BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kawasan Industri
Terminologi Kawasan industri menurut Deperindag sesuai dengan Keppres 53 tahun 1989, dan telah diperbaiki dengan Keppres 41 tahun 1996 tentang Kawasan
Industri: 1 Pengertian Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang memiliki ijin usaha kawasan
industri. 2 Terminologi kawasan Industri di Indonesia sering disebut dengan istilah
Industrial Estate sementara di beberapa Negara digunakan istilah Industrial Park. 3 Berdasarkan pengertian di atas, suatu areal industri dapat menggunakan istilah
Industrial Estate atau Industrial Park, harus memenuhi 2 ciri utama, yaitu: a. Merupakan lahan yang disiapkan sudah dilengkapi prasarana dan sarana
penunjang. b. Dalam pengelolaannya, terdapat suatu badanmanajemen pengelola
perusahaan yang telah memiliki izin usaha sebagai Kawasan Industri. Kawasan industri adalah suatu zonawilayah yang ditetapkan oleh pemerintah
sebagai kegiatan industri. Di dalam zona perindustrian tersebut, terdapat industri yang sifatnya individual yang berdiri sendiri dan industri-industri yang sifatnya
11
Universitas Sumatera Utara
mengelompok. Di Indonesia, pada tahun 2005 sudah terdapat 203 kawasan industri yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan luas ± 67.000 hektar. Dari
jumlah tersebut baru beroperasi 64 kawasan dengan total area ± 20.000 hektar, dan rata-rata tingkat pemanfaatan ± 44 yang didalamnya terdapat ± 60.000 industri.
www.depperin.go.id.tahun 2008. Dari 64 kawasan industri yang beroperasi, sebagian besar berada di propinsi di Pulau Jawa, Pulau Sumatera pada propinsi Riau
Batam dan Sumutera Utara.
2.2. Kawasan Industri Medan
Sebagai kota industri, perdagangan dan jasa terkemuka di Indonesia, Kota Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi kegiatan industri,
termasuk menyediakan sebuah kawasan industri yang modern dan terkelola secara professional.
Kawasan Industri Medan KIM berlokasi di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dengan areal seluas ± 525 hektar. PT. Kawasan Industri Medan KIM
resmi berdiri menjadi perseroan sejak tanggal 7 Oktober 1988. Dengan kepemilikan saham 60 Pemerintah Republik Indonesia, 30 Pemerintah Propinsi Sumatera
Utara dan 10 Pemerintah Kota Medan. Areal kawasan industri ini dibelah oleh dua jalur tol dari Kota Medan menuju pelabuhan belawan. Posisinya sangat strategis
dengan jarak 8 kilometer ke Pelabuhan Belawan, 15 kilometer ke Bandara Udara Polonia serta 10 kilometer ke pusat Kota Medan. Berbagai fasilitas penunjang yang
Universitas Sumatera Utara
dimiliki kawasan industri medan antara lain pengolahan air limbah, air bersih, air hidran, listrik, telepon, gas, keamanan, pemadam kebakaran dan poliklinik.
Dengan visi perusahaan yang menyediakan prasarana industri yang berkualitas dan memberikan pelayanan sarana utilitas yang prima kepada penghuni
kawasan sehingga akan dapat menarik minat investor baru, untuk investasi di Kawasan Industri Medan.
Areal Kawasan Industri Medan Tahap I dengan luas ± 200 hektar terletak di sebelah barat jalan tol, dan areal di sebelah timur jalan tol disebut dengan Kawasan
Industri Medan Tahap II dengan luas ± 325 hektar. Berbagai terobosan dilakukan pemerintah Kota Medan di sektor investasi
untuk dapat menarik minat para investor dari dalam maupun luar negeri mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai kepada pemberian insentif baik
yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Berbagai langkah debirokrasi dan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi berusaha dan berinvestasi
termasuk konsistensi aturan dan kepastian hukum untuk meminimalisir ketidakpastian berusaha bagi investasi asing.
Berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan Pemko Medan antara lain:
1. Membentuk institusi kantor penanaman modal daerah Kota Medan sebagai institusi yang menyelenggarakan kewenangan perizinan investasi baik yang
bersifat PMDN, maupun sebahagian PMA yang sebelumnya ada pada pemerintah pusatpropinsi dalam layanan sistem satu atap one stop service.
