC
American Productivity Center APC menganjurkan suatu pengukuran produktivitas yang menghubungkan profitabilitas dengan produktivitas serta
faktor perbaikan harga price recovery yang merupakan suatu model total faktor. Model ini mengasumsikan bahwa suatu perusahaan memperoleh keuntungan yang
berasal dari dua sumber yaitu produktivitas dan pemulihan harga. Model ini menekankan output yang dihasilkan setiap periode dikalikan dengan harga per
unit menurut periode basis untuk mendapatkan productivity performance index. Prices dan unit cost setiap periode dikalikan dengan jumlah pada tahun berjalan
untuk mendapatkan price recovery index. 2.
Model The Total Productivity Model TPM Sumanth 1979 mengembangkan model pengukuran produktivitas dengan
memperhatikan pengaruh utama semua faktor input terhadap output yang sifatnya tangible. Tangible dalam hal ini diartikan pada dasarnya secara langsung dapat
diukur. Elemen-elemen input tangible dan output tangible seperti pada Gambar 3.2.
Input tangible
Kapital Modal Material
Energi
-Pekerja -Manajer
-Profesional - Birokrat
-dan lainnya
Manusia
Tetap Fix -Tanah
-Bangunan -Mesin-
mesin -Peralatan
-Depresiasi Lancar
Working Inventory
Kas Perawatan
Accounts receiveable
Notes receiveable
-Bahan baku
-Part dari luar
-Minyak bumi
-Gas -Batubara
-Air -Listrik
-Dan lainnya
Gambar 3.2 Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model
Universitas Sumatera Utara
Model tersebut dapat digunakan tidak hanya pada tingkat agregat tetapi juga pada tingkat operasional misalnya tingkat departemen. Keunikan dari model tersebut
tidak hanya mengukur indeks produktivitas total tetapi juga menunjukan input ataupun sumber daya tertentu yang memerlukan perbaikan utilisasi.
3. Model Marvin E. Mundel
Perbedaan model Marvin E. Mundel dengan model perhitungan produktivitas lain adalah model Marvin E. Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks
produktivitas dalam dua bentuk. Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada periode pengukuran dan indeks performansi pada
periode dasar sedangkan bentuk kedua merupakan rasio antara indeks output dengan indeks input. Bentuk pertama dapat digunakan sebagai perbandingan
produktivitas periode awal dengan periode selanjutnya.
3.5 Konsep Dasar