diperlukan untuk proses produksi dapat dipenuhi lebih mudah karena dikumpulkan dalam satu kawasan. Berbeda halnya apabila tidak terdapat kawasan industri, dimana
lokasi industri yang satu dengan yang lain terletak berjauhan, maka sarana yang diperlukan untuk proses produksi cenderung susah dilakukan dan lebih mahal karena
penggunaannya yang cenderung untuk keperluan sendiri. Namun, dengan adanya kawasan industri yang merupakan aglomerasipengumpulan dari beberapa industri,
maka pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana industri dapat lebih mudah, karena dikelompokkan pada satu kawasan, dan lebih murah sifatnya, karena dapat digunakan
secara bersama-sama. Keuntungan yang ketiga yang dapat diperoleh dari pengembangan kawasan
industri adalah membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan bertumbuhnya kawasan perindustrian, maka akan membuka lapangan pekerjaan baru di pabrik yang dapat
menyerap ribuan buruhtenaga kerja. Dengan bertambahnya lapangan pekerjaan tersebut, maka pendapatan masyarakat dapat menjadi meningkat yang disertai juga
dengan peningkatan sumber daya manusianya.
2.3. Landasan Teori
2.3.1. Teori Produksi
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal
Universitas Sumatera Utara
dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan, juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya adalah tenaga kerja Sukirno, 2004. Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktivitas ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan
output dengan biaya yang minimum Joesron dan Fathorrozi, 2003. Produksi merupakan konsep arus, apa yang dimaksud dengan konsep arus
flow concept di sini adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periodewaktu. Sedangkan outputnya sendiri
senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila berbicara mengenai peningkatan produksi, itu berarti peningkatan tingkat output dengan mengasumsikan
faktor-faktor lain yang sekiranya berpengaruh tidak berubah sama sekali konstan. Pemakaian sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal
dihitung sebagai sediaan jasa, katakanlah mesin, per jam; jadi bukan dihitung sebagai jumlah mesinnya secara fisik Miller dan Miners, 1999.
Hubungan antara Produksi Total TP, produksi rata-rata AP dan Produk Marginal MP dalam jangka pendek untuk satu input input lain dianggap konstan
dapat dilihat pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
TP C B
TP
A
Ep1 1EP0 EP0 L
1
L
2
L
3
Input L
AP,MP
Kenaikan Kenaikan Hasil Kenaikan Hasil Hasil Ber Berkurang Negatif
tambah
A
1
B
1
C
1 AP
L
1
L
2
L
3
MP Input L
Gambar 2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi dan Rata-rata Produksi
Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa antara titik A dan C adalah pertambahan produksi yang semakin berkurang law of diminishing marginal
productivity . Titik C adalah total produksi mencapai maksimum artinya tambahan
input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi marginal MP adalah nol C
1
. Sedangkan Produksi rata-rata AP mencapai maksimum adalah pada saat elastisitas produksi sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya produksi
rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi, dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan Nicholson, 1998.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Fungsi Produksi