Universitas Sumatera Utara
2. Membentuk Medan Bisnis Forum MBF sebagai wadah kemitraan antara Pemko Medan, masyarakat dan dunia usaha swasta yang berfungsi sebagai forum
komunikasi, fasilitator, mediator, kegiatan bisnis dan investasi usaha swasta dan asing.
3. Mempersiapkan Unit Pelayanan Terpadu UPT satu atap, sebagai bentuk pengintegrasian pelayanan perizinan bagi investor dalam negeri dan asing
sehingga diharapkan dapat lebih sederhana, cepat, mudah, murah, terbuka, baku, efisien dan ekonomis terjangkau.
4. Mengusahakan insentif dan kemudahan melalui pemerintah pusat dengan pemberian:
a. Keringanan bea masuk, impor barang-barang modal mesin, bahan baku, dan lain-lain sesuai dengan SK Menteri Keuangan No.135KM 052000.
b. Pembebasan PPN atas impor dan atau penyerahan barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis, sesuai dengan SK Menteri Keuangan RI No. 155KMK
032001 c. Memberikan visa izin tinggal sementara dan atau izin tinggal terbatas bagi
perusahaan yang ingin memperkerjakan tenaga kerja asing, melalui Ditjen imigrasikantor imigrasi setempat.
d. Menggalang kerjasama perdagangan dan investasi dalam wadah-wadah regional seperti IMT-GT, Sister City dan lain-lain.
e. Peningkatan pelayanan pada pintu-pintu masuk khususnya bandara dan pelabuhan, sehingga menciptakan budaya yang maju.
Universitas Sumatera Utara
f. Melakukan koordinasi secara terus menerus dengan kepolisian dan TNI untuk memberikan rasa aman dan tenteram bagi seluruh pelaku bisnis baik domestik
maupun asing yang ada di Kota Medan. g. Berbagai langkah yang telah, sedang dan akan dilanjutkan tersebut diharapkan
juga menghapus perbedaan perlakuan antara investor asing dan lokal, sehingga investor asing dapat memiliki akses yang sama termasuk dari
lembaga perbankan domestiklokal menyamakan perlakuan terhadap investor. Selain itu, diharapkan regulasi lebih berpihak kepada pasar serta
transparan dengan mengusahakan mengurangi jumlah larangan yang terdapat pada negative investment list.
Keseriusan Pemko Medan dalam pengembangan kawasan industri bukanlah suatu hal yang mengherankan, jika melihat keuntungan yang dapat diperoleh dari
pengembangan kawasan industri bagi perkembangan lingkungan di sekitarnya. Keuntungan pertama yang dapat diperoleh dari pengembangan kawasan
industri adalah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini dapat diperlihatkan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi Kota Medan antara tahun
2005-2007 mencapai 7,77 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi rata- rata nasional. Medan dalam angka, 2007
Keuntungan kedua dari pembentukan kawasan industri adalah kemudahan dalam penyediaan sarana infrastrktur yang diperlukan oleh pabrik-pabrik dalam
melakukan produksinya. Dengan menggabungkan beberapa industri dalam satu kawasan, maka pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang dan
Universitas Sumatera Utara
diperlukan untuk proses produksi dapat dipenuhi lebih mudah karena dikumpulkan dalam satu kawasan. Berbeda halnya apabila tidak terdapat kawasan industri, dimana
lokasi industri yang satu dengan yang lain terletak berjauhan, maka sarana yang diperlukan untuk proses produksi cenderung susah dilakukan dan lebih mahal karena
penggunaannya yang cenderung untuk keperluan sendiri. Namun, dengan adanya kawasan industri yang merupakan aglomerasipengumpulan dari beberapa industri,
maka pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana industri dapat lebih mudah, karena dikelompokkan pada satu kawasan, dan lebih murah sifatnya, karena dapat digunakan
secara bersama-sama. Keuntungan yang ketiga yang dapat diperoleh dari pengembangan kawasan
industri adalah membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan bertumbuhnya kawasan perindustrian, maka akan membuka lapangan pekerjaan baru di pabrik yang dapat
menyerap ribuan buruhtenaga kerja. Dengan bertambahnya lapangan pekerjaan tersebut, maka pendapatan masyarakat dapat menjadi meningkat yang disertai juga
dengan peningkatan sumber daya manusianya.
2.3. Landasan Teori