2.4. Pendapatan Usaha dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
2.4.1. Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual dikalikan dengan harga output per unit. Jika jumlah unit output yang sama dengan Q
dan harga jual per unit output adalah P, maka pendapatan total TR = Q x P. Biaya usaha biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap fixed
cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap FC adalah biaya yang relatif
tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produk yang dijual banyak atau sedikit. Biaya variabel VC adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produk yang dijual, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya variabel VC, maka TC = FC + VC
Rahardja, Manurung, 2006. 2.4.2. Modal
Kerja
Pengertian modal kerja dalam penelitian ini berdasarkan konsep kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan
aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan
demikian model kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar Sawir. A, 2001
Faktor modal kerja secara teoritis maupun berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan empiris menyatakan bahwa modal kerja mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
pendapatan usaha. Peningkatan dalam modal kerja akan mempengaruhi peningkatan jumlah barang atau produk yang dihasilkan sehingga akan meningkatkan pendapatan
usaha.
2.4.3. Tenaga Kerja
Pengertian tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah pegawai tetap dan tidak tetap yang terlibat dalam suatu kegiatan di perusahaan. Setiap usaha yang
dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang bisnisperusahaan penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh
besarnya jumlah tenaga kerja. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan dan membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian
terampil. Biasanya perusahaan kecil akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan sekala besar lebih banyak membutuhkan tenaga
kerja dan mempunyai keahlian. Dalam analisa ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan, hal seperti ini sangat penting untuk
melihat alokasi sebaran pengguna tenaga kerja selama proses produksi sehingga dengan demikian kelebihan tenaga kerja pada kegiatan tertentu dapat dihindarkan
Soekartawi, 2002. Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses produksi lebih
ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga keja serta harga outputnya Nopirin, 2000. Pengusaha cenderung menambah tenaga kerja
selama produk marginal nilai tambah output yang diakibatkan oleh bertambahnya 1
Universitas Sumatera Utara
unit tenaga kerja lebih tinggi dari pada cost yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.
2.4.4. Lama Berusaha