2. Setiap unit kerja pada perusahaan akan mendapat informasi tentang capaian
produktifitas pada unitnya dibandingkan dengan capaian pada unit-unit kerja lainnya dalam perusahaan. Situasi ini sangat bermanfaat dalam membangun
kompetisi yang sehat antar unit dalam perusahaaan karena sangat efektif digunakan sebagai dasar pemberian insentif berdasarkan unit kerja.
3. Hasil pengukuran produktivitas merupakan informasi berharga bagi
manajemen dalam menilai sumberdaya apa saja yang dimiliki atau dikelola perusahaan yang termasuk sumberdaya kritis, semi kritis dan non-kritis
sehingga penentuan target output dan perencanaan pengembangan sumberdaya dan prioritasnya untuk periode berikutnya dapat disusun dengan
lebih akurat. 4.
Hasil pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai salah satu faktor utama dalam menilai daya saing atau posisi perusahaan dalam persaingan
dengan para kompetitor utamanya. 5.
Hasil pengukuran produktivitas sangat membantu dalam penentuan target- target perbaikan baik pada tingkat unit kerja maupun pada tingkat perusahaan
secara keseluruhan. 6.
Data capaian produktivitas perusahaan dari periode ke periode merupakan salah satu faktor pendukung kuat bagi manajemen dalam melakukan aktifitas
tawar-menawar bisnis secara kolektif collective bargaining.
3.2 Penyebab Pengukuran Produktivitas
Mali 1978 menyatakan tentang 12 faktor penyebab penurunan
Universitas Sumatera Utara
produktivitas pada perusahaan, yaitu : a.
Ketidakmampuan untuk mengukur, mengevaluasi dan mengelola produktivitas khususnya pada staf white-collar. Ini menyebabkan
pemborosan-pemborosan sumber daya secara cukup drastis. b.
Pemberian penghargaan tanpa mempertimbangkan ekuivalensi produktivitas dan akuntabilitas. Ini menyebabkan inflasi tak berujung
pangkal. c.
Kewenangan yang lemah dan inefisiensi di dalam organisasi yang kompleks, ini menyebabkan adanya waktu tunggu atau penundaan kerja.
d. Perluasan organisasi dengan perkembangan produktivitas rendah,
disebabkan oleh adanya biaya tinggi. e.
Motivasi rendah dari peningkatan jumlah pekerja yang memiliki sikap baru.
f. Keterlambatan pengiriman disebabkan jadwal pengiriman yang terganggu
karena timbulnya kelangkaan bahan. g.
Konflik antar pekerja yang tidak terselesaikan sehingga menimbulkan kesulitan. Untuk membangun kelompok kerja. Ini menyebabkan ketidak
efektifan perusahaan. h.
Adanya intervensi peraturan pemerintah yang membatasi wewenang manajemen.
i. Spesialisasi dalam proses kerja bisa menimbulkan kondisi monoton yang
membosankan bagi pekerja tertentu, j.
Perubahan teknologi yang cepat dan berbiaya tinggi, menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
penurunan kesempatan baru dan inovasi, k.
Peningkatan kebutuhan waktu bersantai menyebabkan gangguan terhadap komitmen kepada waktu,
l. Ketidakmampuan praktisi untuk menyesuaikan irama kerja dengan
informasi dan pengetahuan mutakhir. Hal yang menarik dari daftar penyebab penurunan produktivitas di atas, adalah
bahwa ketidak mampuan untuk mengukur produktivitas staf non-produksi menempati pada peringkat paling atas.
3.3 Siklus Produktivitas
5
Pengukuran Measurement Produktivitas
Perencanaan Planning Produktivitas
Penilaian Evaluation Produktivitas
Perbaikan Improvement Produktivitas
Siklus produktivitas yang diperkenalkan David J. Sumanth disebut dengan “MEPI” Measurement, Evaluation, Planning, Improvement. Siklus ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3.1 Model Siklus Produktivitas “MEPI”
Konsep siklus ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus dimulai oleh kegiatan pengukuran, penilaian, perencanaan dan perbaikan dari
produktivitas itu sendiri. Keempat tahap ini sangat penting dilaksanakan karena
5
David J Sumanth.1984. Productivity Engineering and Management. Hal. 47-48.
Universitas Sumatera Utara
siklus tersebut menunjukkan bahwa program penelitian produktivitas merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan
perusahaan. Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya
adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk di perbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat
produktivitas aktual dengan rencana productivity gap merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan
kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi itu, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Konsep siklus produktivitas ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus didahului oleh kegiatan
pengukuran, penilaian, dan perencanaan produktivitas itu sendiri. Untuk mencapai produktivitas yang direncanakan ini berbagai program formal dapat dilakukan
untuk peningkatan produktivitas terus-menerus. Analisis Produktivitas adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi antara
tingkat produktivitas aktual dengan rencana masalah produktivitas yang menimbulkan kesenjangan produktivitas.
3.4 Model Pengukuran Produktivitas