Ketentuan Objek dan Subjek Pajak Restoran 1.Objek Pajak Restoran Cara Penghitungan dan Penetapan

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A. Ketentuan

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Peraturan Daerah. 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 4. Undang-undang No.33 Tahun 2004 Tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 5. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. 6. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran Kota Salak. 7. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 1 Tahun 2010 Tugas Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.

B. Objek dan Subjek Pajak Restoran 1.Objek Pajak Restoran

Objek pajak dari pajak restoran ialah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang meliputi pelayanan penjualan makananminuman yang dikonsumsi Universitas Sumatera Utara oleh pembeli, baik dikonsumsi ditempat pelayanan maupun di tempat lain. Termasuk dalam objek pajak restoran adalah rumah makan, café, bar dan sejenisnya termasuk catering. Namun demikian ada restoran atau rumah makan tertentu yang tidak dikenakan pajak ini yaitu restoran atau rumah makan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah setempat. Darwin,2010:121. 2.Subjek Pajak Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan danminuman dari restoran, sedangkan yang menjadi Wajib Pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran pengusaha restoran atau pengusaha rumah makan tersebut. Yang menjadi dasar pengenaan pajak ini adalah jumlah pembayaran yang diterima atau seharusnya diterima restoran.

C. Cara Penghitungan dan Penetapan

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota Salak pada BAB VIII tentang Perhitungan dan Penetapan Pajak yaitu: Pasal 30 1. Berdasarkan SPTPD sebagaimana dalam pasal 28 ayat 1, Bupati menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan SKPD. 2. Apabila SKPD sebagaimana pada ayat 1 tidak atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPD diterima, maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan yang ditagih dengan menerbitkan STPD. Universitas Sumatera Utara Pasal 31 1. Wajib yang mengisi sendiri, SPTPD sebagaimana pasal 28 ayat 1 digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang. 2. Dalam jangka waktu 5 lima tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan: a. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar SKPDKB b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan SKPDKB c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil SKPDN 3. SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a diterbitkan a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak terutang tidak atau kurang bayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. b. Apabila STPD tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara tertulis, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat di bayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutang pajak. c. Apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan , dan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25 dari pokok pajak ditambah sanksi Universitas Sumatera Utara administrasi berupa bunga sebesar 2 dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. 4. SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b, diterbitkan apabila ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang, akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 dari jumlah kekurangan pajak tersebut. 5. SKPDN sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf c diterbitkan apabila jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. 6. Apabila kewajiban membayar pajak terutang dalam SKPDKB dan SKPDKBT sebagaimana pada ayat 2 huruf a dan b tidak atau tidak sepenuhnya dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, ditagih dengan menerbitkan STPD ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2 sebulan. 7. Penambahan jumlah pajak yang terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 4 tidak dikenakan apabila wajib pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara Rumus umum yang digunakan untuk menghitung pajak restoran yaitu: Pajak Terhutang = Dasar pengenaan pajak x Tarif 10 = Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang dilakukan Kepada Pajak Restoran

D. Pendaftaran