Tabel 4.15. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson Variabel
Correlation Coefficient r Sig
ρ
Pengetahuan Penyuluhan Kesehatan
Sikap Petugas Kesehatan PMO
0,594 0,000
-0,056 0,741
0,521 0,001
0,539 0,001
4.4. Hasil Uji Statistik Multivariat
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat di atas, diketahui bahwa variabel jenis pengetahuan
, sikap petugas kesehatan dan PMO menunjukkan ρ-value0,25, sehingga variabel-variabel tersebut dapat dilanjutkan untuk dilakukan analisis regresi
linier ganda. Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95
α=0,05 menunjukkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pengetahuan responden
ρ=0,012 dan PMO ρ=0,032 terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru karena nilai ρ0,05. Variabel sikap petugas kesehatan tidak memiliki
pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru. 2. Nilai koefisien determinasi R Square adalah 0,504, artinya pengetahuan dan
PMO memberikan pengaruh sebesar 50,4 terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru, sedangkan sisanya 49,6 dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini. 3. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung 11,165 F=11,165 dan
ρ=0,0000,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden dan PMO secara bersama-
sama berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru. 49
Universitas Sumatera Utara
4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = -4,887 konstanta + 0,320 X1 + 0,358 X4
Keterangan: Y = Variabel tingkat kepatuhan berobat
X1 = Variabel Pengetahuan X4 = Variabel PMO
Berdasarkan persamaan di atas dapat dideskripsikan bahwa apabila dinaikkan satu poin variabel pengetahuan maka tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru
akan meningkat 0,320 dan apabila dinaikkan satu poin variabel PMO maka tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru akan meningkat sebesar 0,358. Hasil analisis
regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.16 berikut ini:
Tabel 4.16. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel
Taraf Signifikan
B R
R Square
P Value
Pengetahuan Sikap Petugas Kesehatan
PMO 0,012
0,143 0,032
0,320 0,475
0,358 0,710
0,504 0,000
4.5. Hasil Wawancara
Hasil wawancara dan pengamatan menunjukkan bahwa responden yang tidak patuh berobat dikarenakan oleh beberapa sebab, yaitu kurangnya peran PMO dalam
menjalankan tugasnya dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengobatan TB Paru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan PMO, bahwa PMO ditunjuk berdasarkan orang terdekat dengan pasien dan hanya diberi tugas untuk mengambil
50
Universitas Sumatera Utara
obat jika penderita tersebut tidak bisa mengambil obatnya sendiri. Selain itu, PMO juga mengatakan bahwa tidak mendapatkan informasi yang lengkap terkait dengan
tugas mereka sebagai PMO. Sebagian besar PMO tidak mengawasi penderita saat menelan obat karena menganggap penderita sudah dewasa sehingga tidak perlu
diawasi minum obat. PMO yang memberikan dorongan kepada penderita untuk berobat dilakukan karena PMO khawatir dengan penyakit TB Paru yang dialami
penderita. Memberikan dorongan untuk berobat dilakukan agar penderita semangat dalam menjalani pengobatannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, bahwa cukup banyak responden yang tidak mengetahui bahwa pengobatan TB Paru harus sampai tuntas
dengan menelan obat secara teratur dan memeriksakan dahak sesuai jadwal agar penderita sembuh dan tidak menularkan penyakit TB Paru kepada anggota keluarga
maupun masyarakat. Responden mengatakan bahwa menurut mereka pengobatan selama awal 2 bulan sudah cukup karena mereka merasa sudah sembuh setelah
pengobatan tahap awal. Ketidakteraturan berobat penderita TB Paru bukan semata- mata kesalahan pasien dan PMO, tetapi juga gambaran kesalahan petugas kesehatan
yang gagal meyakinkan pasien untuk berobat sampai tuntas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap tempat tinggal responden,
bahwa seluruh responden tinggal di lingkungan padat penduduk. Berdasarkan kepadatan hunian, sebagian besar tempat tinggal responden termasuk ramai
overcrowded dengan jumlah penghuni antara 4 sampai 8 orang. Semakin padat, maka perpindahan penyakit khususnya melalui udara akan semakin cepat dan mudah.
51
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengetahuan dan PMO mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita, sedangkan faktor pelayanan kesehatan seperti ketersediaan OAT, penyuluhan kesehatan dan sikap petugas kesehatan tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat di Puskesmas Amplas Kota Medan.
5.1. Pengaruh Pengetahuan Penderita TB Paru Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat.