1. Official Assesment System
Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam system ini kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada ditangan
para aparatur perpajakan. Dengan demikian berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan tergantung pada aparatur perpajakan.
2. Selt Assesment System
Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada
ditangan wajib pajak. Wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami undang-undang perpajakan yang sedang berlaku.
3. With Holding System
Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib
pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan perundang–undangan
perpajakan, keputusan presiden dan keputusan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetor dan mempertanggung jawabkan melalui sarana
perpajakan yang tersedia. Resmi,2007 :11
Universitas Sumatera Utara
Dalam penerimaan pajak restoran terdapat langkah-langkah dalam prosedur kontribusi penerimaan pajak restoran dalam meningkatkan pendapatan
asli daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Pakpak Bharat, langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pendaftaran: Wajib Pajak Mengisi Formulir Pendaftaran untuk mendapatkan Nomor NPWPD Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah.
b. Pendataan: Wajib Pajak Mengisi Formulir SPTPD Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah.
c. Penetapan: Setelah Wajib Pajak yang Mengisi SPTPD selanjutnya diterbitkan SKPD Surat Ketetapan Pajak Daerah.
d. Penyetoran: Wajib Pajak Menyetorkan Kewajibannya berdasarkan SKPD kepada Bendaharawan khusus penerima BKP atau kepada kas
daerah kemudian diterbitkan SSPD Surat Setoran Pajak Daerah. e. Pembukuan: Membukukan Administrasi Perpajakan.
f. Pelaporan: Mengajukan Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
g.Penagihan: Dilaksanakan apabila wajib pajak belum menyelesaikan kewajibannya.
h. Keberatan dan Banding: Wajib Pajak yang telah ditetapkan mengajukan surat permohonan keberatan atas dasar pengenaan pajak. Kemudian
keluar surat persetujuanatau penolakan.
Universitas Sumatera Utara
i. Angsuran: Bagi wajib pajak yang tidak mampu membayar sekaligus dengan mengajukan permohonan angsuran kemudian keluar surat
Persetujuanatau penolakan. j. Lelang: Bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya maka
dilakukan prosedur atau aturan yang berlaku sangsi hukum sehingga dilaksanakan pelimpahan ke Badan Lelang Negara.
Berikut ini adalah target dan realisasi pajak restoran pada empat tahun terahir yaitu dari tahun 2006-2010 :
Tabel III. Target dan Realisasi Pajak Restoran Tahun 2006-2010 Tahun Pajak
Target APBD Realisasi
2006 246.358.166,79 429.763.209,42
2007 259.324.386,10 452.382.325,71
2008 272.973.038,00 476.191.921,80
2009 287.340.040,00 501.254.654,52
2010 302.463.200,00 527.636.478,45
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
Dari tabel diatas maka dapat disimpulka suatu data bahwa target dari pajak restoran dari tahun 2006-2010 dapat direalisasikan bahkan melebihi dari target
yang diberikan atau bahkan meningkat oleh pemerintah daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
Universitas Sumatera Utara
B. Evaluasi data