Tabel 4.13. Lanjutan
Meminum obat 3x seminggu pada tahap lanjutan 1. Tidak
2. Ya 21
56,8 16
43,2
Jumlah 37
100
Mematuhi jadwal pemeriksaan ulang dahak dan pengambilan obat yang ditetapkan
1. Tidak 2. Ya
18 48,6
19 51,4
Jumlah 37
100
Berdasarkan pengkategorian jawaban, sebanyak 22 responden 59,5 termasuk dalam kategori patuh dan sebanyak 15 responden 40,5 termasuk dalam
kategori tidak patuh Tabel 4.14. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang tidak patuh berobat dikarenakan keluhan yang dirasakan sudah
hilang setelah melewati pengobatan tahap awal, lupa minum obat karena mereka sibuk bekerja yang kebanyakan sebagai kuli bangunan serta responden merasa bosan
karena terlalu lama harus minum obat.
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kepatuhan Berobat Kategori Kepatuhan Berobat
F
Tidak patuh Patuh
15 40,5
22 59,5
Jumlah 37
100
4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat
Berdasarkan analisis univariat, diketahui bahwa variabel ketersediaan OAT memilki satu jawaban yaitu seluruh responden 100 menyatakan ketersediaan
OAT di Puskesmas dalam keadaan baik. Oleh karena itu variabel ketersediaan OAT tidak dilakukan uji selanjutnya. Untuk menjelaskan hubungan pengetahuan penderita
TB paru, faktor pelayanan kesehatan dan pengawas menelan obat dengan tingkat 47
Universitas Sumatera Utara
kepatuhan berobat digunakan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut:
1. Variabel pengetahu an ρ=0,000 menunjukkan hubungan secara signifikan
dengan tingkat kepatuhan berobat karena nilai ρ0,05. Variabel sikap petugas kesehatan ρ=0,001 dan PMO ρ=0,001 juga menunjukkan hubungan
signifikan dengan kepatuhan berobat. 2. Variabel penyuluhan kesehatan tidak memiliki hubungan secara signifikan
dengan tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru ρ0,05. 3. Berdasarkan acuan Colton Hastono, 2001 mengenai tingkat kekuatankeeratan
hubungan, dapat ditarik kesimpulan dari hasil korelasi Pearson sebagai berikut: a. Hubungan variabel pengetahuan responden dengan tingkat kepatuhan berobat
menunjukkan hubungan yang kuat r=0,594 dan berpola positif, artinya semakin tinggi pengetahuan responden maka akan terjadi peningkatan
kepatuhan berobat penderita TB Paru. b. Hubungan variabel sikap petugas kesehatan dengan tingkat kepatuhan berobat
penderita TB Paru menunjukkan hubungan yang kuat r=0,521 dan berpola positif, artinya semakin baik sikap petugas kesehatan maka akan terjadi
peningkatan kepatuhan berobat penderita TB Paru. c. Hubungan variabel PMO dengan tingkat kepatuhan berobat penderita TB
Paru menunjukkan hubungan yang kuat r=0,539 dan berpola positif, artinya semakin baik peran PMO maka akan terjadi peningkatan kepatuhan berobat
penderita TB Paru. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15. 48
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson Variabel
Correlation Coefficient r Sig
ρ
Pengetahuan Penyuluhan Kesehatan
Sikap Petugas Kesehatan PMO
0,594 0,000
-0,056 0,741
0,521 0,001
0,539 0,001
4.4. Hasil Uji Statistik Multivariat