11 dibuat. Oleh karena itu kita harus sedikit banyaknya mengetahui tentang
beberapa ciri-ciri dan sifat-sifat kayu. Antara lain yang terpenting adalah mengenai sifat-sifat mekanis atau kekuatan kayu, yang merupakan
kemampuan kayu untuk menahan muatan dari luar berupa gaya-gaya di luar kayu yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya
kayu. II.1.2.1 Sifat Fisis Kayu
a. Berat Jenis Kayu
Berat jenis didefenisikan sebagai angka berat dari satuan volume suatu material. Berat jenis diperoleh dengan membagikan berat kepada
volume benda tersebut. Berat jenis diperoleh dengan cara menimbang suatu benda pada suatu timbangan dengan tingkat keakuratan yang diperlukan.
Untuk praktisnya, digunakan timbangan dengan ketelitian 20, yaitu sebesar 20 grkg. Sedangkan untuk menentukan volume, cara yang umum dan mudah
dilakukan adalah dengan mengukur panjang, lebar dan tebal suatu benda dan mengalikan ketiganya. Sebaiknya ukuran sampel kayu tidak kurang dari
ukuran dari 7.5 cm x 5 cm x 2.5 cm Mengingat kayu terbentuk dari sel – sel yang memiliki bermacam –
macam tipe, memungkinkan terjadinya suatu penyimpangan tertentu . Pada perhitungan berat jenis kayu semestinya berpangkal pada keadaan kering
udara, yaitu sekering – keringnya tanpa pengeringan buatan.
Universitas Sumatera Utara
12 Berat jenis kayu biasanya berbanding lurus dengan kekuatan daripada
kayu atau sifat – sifat mekanisnya. Makin tinggi berat jenis suatu kayu maka makin tinggi pula kekuatannya.
b. Kadar Air Kayu
Kayu sebagai bahan konstruksi dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan air yang dikandungnya. Keadaan seperti ini tergantung pada
kelembaban suhu udara di sekelilingnya, dimana kayu itu berada. Kayu mempunyai sifat peka terhadap kelembaban, karena pengaruh kadar airnya
menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu serta mempengaruhi pula sifat-sifat fisis dan mekanis kayu.
Kadar air sangat besar pengaruhnya terhadap kekuatan kayu, terutama daya pikulnya terhadap tegangan desak sejajar arah serat dan juga tegak lurus
arah serat kayu. Sel-sel kayu mengandung air, yang sebagian merupakan bebas yang mengisi dinding sel. Apabila kayu mengering, air bebas keluar
dahulu dan saat air bebas itu habis keadaannya disebut titik jenuh serat Fibre Saturation Point. Kadar air pada saat itu kira-kira 25 -30 . Apabila kayu
mengering di bawah titik jenuh serat, dinding sel menjadi semakin padat sehingga mengakibatkan serat-seratnya menjadi kokoh dan kuat. Maka dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa turunnya kadar air mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu.
Pada umumnya kayu-kayu di Indonesia yang kering udara mempunyai kadar air kadar lengas antara 12 -18 , atau rata-rata adalah 15 . Tetapi
Universitas Sumatera Utara
13 apabila berat dari benda uji tersebut menunjukkan angka yang terus-menerus
menurun berkurang, maka kayu belum dapat dianggap kering udara jadi masih basah. Untuk menentukan secara kasar apakah kadar lengas kayu
sudah di bawah 30 atau belum, dapat digunakan rumus pendekatan seperti di bawah ini :
= 1,15
− × 100
Dimana : W
= Kadar air kayu Gx
= Berat benda uji mula-mula gr Gku
= Berat benda uji setelah kering udara gr Bila berat benda uji sudah menunjukkan angka yang konstan, maka
kayu tersebut sudah dapat dianggap kering udara, sehingga kadar lengas kayu dapat diperoleh dengan cara :
= −
× 100
II.1.2.2 Sifat Mekanis
Sifat mekanis kayu meliputi keteguhan kayu, yaitu perlawanan yang diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap perubahan-perubahan bentuk yang
Universitas Sumatera Utara
14
P P
Serat Kayu
disebabkan oleh gaya-gaya luar. Perlawanan kayu terhadap gaya-gaya luar ini dapat dibedakan menjadi:
a. Keteguhan Tarik