Model Pengukuran Produktivitas Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel Pada PT. Karya Murni Perkasa

siklus tersebut menunjukkan bahwa program penelitian produktivitas merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan perusahaan. Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk di perbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dengan rencana productivity gap merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi itu, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Konsep siklus produktivitas ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus didahului oleh kegiatan pengukuran, penilaian, dan perencanaan produktivitas itu sendiri. Untuk mencapai produktivitas yang direncanakan ini berbagai program formal dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas terus-menerus. Analisis Produktivitas adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dengan rencana masalah produktivitas yang menimbulkan kesenjangan produktivitas.

3.4 Model Pengukuran Produktivitas

Ada beberapa macam model pengukuran produktivitas di tingkat perusahaan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Model American Productivity Center APC American Productivity Center APC menganjurkan suatu pengukuran produktivitas yang menghubungkan profitabilitas dengan produktivitas serta faktor perbaikan harga price recovery yang merupakan suatu model total faktor. Model ini mengasumsikan bahwa suatu perusahaan memperoleh keuntungan yang berasal dari dua sumber yaitu produktivitas dan pemulihan harga. Model ini menekankan output yang dihasilkan setiap periode dikalikan dengan harga per unit menurut periode basis untuk mendapatkan productivity performance index. Prices dan unit cost setiap periode dikalikan dengan jumlah pada tahun berjalan untuk mendapatkan price recovery index. 2. Model The Total Productivity Model TPM Sumanth 1979 mengembangkan model pengukuran produktivitas dengan memperhatikan pengaruh utama semua faktor input terhadap output yang sifatnya tangible. Tangible dalam hal ini diartikan pada dasarnya secara langsung dapat diukur. Elemen-elemen input tangible dan output tangible seperti pada Gambar 3.2. Input tangible Kapital Modal Material Energi -Pekerja -Manajer -Profesional - Birokrat -dan lainnya Manusia Tetap Fix -Tanah -Bangunan -Mesin- mesin -Peralatan -Depresiasi Lancar Working Inventory Kas Perawatan Accounts receiveable Notes receiveable -Bahan baku -Part dari luar -Minyak bumi -Gas -Batubara -Air -Listrik -Dan lainnya Gambar 3.2 Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model Universitas Sumatera Utara Model tersebut dapat digunakan tidak hanya pada tingkat agregat tetapi juga pada tingkat operasional misalnya tingkat departemen. Keunikan dari model tersebut tidak hanya mengukur indeks produktivitas total tetapi juga menunjukan input ataupun sumber daya tertentu yang memerlukan perbaikan utilisasi. 3. Model Marvin E. Mundel Perbedaan model Marvin E. Mundel dengan model perhitungan produktivitas lain adalah model Marvin E. Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas dalam dua bentuk. Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada periode pengukuran dan indeks performansi pada periode dasar sedangkan bentuk kedua merupakan rasio antara indeks output dengan indeks input. Bentuk pertama dapat digunakan sebagai perbandingan produktivitas periode awal dengan periode selanjutnya.

3.5 Konsep Dasar