52 dimana D, S, I dan bw berturut – turut menyatakan gaya lintang balok,
statis momen yang ditinjau, momen inersia dan lebar balok.
Gambar II.17 a Distribusi tegangan geser ½ bentang b Nilai gaya geser pada zone 1 dan zone 2
Gaya geser tiap zone V, merupakan volume tiap zone seperti ditunjukkan pada Gambar II.11 b, sehingga :
Vi = τi. Li. bw dengan Li adalah panjang zone-i, τ i adalah tegangan geser zone-i dan
bw adalah lebar badan balok.
b. Penempatan Paku Berdasarkan Metode Elastis
Penempatan paku sepanjang bentang dilakukan menurut penempatan paku dimana kekuatan paku S’, yang diambil dari rumus sambungan
tampang satu : S’ = ½ x b x dx
kd
σ untuk b
≤ 7d
Universitas Sumatera Utara
53 S’ = 3,5 x d
2
x
kd
σ untuk 7d
≤ b
kd
σ = ± 1,67
tk
σ
Dimana : S’
= gaya yang diperkenankan perpaku kg b
= tebal kayu cm d
= diameter paku cm
kd
σ = kokoh desak kayu kgcm
2
tk
σ = tegangan izin tekan sejajar serat kgcm
2
Jumlah paku yang memikul gaya geser tersebut adalah :
= ′
Dimana : N = Jumlah paku
V i = Gaya geser yang bekerja Kemudian paku diletakkan di sepanjang bentang dengan jarak
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
54
II.4.2. Metode Kekuatan Batas Ultimate a. Analisis Ultimate
Analisis struktur secara ultimate memanfaatkan kemampuan struktur secara penuh hingga beban batas akhir ultimate load sehingga timbul
bentuk plastis dengan kekuatan struktur sampai tegangan runtuhnya. Analisis ultimate pada umumnya digunakan untuk menentukan
besarnya beban runtuh ultimate load pada suatu struktur serta perilaku keruntuhannya mechanism. Gaya-gaya dalam yang terjadi telah melebihi
batas elastis dan defleksi yang terjadi cukup besar. Analisis kekuatan batas ultimate untuk perhitungan kuat lentur
komponen struktur komposit untuk distribusi tegangan batas pada daerah momen positif balok komposit yang menggunakan penghubung geser,
tegangan tekan sebesar 0,85 f’c dianggap bekerja dengan distribusi merata di sepanjang daerah tekan efektif beton. Kuat tarik beton dalam hal ini
diabaikan. Tegangan lentur kayu pada balok komposit tersebut diambil sebesar fb dengan distribusi merata baik di daerah tarik maupun di daerah
tekan penampang kayu. Untuk distribusi tegangan ultimate pada daerah momen negatif balok
komposit tersebut, tegangan tarik beton diabaikan, dan tegangan tarik kayu diambil sebesar fb dengan distribusi merata baik di daerah tarik maupun di
daerah tekan penampang kayu.
Universitas Sumatera Utara
55 Dalam perencanaan ultimate, kecuali untuk balok yang diberi selubung beton,
seluruh gaya geser horizontal pada bidang kontak antara balok kayu dan beton harus disalurkan oleh penghubung-penghubung geser. Untuk aksi komposit di mana
beton mengalami gaya tekan akibat lentur, gaya geser horizontal total yang bekerja pada daerah yang dibatasi oleh titik-titik momen positif maksimum dan momen nol
yang berdekatan harus diambil sebagai nilai terkecil dari: 1 0,85 f’c Ac;
2 Aw.fb; 3 Σ Qn.
Untuk aksi komposit penuh, besarnya gaya geser horizontal ditentukan oleh Aw.fb atau 0,85.f’c dan jumlah penghubung geser yang
diperlukan antara titik momen nol dan momen maksimum adalah
= ℎ
Dimana : N
= jumlah penghubung geser Vh
= gaya geser horizontal Qn = kuat nominal penghubung geser
b. Penempatan Paku Berdasarkan Metode Ultimate