local industry perspective diketahui bahwa variabel harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen sebesar 31.
C. Kerangka Pikir
1. Merek terhadap Kepuasan Konsumen
Kotler dan Keller 2009 mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rencana, atau kombinasi dari hal-hal tersebut
untuk mengindentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing di pasar.
Setyarini 2014 menemukan bahwa merek-merek yang ada saling bersaing untuk mendapatkan konsumen. Hanya merek yang memiliki
nama merek yang kuatlah yang dapat bertahan dalam persaingan sedangkan yang lainnya akan tersisih dan bahkan menghilang. Merek
yang kuat tentu memiliki brand image yang tinggi, mereka harus tetap memelihara citra merek yang telah dicapai. Semakin kuat ekuitas merek
suatu produkjasa, semakin kuat daya tariknya untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang sudah ada, serta menimbulkan
kepuasan bagi konsumen yang menggunakan produk maupun jasanya.
2. Persepsi Harga terhadap Kepuasan Konsumen
Harga merupakan faktor utama bagi pelanggan sebelum melakukan keputusan pembelian. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang
bersifat fleksibel, artinya dapat berubah dengan cepat Tjiptono, 1999. Menurut Kotler 2008 harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada
suatu produk tertentu. Harga yang dibayarkan pelanggan harus sesuai dengan kualitas yang dirasakan. Jika harga yang dibayarkan sesuai dengan
kualitas yang dirasakan pelanggan akan merasa puas dan sebaliknya pelanggan akan merasa kecewa jika harga yang dibayarkan tidak sesuai
dengan kualitas yang dirasakan. Khan 2011 dalam Khan 2012 menjelaskan bahwa faktor yang
paling penting untuk dipertimbangkan dalam pemasaran adalah harga, karena sebagian besar pelanggan memperkirakan nilai produk atau
pelayanan yang diperoleh melalui harga.
3. Harapan Pelanggan terhadap Kepuasan Konsumen
Harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya dalam konteks kepuasan pelanggan
Zeithaml,et al., 1993. Indra 2013 menyatakan jika barang yang dirasakan konsumen merupakan perbandingan antara yang dirasakan
dengan harapan sebelum barang atau jasa yang dibeli dan dikonsumsi. Jika barang yang dirasakan konsumen sesuai dengan harapan, maka
konsumen tersebut akan merasa puas sebaliknya jika barang yang dirasakan konsumen tidak sesuai dengan harapan maka konsumen akan
kecewa.
Zairi 2000 dalam Khan 2012 menjelaskan bahwa harapan pelanggan dalam hal kualitas dan layanan akan menimbulkan kepuasan
pelanggan. Jika kepuasan pelanggan dapat berkembang, konsumen akan menjadi loyal terhadap merek produk ataupun jasa tersebut.
4. Merek, Persepsi Harga dan Harapan Pelanggan terhadap Kepuasan