3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita TB Paru yang telah selesai melaksanakan pengobatan tahap awal intensif dan saat ini sedang
melaksanakan tahap lanjutan dalam program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Amplas.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh penderita TB Paru yang telah selesai melaksanakan pengobatan tahap awal intensif dan saat ini sedang melaksanakan
pengobatan tahap lanjutan yakni sebanyak 37 penderita yang terdiri dari 9 penderita Bulan Oktober, 8 penderita Bulan Nopember, 7 penderita Bulan Desember tahun
2010 dan 13 penderita bulan Januari 2011.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu: 1.
Data primer, diperoleh dengan wawancara langsung kepada petugas kesehatan program penanggulangan TB Paru dan penderita TB Paru yang berpedoman
pada kuesioner yang telah ditetapkan. 2.
Data sekunder, diperoleh dari laporan pelaksanaan program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Amplas Kota Medan, formulir register TB Paru formulir TB
03 dan profil Puskesmas Amplas. 27
Universitas Sumatera Utara
3.5. Definisi Operasional 1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai penyakit
TB Paru. Dibedakan menjadi 3 kategori : a. Baik, apabila responden sudah mengetahui tentang hal-hal yang mengenai
penyakit TB Paru. b. Cukup baik, apabila responden belum begitu mengetahui tentang hal-hal
mengenai penyakit TB Paru. c. Tidak baik, apabila responden tidak mengetahui tentang hal-hal mengenai
penyakit TB Paru. 2. Ketersediaan OAT adalah persepsi responden terhadap kondisi OAT yang
diperoleh dari puskesmas meliputi kecukupan jumlah OAT dan kemasannya. Ketersediaan OAT dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu:
a. Tersedia, bila OAT selalu tersedia pada saat jadwal pengambilan obat di puskesmas
b. Tidak tersedia, bila OAT tidak tersedia pada saat jadwal pengambilan obat di puskesmas.
3. Penyuluhan kesehatan adalah persepsi responden tentang kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan, untuk
mencapai suatu keadaan di mana penderita TB paru dapat hidup lebih sehat. a. Baik, bila persepsi penderita TB Paru sangat positif terhadap kegiatan petugas
dalam memberikan penyuluhan kepada penderita TB Paru. 28
Universitas Sumatera Utara
b. Cukup baik, bila persepsi penderita TB Paru positif terhadap kegiatan petugas dalam memberikan penyuluhan kepada penderita TB Paru.
c. Tidak baik, bila persepsi penderita TB Paru negatif terhadap kegiatan petugas dalam memberikan penyuluhan kepada penderita TB Paru.
4. Sikap petugas kesehatan adalah penilaian responden terhadap tanggapan atau sikap petugas kesehatan kepada responden selama mereka menjalani
pengobatan. Dibedakan menjadi 3 kategori : a. Baik, bila petugas kesehatan sangat baik dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan kepada penderita TB Paru. b. Cukup baik, bila petugas kesehatan cukup baik dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan kepada penderita TB Paru. c. Tidak baik, bila petugas kesehatan tidak baik dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan kepada penderita TB Paru. 5. Pengawas Menelan Obat PMO adalah persepsi responden tentang peran yang
dilaksanakan oleh seorang PMO meliputi memberi dorongan, mengingatkan jadwal pemeriksaan dahak dan mengawasi penderita menelan obat. Dibedakan
atas 3 kategori: a. Baik, bila peran yang dilakukan PMO sangat baik dalam menjalankan tugas
dan tanggungjawabnya. b. Cukup baik, bila peran yang dilakukan PMO cukup baik dalam menjalankan
tugas dan tanggungjawabnya. 29
Universitas Sumatera Utara
c. Tidak baik, bila peran yang dilakukan PMO sangat baik dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
6. Kepatuhan berobat adalah ketaatan responden dalam menelan obat, mengambil obat dan melakukan pemeriksaan dahak sesuai jadwal yang telah ditentukan dan
menaati segala nasihat dari petugas kesehatan. Dibedakan menjadi 2 kategori : a. Patuh, bila responden selalu mengambil obat sesuai jadwal yang ditentukan,
selalu menelan obat dan memeriksakan dahak sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Tidak patuh, bila responden tidak mengambil obat sesuai jadwal yang ditentukan, tidak menelan obat dan tidak memeriksakan dahak sesuai jadwal
yang telah ditetapkan.
3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen